Felisa menepis tangan Rubin dengan kasar hingga terlepas dari pergelangan tangannya. "Apa yang kau inginkan!" ujar Felisa tegas. Rubin tersenyum miring sambil maju selangkah di depan Felisa memegang dagu perempuan itu dan menatapnya begitu dekat, sebisa mungkin Felisa membalas tatapan Rubin seakan dia benar-benar berani namun padahal jantungnya bergejolak takut melihat tatapan Rubin yang begitu tajam. Aroma mintz yang bercampur dengan rokok tercium di tiap hembusan nafas Rubin, Felisa memalingkan wajah lalu mendorong Rubin sampai pria itu memberi jarak. "Aku hanya ingin mengambil petku kembali apa itu salah?" ucap Rubin. "Pet? Aku bukan hewan yang bisa kau pelihara apalagi b***k yang bisa kamu permainkan." Pria itu malah terkekeh geli, "Jadi sudah mulai melawanku?" katanya. "Apa yan