Jello tengah berbaring di atas ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, wajah Jello terlihat sedih karena mengingat bagaimana kenangannya dengan Rahela. Salah satu alasan Jello tidak pernah memiliki kekasih atau menjalin kasih dengan orang lain, itu semua karena Jello menaruh hati pada Rahela sejak dulu, Rahela yang selalu ingin memukulinya dan bersikap seperti seorang pria, membuat Jello merindukan sosok itu.
Jello dan Rahela berpisah karena Rahela harus pindah sekolah.
Cinta pertama Jello adalah Rahela, gadis apa adanya dan selalu berusaha memukulinya jika terjadi sesuatu kepadanya. Rahela tidak pernah bersikap bak wanita, yang selalu ia lakukan hanya mengganggu Jello saja di sekolah.
Jello mengacak rambutnya frustasi, meskipun mereka terpisahkan, namun Jello dan Rahela masih sering bertukar pesan, Jello yang mencari nomor telepon Rahela dan menyuruh banyak orang untuk mencarinya di Italia, itu lah kegabutan Jello karena merindukan Rahela.
Jello sering sekali melamar Rahela dan mengatakan ingin menikahi gadis itu namun Rahela mengatakan tidak, karena masa depan mereka masih panjang, tidak ada pacar-pacaran ketika mereka masih kecil dulu, dan tidak ada hubungan yang harus mereka pertahankan, karena Rahela tidak suka kepada Jello, anggap saja cinta mereka bertepuk sebelah tangan.
Jello membayar mahal karena informan mendapatkan nomor telepon Rahela, awalnya Jello tidak mau menelponnya karena takut Rahela marah kepadanya, tapi karena rindu yang menyiksa batinnya, akhirnya Jello menelpon Rahela dan menanyakan kabarnya, awalnya Rahela terkejut karena Jello tahu nomor teleponnya, tapi apa sih yang tidak bisa di lakukan anak orang kaya? Semua hal yang mustahil pun bisa dilakukan.
Jello terus membayangkan masa kecilnya yang ia habiskan dengan Rahela, gadis bak pria itu membuatnya rindu setengah mati seperti ini, Jello sering sekali mencari alamat sosial media Rahela dan akhirnya menemukannya.
Hal yang menyakitkan bagi Jello adalah ketika Rahela sudah memiliki kekasih, bahkan sudah bertunangan dengan seorang pria, Jello seperti seorang penguntit yang selalu mencari kabar dan mengintip alamat sosial media Rahela.
Jello sempat putus asa, namun tetap saja perasaannya tidak bisa hilang.
Sesaat kemudian, suara ketukan pintu terdengar, Jello tidak perduli dengan seseorang yang masuk ke kamarnya.
"Tuan Muda," ucap Raniya membuat Jello berdeham.
"Apa? Kenapa masuk ke kamarku? Kamu sudah tidak punya sopan santun?"
"Maaf, Tuan Muda, tapi Tuan dan Nyonya menyuruh saya membawa selimut baru ini," kata Raniya menaruh selimut itu di tepi ranjang karena takut memajui tuannya.
"Taruh saja dan keluar dari sini, wangi badanmu itu bau dapur, jadi tidak cocok masuk ke kamar seorang pangeran seperti ini," hina Jello membuat wajah Raniya sedih sekali, namun begitu lah biasanya harga dirinya dipandang tidak baik oleh seorang majikan. Bahkan semenjak ia menjadi seorang TKW, Raniya tidak pernah mendapatkan perlakuan istimewa bahkan semuanya tetap menganggapnya sampah.
Sesaat kemudian, maid lainnya melangkah masuk ke kamar Jello dan membungkukkan badannya.
"Tuan Muda, Anda dipanggil Tuan dan Madam kebawah."
"Siapa lagi kamu?" tanya Jello bangun dari pembaringannya.
Raniya sudah tidak ada dihadapannya dan sudah pergi, giliran maid yang lainnya yang mendapatkan perintah.
"Mana orang yang tadi?" tanya Jello.
"Ya?"
"Orang yang tadi yang membawa selimut ini. Siapa namanya?"
"Oh Raniya, Tuan Muda, namanya Raniya, dia maid baru di sini," jawab maid itu. "Saya membawa pesan dari Madam dan Tuan kalau Anda di suruh kebawah. Ada tamu."
"Siapa tamunya?" tanya Jello.
"Nyonya besar dan Tuan besar," jawab maid itu.
Jello tersenyum dan membuang napas halus, kakek dan neneknya datang. Meskipun mereka berada ditanah yang sama dan hanya di pisahkan oleh gedung dengan atap yang sama. Namun, Jello tetap senang kalau nenek dan kakeknya datang ke rumahnya.
Jello langsung keluar dari kamarnya dan menuju lift.
Tidak butuh waktu lama, ia akhirnya tiba dan langsung setengah berlari menghampiri ruang keluarga.
"Grandma? Grandpa?" Jello langsung duduk disamping neneknya.
"Apa kabar, Tuan Muda?" tanya Catherine.
"Tentu saja aku baik, Grandma. Dan, aku terlihat tampan, 'kan? Tapi, tunggu, Mommy dan Daddy juga kelihatan masih muda."
Semuanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Jello, kamu kan tiap hari bertemu dengan nenek dan kakekmu, mereka tinggal di gedung belakang, tapi bersikap seperti baru bertemu hari ini," kekeh Evalinda melihat tingkah putranya.
"Benarkah? Oh sehari saja tidak melihat Grandma dan Grandpa membuat hatiku sedih, Mommy," jawab Jello. "Eh Daddy sudah pulang? Daddy kapan pulang?"
"Daddy baru satu jam tiba," jawab Ben.
"Daddy juga terlihat sangat tampan dan mempesona."
"Benarkah?" Ben tertawa dan menatap wajah istrinya.
"Ayahmu memang sejak dulu tampan, bahkan ketampanannya jatuh juga kepadamu," kata Evalinda membuat semuanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
Jello memang telah menjadi penerang keluarga ini, meskipun adiknya sedang mencari jati dirinya di negara lain, namun Jello tetap ada di sini menemani mereka, dulu ketika Jenny mengatakan kepada ayah dan ibunya ingin melanjutkan kuliah di Amerika, Ben dan Evalinda sedih, namun keinginan anak mereka itu yang utama bagi mereka, karena mereka seperti saat ini karena mencari kebahagiaan anak-anak mereka.
Dengan wajah sedih dan setengah ikhlas, akhirnya Ben dan Evalinda melepas Jenny pergi dan mencari jati dirinya sendiri, tanpa bantuan mereka lagi. Tidak ada yang tahu Jenny adalah anak orang kaya, karena ia menjalani hidupnya dengan sederhana.
"Jello, Daddy mau mengatakan sesuatu kepadamu," kata Ben.
Jello menganggukkan kepala dan berkata, "Daddy katakan saja apa yang mau Daddy katakan."
"Raniya!" panggil Evalinda.
Raniya datang dan menghadap, Jello benci sekali melihat Raniya, ia tak sudi melihat gadis itu.
"Kenapa Mommy memanggilnya? Dia kan maid," geleng Jello.
"Sayang, maid juga manusia loh," kata Evalinda. "Kamu tidak tahu bagaimana Mommy dulu. Jadi, kamu tidak boleh mengatakan hal itu. Karena Mommy pernah bekerja sebagai maid juga."
"Zaman sudah berubah, Mom," kata Jello.
"Dengarkan ayahmu dulu, Nak," kata Catherine.
Jello menganggukkan kepala.
"Jello, apakah benar Raniya adalah temanmu ke pesta kedutaan?" tanya Ben.
"Iya. Mommy yang mengaturnya," kata Jello.
"Apa yang terjadi di pesta kedutaan itu?" tanya Ben.
"Tidak ada yang terjadi," geleng Jello. "Memangnya kenapa?"
"Kamu harus menikahi Raniya," kata Jello. "Gadis yang kamu bawa ke pesta kedutaan karena kedutaan sendiri yang meminta kepada Daddy bahkan mengatakan kepada Daddy bahwa dia mengharapkan kamu menikah dengan wanita itu."
"APA? Aku masih menyadari apa yang terjadi di pesta itu," geleng Jello.
"Kamu mencium dan memeluk Raniya. Kamu lupa?"
"Kalian tahu darimana? Aku melakukan itu dalam keadaan mabuk," geleng Jello. "Aku tidak mau menikah dengannya, Mommy tahu kan kalau aku mencintai Rahela, aku akan menunggu Rahela saja. Aku tidak mau menikah dengan siapa pun sebelum Rahela kembali."
"KAMU HARUS MENIKAH. INI PERINTAH." Ben membentak putranya membuat Jello menoleh dan menatap tajam ke arah Raniya yang juga terkejut mendengar bahwa akan ada pernikahan antara dirinya dan Jello.
Jello memang melakukan sesuatu yang tidak baik didepan semua orang, bahkan videonya sudah tersebar, Jello melakukan pelecehan seksual kepada Raniya, namun itu dalam keadaan mabuk, Jello pun lupa-lupa ingat kejadiannya. Namun, semua orang mengira Jello melakukan pelecehan pada seorang wanita dan untuk menutupi semua itu, Jello harus menikah dengan Raniya, agar berita pelecehan itu salah, karena Jello melakukannya kepada calon istrinya.
"Apa kata teman-temanku tentang aku yang akan menikah dengan seorang maid? Aku tidak mau." Jello menggelengkan kepala.
"Bagaimana kalau ini perintah Grandpa?" tanya Lucas membuat Jello menoleh dan menatap kakeknya. "Ini semua demi menjaga nama baikmu dan itu sudah seharusnya, daripada kamu menjadi tersangka pelecehan? Kamu bisa melihat betapa tidak baiknya dan betapa senonohnya kamu memperlakukan Raniya seperti itu, tapi jika semua orang tahu dia adalah istrimu dan kamu akan menikahinya. Sudah pasti semua itu tidak akan menjadi berita buruk."
"Dan, terkadang kita memang harus melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan demi menjaga nama baik."
Jello menatap tajam ke arah Raniya, sepertinya Raniya telah menang lotre, dan ini menjengkelkan. Jello tidak terima ini dan Jello akan mencari perhitungan dengan Raniya.