Setuju

1063 Kata
Jello akhirnya menyetujui permintaan keluarganya untuk menikahi Raniya, ini semua tidak sesuai ekspetasinya. Karena yang ia lakukan kala itu karena ingin melindungi Raniya, ia malah terjebak oleh kelakukannya sendiri. Jello bukan pemain wanita yang selalu melakukan banyak cara agar bisa berdekatan dengan seorang wanita. Cintanya hanya untuk Rahela dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun. Jello terpaksa melakukan ini karena kakeknya sendiri yang mengatakan hanya satu tahun, setelah semua pemberitaan selesai dan sudah satu tahun, Jello bisa bercerai dengan Raniya, tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menyelesaikan semua yang sudah di rencanakan oleh keluarganya. "Mommy bangga sama kamu, Nak." Evalinda tersenyum dan mengelus punggung putranya. "Kamu benar-benar mendengarkan kami dan kamu sudah menyelamatakan nama keluarga ini. Tapi, Mommy minta kepadamu, untuk menyayangi Raniya meskipun ini pernikahan yang tak kamu inginkan. Hargai dia. Dan, beberapa acara akan kamu hadiri bersama Raniya." Jello menganggukkan kepala. "Acara pernikahanmu akan ramai dan dihadiri banyak orang. Ini lah yang kami inginkan dari kamu, seorang pria tidak boleh lemah dan harus berani mengambil keputusan." Lucas menatap wajah cucu kebanggaannya itu. Jello kembali mengangguk. "Tapi aku boleh meminta satu hal?" "Apa itu, Nak? Katakan saja pada kami," kata Ben menepuk paha putranya yang duduk disebelahnya. "Daddy bangga kepadamu." "Kalian semua tahu kan kalau aku mencintai Rahela. Bukan rahasia lagi ketika tahu perasaanku. Jadi, aku ingin menikahi Rahela suatu saat nanti, restui hubungan kami nanti." Semuanya saling bertukar pandangan. Ya mereka semua tahu bagaimana perasaan Jello terhadap Rahela, teman sekolahnya dulu yang selalu bersikap kasar kepadanya, namun Jello menyukai Rahela karena Rahela bukan wanita yang menjaga imeks, dia wanita apa adanya, meskipun memperlakukannya kasar sekali dulu. Selalu mengangkat tangan untuk memukulnya. Dan, sekarang Rahela menjadi wanita yang feminim, cantik dan berwawasan tinggi. "Ya sudah. Terserah kamu saja. Yang penting selesaikan dulu apa yang sudah kamu lakukan," kata Ben membuat Jello mengangguk. "Setelah itu terserah kamu saja." Raniya hanya berdiri dan berdiam diri, ia tidak mengatakan apa pun. semua ini adalah nasibnya dan takdir yang harus ia jalani tidak ada kata menyesal setelah melakukan ini, banyak kompensasi yang akan ia terima setelah ia meninggalkan mansion ini. Ia akan kembali ke negaranya hanya itu yang ia inginkan ia tidak membutuhkan uang yang terpenting adalah ia masih menerima gaji setiap bulan. Jello menatap wajah Raniya yang terlihat baik-baik saja, bagi Jello semua wanita terkecuali Rahela, semuanya sama saja apalagi orang seperti Raniya pasti hanya membutuhkan uang, akan melakukan apa pun demi uang. Jello membenci Raniya, membenci wanita itu karena semua yang terjadi adalah ulah wanita itu. Siapa dia beraninya masuk dalam hidupnya dan menghancurkan semua harapannya. Jello tidak pernah berpikir akan menikah dengan wanita yang tidak ia kenal. Bahkan tahu namanya saja tidak. Ibunya yang sering menyebut namanya Raniya dan Raniya, tapi Jello tak pernah mengenal gadis itu. "Kamu paham kan apa yang kami maksud?" tanya Lucas pada Raniya yang kini berdiri dihadapan mereka semua seperti seorang tersangka. "Paham, Tuan Besar, saya akan melakukan apa pun asalkan saya kembali ke negara saya dan hidup saya tidak melarat di negara saya," jawab Raniya dengan wajah menunduk. "Dasar penjilat!" gumam Jello. "Dasar murahan!" "Sayang, kamu tidak boleh mengatakan itu," bisik Evalinda mendengar apa yang putranya itu katakan. Jello lalu membungkam mulutnya dan tidak lagi mengatakan sesuatu yang menghina Raniya, wanita yang datang sebagai maid dan menjadi bagian dari keluarganya. Tak Sudi sekali Jello membawa Raniya masuk ke dalam keluarganya. Sebenarnya, Evalinda merasa kasihan kepada putranya, putranya itu berhak memilih wanita yang ia cintai tanpa harus memikirkan hal lain, tapi sekarang ia harus terjebak dalam masalah yang ia timbulkan sendiri. Terlalu banyak musuh diluar sana, musuh yang menginginkan kehancuran keluarga Maxivel. Evalinda tak tahu kenapa nasib putranya itu sama persis dengan nasib ayahnya, harus menikahi seorang maid dan hidup bersama di satu atap. Dulu, Evalinda juga adalah seorang maid di keluarga Maxivel, Evalinda bekerja dengan giat persis seperti Raniya tapi bedanya Ben yang mengejar Evalinda dulu. Bukan Evalinda yang masuk dengan sengaja dalam hidup Ben. Dan, pernikahan mereka langgeng sampai sekarang. Entah mengapa nasib Raniya persis seperti nasibnya dulu. Ibarat kata, buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya dan itulah yang Jello alami. Kenapa Jello harus bertanggung jawab atas pemberitaan? Karena semua sudah tidak bisa di tolerir lagi, semua media malah menyangkutkan pautkan semua hal yang terjadi dimasa lalu. Hidup Raniya persis sama dengan hidup Evalinda dulu, memiliki keluarga yang tidak beres, memilih ayah yang melakukan apa saja demi judi, bahkan membunuh orang yang mengalahkannya judi. Mencuri, berjudi dan membunuh orang bukan kejahatan yang hukumannya ringan, karena sudah berkali-kali melakukannya dan sudah puluhan orang yang ia bunuh, akhirnya Evalinda harus menelan pahit hidupnya dan mengikhlaskan ayahnya di hukum mati, bahkan keluarga Maxivel saja tidak bisa membantu Sementara adik Evalinda melanjutkan hidupnya di Singapura, dengan semua hidup yang berkecukupan karena Ben yang membiayai hidup adik iparnya itu. Berada di titik ini adalah sesuatu yang tidak mudah bagi Evalinda. Menjadi Nyonya besar dan menjadi istri yang dikenal semua orang. Ketika melihat Raniya dan kesabaran gadis itu, membuat Evalinda menyukai sosoknya, bukan karena ingin menikahkan putranya tapi posisi Raniya persis sama dengan posisinya dulu, yang awalnya hanya ingin bekerja dengan baik dan menghasilkan uang, harus menjual harga dirinya demi keinginan keluarga tempatnya bekerja. Raniya mengingatkannya tentang dahulu dia seperti apa. Hampir sama dengan apa yang ia alami dulu. Dan, ketika Evalinda merasa bahwa sudah terjebak oleh kehidupan Ben dan Ben menghancurkan masa depannya, ternyata adalah pria yang mencintainya segenap jiwanya. Ben memberikan semua yang ia miliki untuknya. hingga cinta mereka menghadirkan Jello dan Jenny dalam hidup mereka. "Sayang, ada apa?" tanya Ben mengelus punggung istrinya kerena sejak tadi Evalinda diam saja. "Hem?" "Ada apa, Sayang? Kamu punya pendapat lain?" tanya Ben. Evalinda menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak apa-apa, Sayang. Dan, aku tidak berpendapat apa-apa." "Kamu tidak enak badan? Ayo, aku temani ke dokter," kata Ben. "Sayang, aku tidak apa-apa." Evalinda menggeleng. "Ya sudah. Kamu istirahat di kamar dulu." "Aku di sini saja," jawabnya. "Mommy kenapa? Mommy kalau sakit bilang, agar saya bisa antar Mommy ke rumah sakit," kata Jello menoleh menatap wajah ibunya. "Sayang, Mommy tidak apa-apa. Mommy sehat." "Ibumu ini pasti merindukan adikmu," sambung Catherine. "Nanti saya yang telepon Jenny untuk menyuruhnya pulang, terlalu lama dia pergi," kata Jello. "Jangan mengganggu adikmu, biarkan saja. Terserah dia mau memilih apa." Raniya melihat keluarga itu saling menyayangi, Jello beruntung mendapatkan orang tua dan nenek kakek yang sayang kepadanya. Tidak seperti Raniya yang sejak dulu hidupnya dimelaratkan oleh ayah tirinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN