Sepasang mata Rubin menatap lurus wajah Felisa tapi Felisa tidak menoleh atau balas menatap Rubin ia lebih memilih melihat ke arah lain ketimbang pria kasar itu. Dagu Felisa sedikit mendongak, menyuruhnya menatap wajah Rubin ketika tangan pria itu mengangkat dengan jari telunjuknya. Senyum devil terulas di bibir Rubin, entah sampai kapan senyumnya itu akan berubah menjadi sebuah senyum tulus. "Ada apa? Apa kau marah?" tanya Felisa. "Aku pikir kau akan tinggal diam melihatku meminum racun itu." sahut Rubin. Felisa mendelik, jadi Rubin sudah tau dan membiarkan dirinya melakukan hal itu? Tapi jika tau kenapa Rubin terlihat begitu alami ingin meneguk minuman tadi?. "Kamu lulus tes, jabatanmu dari seorang peliharaan aku naikkan menjadi teman tidurku, aku yakin kau sangat menyukainya kan?"