Meski perempuan tersebut tidak memanggil nama Arslan sama sekali, pria itu tetap meninggalkan jendela. Menghampiri Alisha yang sudah lunglai di kursinya. Arslan mulai tidak nyaman bernapas. Sesak dalam dadanya perlahan berkumpul. “Arslan? Kamu ... ngapain balik ... ke sini?” Alisha berujar pelan, disusul batuknya yang beruntun. “Tujuan aku ke sini itu kamu, kalau bukan kamu, aku udah pergi dari sini, tanpa perlu bantuin dia tadi.” Arslan menjawab tegas. Ia kelimpungan karena sulit melepas ikatan Alisha. Ini jauh lebih erat dari perempuan tadi. “Lagian, kenapa dia bisa tahu nama aku? Aku terkecoh tadi, kirain dia itu kamu. Suara kalian mirip.” “Arslan ... permintaan keenam.” Arslan mendengarkan tanpa mengurangi kesigapannya melepas tali. “Pergi dari sini, selamatkan adik aku.” “Ya m
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari