Pertemuanku dengan perempuan asing itu, yang ia bilang namanya adalah Chloe, membuatku mendapatkan sekutu terbaik. Meskipun perkataan dan sikapnya agak kasar terhadapku, tapi dia sangat berguna untukku. Dia tahu soal semua tempat di tiap desa dan aku sama sekali tidak memiliki pengetahuan ini, itulah kenapa dia sangat berguna.
“Jadi, apakah kau tahu berada di mana semua orang di desa ini berada?”
“Dengar ya! Aku sebenarnya tidak suka, berinteraksi dengan orang asing sepertimu, tapi karena kita berada di situasi yang sama, apa boleh buat!” bentak Chloe padaku dengan kesal. “Aku merasa semua orang di desa sedang dibawa ke sebuah tempat yang bernama El Garaggo, jika kau tidak tahu, jangan banyak bertanya! Sekarang kembalilah ke kudamu, kita akan pergi ke sana bersama-sama! Dan ngomong-ngomong, siapa namamu?”
“A-Aku Jonas! Aku datang kemari untuk menyelamatkan Erik, sahabatku!”
“Oke, Jonas! Sekarang kau hanya perlu mengikuti perintahku.”
Setelah itu, kami berdua menaiki kudaku, dan menuju ke tempat yang bernama El Garaggo. Jujur, aku sama sekali tidak tahu tempat itu, bahkan aku baru mendengar namanya. Sepertinya aku memang sangat tidak cocok untuk menjadi seorang pangeran di wilayah ini, karena seharusnya seorang pangeran hafal pada semua wilayah kekuasaannya, sedangkan diriku sangat payah.
Di tengah perjalanan, Chloe cukup kalem, dia sama sekali tidak banyak bicara, dan yah, kalau kalian ingin tahu, dialah yang mengendalikan kuda saat ini, dia duduk di depanku dan aku duduk di belakangnya, ini Cuma perasaanku tapi sepertinya dia sangat lihai dalam mengenderai kuda, itu bukan hal yang mengejutkan sih, karena rata-rata penduduk desa, mau dia laki-laki atau perempuan, semuanya pandai dalam berkuda dan hal-hal umum lainnya. Berbeda dengan keluarga bangsawan yang sangat membatasi perempuan dalam melakukan hal-hal seperti ini, hanya anak laki-laki saja yang boleh mengendarai kuda.
Menurutku, peraturan kerajaan cukup tidak adil untuk para bangsawan perempuan, karena hey lihat sekarang, perempuan juga bisa melakukan hal seperti ini, Chloe adalah buktinya. Oke, abaikan itu sejenak, sekarang aku cukup heran, kenapa kami jadi memasuki ke dalam hutan, dan keluar dari jalur pedesaan.
“Chloe, kenapa kita masuk ke dalam hutan?”
“Sudah kubilang! Jangan banyak bertanya!” ucap Chloe dengan sekali lagi keras padaku.
“Apakah letak El Garaggo berada di dalam hutan?”
“Sialan! Kau ini menjengkelkan sekali ya!? Dengar! El Garaggo terletak di desa yang cukup jauh! Dan untuk menuju ke sana, kita harus melewati banyak tempat, dan hutan adalah salah satunya!”
“Oke! Oke! Aku paham! Tapi apakah menurutmu kita membutuhkan pencahayaan? Aku lupa tidak membawa obor, hutannya terlalu gelap.”
“Jonas! Bisakah kau jangan banyak bertanya!? Aku sedang fokus di sini, bodoh!”
Aku hanya menghela napas mendengar itu, aku tidak mengerti mengapa perempuan itu sekasar ini, apakah semua perempuan memang seperti ini? Kurasa tidak, ibuku saja tidak begini, dia sangat baik dan lembut. Entahlah, mungkin itu karena setiap orang berbeda-beda aku tidak terlalu mengerti soal itu.
Berbicara soal perempuan, aku jadi teringat pada Manish, kelinci peliharaanku, dia adalah perempuan paling cantik. Meskipun dia adalah hewan, aku sangat menyayanginya. Manish sudah kuanggap sebagai anakku sendiri. Selagi aku berurusan di sini, kuharap ada seseorang yang merawat Manish dengan baik seperti aku yang merawatnya setiap hari.
Lupakan soal Manish, aku mulai merasa sangat mengantuk sekarang. Tanpa kusadari, aku tertidur di punggung Chloe dan pikiranku mulai melesat ke alam mimpi. Di mimpi itu, aku sedang duduk di bawah pohon, memandangi pemandangan padang rumput yang membentang luas, anginnya sangat sejuk. Aku suka berada di sini, dan bukan hanya itu, aku juga ditemani oleh Eric, sahabatku yang paling kusayangi. Dia sedang tertidur di sampingku, dan mengejutkannya, ada Chloe juga. Dia sedang duduk di atas pohon, tepat menduduki batangnya yang menjulang ke samping.
Jadi begitu, ya. Kami bertiga berada di sini bersama, rasanya aku mulai terikat pada dua orang ini, meskipun Eric tidak sedang bersamaku di dunia nyata, dan walaupun aku baru mengenal Chloe, aku merasakan ikatan yang sangat kuat di antara kami bertiga. Aku mulai menganggap bahwa mereka adalah sosok-sosok yang bisa kuanggap sebagai keluargaku. Meskipun kami tidak memiliki ikatan darah, tapi ikatan batinnya cukup kuat, nyaris sama seperti keluarga biologis.
“Jonas! Jonas! Hey! Bangunlah!”
Aku mendengar suara Chloe yang berseru-seru dan perlahan-lahan kesadaranku kembali, kupikir kami sudah sampai di tujuan, ternyata belum. Kami masih menunggani kuda yang sedang berlari kencang.
“Ya! Ya! Aku bangun, ada apa, Chloe?”
“Tubuhmu berat! Berhentilah menyenderkan kepalamu di pundakku, itu membuatku kehilangan keseimbangan! Jika kita jatuh, kau adalah penyebabnya! Jadi berhentilah! Tunda rasa kantukmu sementara karena kita masih dalam perjalanan!”
“Oke! Oke! Aku mengerti! Maaf!” Aku jadi merasa bersalah sekaligus jengkel pada omongan Chloe.
Aku tahu apa yang dikatakan oleh Chloe memang benar, tapi itu juga bukan salahku jika aku jadi sangat mengantuk, itu salahnya! Dia memutuskan untuk tidak ingin mengobrol sehingga aku jadi mengantuk. Aku yakin jika kami terus mengobrol selama perjalanan, aku tidak akan sengantuk ini. Sudah jelas itu adalah kesalahannya!
Meskipun aku begitu kesal, aku tidak mengungkapkan semua kekesalanku padanya, karena aku tahu aku tidak punya keberanian yang sebesar itu untuk melawan orang seperti Chloe, bisa-bisa aku dibantai olehnya. Itu cukup konyol mengingat diriku adalah laki-laki, dan Chloe adalah perempuan. Tapi entahlah, aku merasa meskipun aku laki-laki, tapi kekuatanku kalah jauh jika dibandingkan dengan Chloe. Mungkin penyebabnya karena meski Chloe adalah perempuan, kegiatan sehari-harinya cukup berat sehingga dia punya kekuatan yang sangat besar. Berbanding terbalik denganku, meskipun aku adalah laki-laki, kegiatan sehari-hariku sangat santai dan ringan, sehingga kekuatanku jadi sangat lemah, secara fisik maupun mental.
Itu adalah sisi buruk dari terlahir menjadi anak bangsawan.
Berbicara soal status anak bangsawan, aku merasa sedikit beruntung karena bisa terlahir di keluarga bangsawan. Aku tahu tidak semua orang seberuntung diriku dan itu cukup membuatku sedih. Aku juga tidak memilih untuk terlahir di keluarga bangsawan. Entahlah, aku meyakini ini semua adalah takdirku. Mungkin dengan menjadikanku terlahir sebagai bangsawan, aku bisa memutar balikkan sikap kerajaaan agar bisa lebih baik. Menurutku itu cukup masuk akal, karena hampir semua orang yang berpengaruh di kerajaan terlalu terobsesi terhadap kekuasaan dan kekayaan semata, mereka semua, termasuk ayah dan ibuku, tidak punya ambisi untuk mengubah sikap kerajaan, mereka juga tidak punya empati terhadap rakyat jelata.
Itu adalah sisi baik dari terlahir menjadi anak bangsawan. Aku bisa memanfaatkan ini untuk membuat sebuah revolusi dari dalam.
“Hey Jonas!” Tiba-tiba Chloe bersuara saat pikiranku sedang terombang-ambing tak menentu.
“Y-Ya!?” Aku menyahut, merespon panggilan dari Chloe.
“Apakah kau seorang bangsawan!?”
Aku terkejut saat mendengarnya. Kenapa Chloe bisa menyadari itu padahal aku saat ini sedang dalam mode penyamaran, bahkan aku memakai pakaian yang biasa dipakai oleh rakyat biasa, tapi kenapa itu masih belum cukup untuk mengelabui orang seperti Chloe. Itu artinya aku sangat payah dalam menyamar. Sial.
“K-Kenapa kau bisa berpikir aku adalah seorang bangsawan?”
“Dari warna bola matamu,” Aku mengernyitkan alis tidak mengerti. “Warna bola mata seorang bangsawan dan rakyat biasa sangat berbeda. Para bangsawan selalu memiliki warna yang lebih cerah, sedangkan rakyat biasa seperti kami memiliki warna yang lebih gelap. Dan dari warna biru cerahmu, kau jelas adalah seorang bangsawan, apakah aku benar?”
“T-TIDAK! K-Kau salah! Aku bukan bangsawan!”
Chloe sedikit melirik kepadaku dari posisinya. “Lantas, kenapa kau bisa memiliki warna mata yang lebih cerah?”
Sepertinya tidak ada cara lain lagi selain mengaku saja. “MAAF! K-Kau benar, aku adalah seorang bangsawan! Maaf karena telah membohongimu.”
“Wow,” Chloe tampak begitu kagum. “Jadi tebakanku benar!?”
“Ya, itu benar.”
“INI GILA! Jadi selama ini aku sedang bersama seorang bangsawan! Kupikir kau ini anak perselingkuhan wanita desa dengan para bangsawan sehingga membuatmu memiliki warna mata yang cerah, ternyata itu salah! Ternyata kau bangsawan murni!”
Sekarang aku tidak mengerti mengapa Chloe jadi tampak begitu bersemangat hanya karena aku adalah seorang bangsawan, tapi mungkin itu wajar karena tidak semua bangsawan berinteraksi langsung dengan rakyat biasa sehingga bagi rakyat biasa bisa bertemu secara langsung dengan seorang bangsawan adalah momen yang sangat langka. Itu hanya asumsiku, tapi sepertinya itu benar.
Namun, tiba-tiba kudanya dihentikan sepihak oleh Chloe sehingga kami jadi berhenti di tengah hutan yang gelap dan seram. Aku kaget dan langsung bertanya, “Kenapa kau menghentikkan kudanya!? Apakah kita sudah sampai di El Garaggo!?”
“Tidak, kita belum sampai, El Garaggo masih jauh, sangat jauh.” Jawab Chloe dengan nada yang terdengar dingin.
Aku jadi semakin heran dengan itu. “Lalu kenapa kita berhenti, Chloe?”
“Aku ingin kau turun, Jonas.”
Hening seketika sampai akhirnya aku kembali bersuara. “Hah? Turun? Apa maksudmu, Chloe!? Kenapa kau memintaku untuk turun?”
“KUBILANG TURUN, KAU HARUS TURUN! BODOH!”
Mendadak nada suara Chloe jadi sangat keras dan kencang, itu sangat membuatku kaget, tapi itu tidak membuatku mematuhi perintahnya. “Kenapa!? Apa yang terjadi? Kenapa kau memaksaku untuk turun!?”
“KARENA KAU ITU BANGSAWAN! AKU BENCI BANGSAWAN!”
Aku melotot kaget, kupikir reaksi awal yang dia tunjukkan itu karena dia sangat mengagumi dan mengidolakan para bangsawan, tapi ternyata dugaanku salah, justru sebaliknya, dia sangat membenci para bangsawan. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi aku tidak begitu terkejut jika kalangan rakyat biasa membenci kalangan bangsawan. Menurutku itu wajar karena selain faktor para bangsawan yang sulit untuk disentuh, juga karena para bangsawan tidak peduli pada nasib para rakyat biasa dan sering membuat kebijakan-kebijakan yang kejam terhadap rakyat.
Namun, aku sama sekali tidak niat untuk memikirkan hal itu sekarang karena aku hanya ingin menyelamatkan sahabatku, Eric, dan aku tidak punya waktu untuk mengurusi sentimen rakyat kepada para bangsawan.
“Tidak. Kau yang turun. Ini kudaku.” Ucapku dengan memberanikan diri untuk melawannya.
Lambat laun, Chloe kembali menggerakkan kudaku dan akhirnya kami kembali melesat ke tujuan. Aku benar-benar kaget mengingat amarah Chloe yang cukup kuat dan besar terhadapku yang hanya karena aku adalah seorang bangsawan.
“Maaf, karena telah membentakmu. Aku hanya marah pada kalian, kalangan bangsawan. Tapi sudahlah, aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar.”
Aku hanya terdiam mendengar omongan Chloe karena aku mengerti perasaannya.
“Tapi terima kasih, karena telah jujur padaku.” Lanjut Chloe padaku, menghargai keberanianku untuk jujur soal identitasku yang sebenarnya.
Aku hanya tersenyum kikuk.
“Ngomong-ngomong, aku terkesan pada balasanmu yang juga memintaku untuk turun, karena kuda ini adalah milikmu. Jujur itu sangat keren.”
“Hey Chloe, kau tidak perlu bersikap begitu padaku. Aku tahu kau marah dan kesal pada kalangan bangsawan, dan aku paham pada perasaanku, tapi kembali bersikap ramah padaku hanya untuk mencairkan suasana, itu hanya akan menyakiti hatimu,” jawabku dengan bimbang. “Aku minta maaf atas segala kebiadaban kalanganku, aku paham dan setuju padamu, karena para bangsawan memang b******k, mereka sering membuat kalanganmu sulit dan itu membuatku sangat marah. Tapi aku belum bisa melakukan apapun untuk mengubahnya. Seperti yang kau tahu, aku masih belum cukup umur untuk menjadi bagian dari orang-orang berpengaruh, dan jika usiaku sudah cukup, aku akan mengubah kerajaan ini menjadi lebih baik.”
Jujur, itu adalah pertama kalinya aku berkata dengan sangat panjang, itu cukup memalukan karena pemilihan kataku payah, tapi aku harap itu bisa membuat Chloe juga memahami bagaimana posisiku sekarang. Aku harap dengan mendengar apa yang kukatakan bisa membuat Chloe jadi sedikitnya mengerti padaku. Aku tidak ingin memberi kesan bahwa para bangsawan itu baik dan tanpa cela, sebaliknya aku ingin Chloe melihat kenyataan bahwa memang kami itu sangat biadab, tapi aku tidak sama seperti mereka. Aku punya ambisi untuk mengubah kerajaan dan aku harap Chloe bisa mendukungku.
“Wow,” Chloe tampaknya mulai memahamiku. “Baiklah, aku sekarang tidak akan lagi bersikap buruk padamu hanya karena kau adalah seorang bangsawan, Jonas. Kau adalah satu-satunya bangsawan yang kufavoritkan mulai sekarang. Aku harap niatmu yang ingin mengubah sikap kerajaan bisa terwujud, karena itu sangat berarti bagi kami.”
“Terima kasih atas dukungannya, Chloe!” Aku tersenyum lebar dan menganggukkan kepalaku.
Akhirnya kuda yang kami tunggangi berhasil keluar dari area hutan dan mulai disambut dengan bentangan sawah yang sangat luas. Aku bisa melihat ada sebuah pemukiman tidak jauh dari posisi kami, mungkinkah itu adalah El Garaggo?
“Apakah itu El Garaggo?” tanyaku pada Chloe dengan semangat.
“Bukan,” jawab Chloe dengan cepat. “Seperti yang sudah kubilang, El Garaggo masih jauh, sangat jauh, dan pemukiman yang ada di depan kita bukanlah El Garaggo. Itu adalah wilayah tempat tinggal para bandit, kita harus berhati-hati saat melewatinya.”
“B-BANDIT!?” Aku sangat kaget. “B-Bukankah itu gawat!?”
“Jangan khawatir, aku kenal mereka semua, selama kau menutupi matamu sejenak, kita akan selamat.”
“B-Baiklah, aku tidak akan membuka mataku untuk sementara.”
Menuruti perintahnya, aku memejamkan kelopak mataku rapat-rapat agar para bandit tidak mengenaliku sebagai seorang bangsawan. Saat kudaku melewati pemukiman itu, banyak sekali kudengar orang-orang yang menyapa Chloe dengan riang gembira. Ternyata benar, semua orang di sana mengenal Chloe.
Sepuluh menit aku memejamkan mata, Chloe langsung bersuara. “Sekarang kau boleh membuka matamu, Jonas.”
Aku segera membuka mataku dan aku bisa melihat pemandangan sawah, dan saat kulihat ke belakang, pemukiman para bandit sudah berhasil kami lewati. Aku sangat lega.
“Syukurlah kita selamat. Aku sempat berpikir aku akan terbunuh di sana.”
“Mungkin itu bisa terjadi jika aku menurunkanmu paksa di sana.”
“Chloe! Jangan bercanda begitu!”
Chloe tertawa terbahak-bahak sedangkan aku mengembungkan pipiku, kesal.