Sinar matahari pagi berusaha menyelinap ke celah-celah gorden kamar Syila. Cahaya itu membuat Syila terusik dari tidurnya. ia mengeluh pelan,memerjap nerjapkan matanya. Matanya perlahan lahan dibuka memperlihatkan bola mata biru jernih itu,bibir tipis pink mengulas senyum tulus menatap atap kamar nya.
"Bismillahirrahmanirrahim"ucap pelannya.
Ia melangkah kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Ia mengenakan dress putih selutut dengan polesan make up yang sedikit agar wajahnya tak terlihat pucat.
Ia melangkah keluar kamar,hingga pandangan matanya menatap pintu kamar Daniel yang disebelahnya.Batinnya bertanya tanya, apa ia sudah bangun atau ia masih tidur.hm aaa sudah lahhh.
Ia melanjutkan langkah kakinya menuruni tangga.
Pagi ini Syila berniat untuk memasak makanan untuk suaminya.ya bukannya itu tugas istri,mau gak mau ia harus menerima Daniel sebagai suaminya.
Ia membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk membuat sarapan pagi. Ia mengiris iris bawang,cabai dan lainnya.
Hingga suara seseorang menghentikan pekerjaannya.
"Aduh nyonya lagi ngapain"mendengar suara seseorang membuat Syila menoleh menatap wanita paruh baya itu.
Syila cengengesan."hehe... ini saya lagi masak bi,"ucap nya
"Jangan atuh nanti bibi sama yang lainnya dimarahi sama tuan atuh."ujar bibi itu seraya mengambil pisau yang ditangan Syila.
"Gapapa Bi. Bibi, tolong jangan manggil nyonya panggil saya Syila saja,anggap saya sebagai putrimu yaa"ucap lembut Syila.
"Tap---"
"Gak ada tapi tapi-an."sela cepat Syila seraya merebut pisau yang tadi ditangan bibi dan melajutkan aktivitas nya.
"Ya sudah bibi bantuin Syila masak ya"tawar bibi dengan pasrah.
"Sini bi"jawab syila tersenyum tulus.
*****
Seorang laki laki tengah berusaha membangunkan sahabatnya.
"Woi,bangun dong!!"seru Alfan yang kini melempar bantal dengan keras pada Daniel.
Lemparan itu membuat Daniel meringis,ia membuka matanya perlahan dan menatap tajam Alfan yang mengganggu tidurnya.
Alfan yang ditatap tersebut hanya mencengir tak jelas. "Sorry deh,lagian lu dibangunin susah amat dah. Sono mandi terus pulang gih!"usir Alfan dengan nada sinis yang membuat Daniel mengerutkan keningnya.
"Tadi malem Lo mabuk lagi."ucap malas saat melihat ekspresi bingung Daniel.
"Lo gila ya bro baru nikah udah minggat aja,harusnya tadi malem Lo ena ena huh malah mabok"sambungnya Alfan yang kini bangkit melangkah meninggalkan Daniel yang berusaha mengingat ingat.
Hingga ingatan nya melayang pada pernikahan paksaan dan berakhir di bar karena merasa bersalah mengkhianati dia.
Ia bergegas bangun dan mandi untuk bersiap siap pergi ke kantor.
*****
Matahari telah tenggelam. Wanita cantik itu menatap sedih masakan yang tadi ia masak tapi tak ada yang makan. Suaminya tak kunjung pulang ia terus menunggu hingga hari mulai gelap dan makanan pun telah disimpan nya takut nanti suaminya pulang.
Ia berjalan ke sofa dan duduk sembari meminum coffe yang tadi ia buat.
Diminum coffe itu pelan pelan seraya menatap jam dinding berwarna silver itu. Jam menunjukkan pukul 18.30 dihabiskan coffe nya.
Karena rasa bosan menyerang Syila ,membuat Syila beranjak dari sofa melangkah ke kamarnya untuk menonton film Drakor. wew namanya juga masih muda ya fine fine aja dongg nonton Drakor. apa lagi jongkook hadehhh bikin gue pengin nyium tu bibir ahhh kok gue jadi mikir ke sini.
Ia membawa banyak cemilan kedalam kamar untuk menambah kemistri.
Tak terasa hari mulai larut tapi Daniel belum pulang. Ia melangkah mencari Roy.
Roy adalah anak buah Daniel yang ia perintahkan untuk menjaga syila.ia akan melaporkan segala aktivitas Syila.
"Roy"panggilnya ketika melihat Roy yang tak jauh darinya.
Panggilan Syila membuat Roy melangkah mendekati Syila dan menundukkan kepalanya agar menatap mata biru Syila.
"Kenapa Syil?"tanya Roy
"Mas Daniel dimana Roy?"tanya Syila lembut
"Tuan masih ada rapat Syil,"mendengar ucapan Roy membuat raut wajah Syila muram.
Gila aja baru nikah malah ditinggal huh sabarr pikirnya.
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Roy lagi yang melihat perubahan raut wajah Syila.
Syila cengengesan."hehe ga deh,ya udah aku masuk kamar dulu.eh itu makanan yang tadi aku masak tolong minta bibi buat dipanaskan terus kalian makan ya"ucap Syila,belum sempat Roy menolak Syila langsung berlalu dari hadapan Roy. melihat Syila yang pergi tanpa mendengar jawaban Roy membuat Roy mengela napas pelan dan melangkah pergi mencari bi asih.
*******
Seorang pria sedang berkutat fokus pada layar komputer nya.ia tengah mengerjakan proyek terbarunya itu.
Hingga suara pintu terbuka membuat pria itu menoleh menatap orang yang tak punya sopan santun itu.
"Mau sampai kapan Lo menghindar?"tanya seorang pria yang baru saja masuk berjalan santai menghiraukan tatapan tajam milik Daniel.
"Ga tau, Lo tau kan gue gak bisa nerima dia."ucap pelan nya seraya berjalan mendekat sofa yang diduduki Alfan. Yah dia Alfan teman Daniel.
"Tapi ya bro dia juga perempuan,seenggaknya lo hargai dia"saran Alfan
Mendengar saran Alfan membuat Daniel tertawa pelan. Tawa itu membuat Alfan menatap bingung Daniel.
"Gue gak akan pernah bisa nerima dia,sampai kapan pun."ucapnya tegas menatap tajam manik mata Alfan.
"Gila aja lo, karma berlaku bro,lagian apa salahnya sih lo buka hati buat Syila. Lagian yah, dilihat lihat dia cantik tau. Apa lagi tatapan nya aduhh bikin gue melting"ucap Alfan sembari tersenyum senyum gak jelas seperti membayangkan sosok Syila yang cantik itu.
Daniel hanya menatap Alfan geli.
"Ya walaupun umurnya masih remaja tapi bodinya itu lho bikin---"
"Udah deh ga usah bayangin yang aneh aneh" potong cepat Daniel seraya melempar bantal sofa itu. Lemparan Daniel yang keras membuat Alfan meringis.
"Jangan bilang lo masih nungguin dia"tebak Alfan yang kini menatap menyelidik Daniel.
Mendengar tebakan Alfan membuat Daniel terdiam. Ya dia mengakui bahwa ia sangat menanti dia. Ia sangat mencintai nya,ia sadar jika kelakukan nya akan menyakiti Syila tapi ia tak peduli.
Melihat Daniel yang terdiam membuat Alfan menatap tak percaya.
"Gila aja ya lo bener bener udah berubah semenjak dia pergi. Lo berusaha menghindar dari Syila, gak pulang pulang sampai 3 hari dan lo malah nungguin wanita itu." Alfan terkekeh pelan menatap tajam Daniel.
"Lagian gue udah niat buat bikin dia menderita"ucap pelan menyeringai.
Melihat Daniel yang menyeringai membuat Alfan geram karena tindakan Daniel. Ia menatap tajam Daniel."Denger ya gue peringatin sekali lagi,Lo bakal kehilangan mutiara demi sebuah sampah"peringatan Alfan.
Mendengar hinaan Alfan membuat Daniel geram karena ia membela Syila.
"Udah deh ga usah bacot!"ujar Daniel seraya beranjak pergi meninggalkan Alfan yang kini hanya tersenyum sinis karena tingkah Daniel yang semakin gila.
*****
Tengah malam Syila terbangun karena rasa lapar menyerangnya. Ia tak makan teratur karena sudah 3 hari Daniel belum pulang. Ia selalu memikirkan suaminya,walaupun ia terpaksa menikah tapi ia sudah bertekad untuk menerimanya dengan iklhas,toh ia ga rugi.
Syila melangkah berjalan ke dapur untuk memasak makanan. Yeah , Syila sudah terbiasa melakukan segala hal sendiri,bahkan kadang ia memasak makanan yang lebih untuk para maid dan bodyguard di mansion ini. Syila sebenarnya sudah dimintai Leo untuk melanjutkan kuliah tapi ia menolak tegas lantaran ia ingin menjalankan tugas istri dengan baik tanpa hambatan. Ia ingin menjadi istri yang berbakti kepada suami.
Tap...Tap...Tapp...
Derap langkah seseorang membuat Syila menoleh menatap pemilik derap langkah kaki itu. Hingga mata biru jernih Syila bertubrukan dengan iris mata hitam dingin itu. Wajah tampan datar itu menatap Syila dengan menaikan alisnya,
Tatapan dingin Daniel membuat Syila menundukan kepala nya.
Daniel tersenyum mencemooh. "Pembantu baru, eh?"tatapan dingin itu berganti tatapan mengejek. Syila yang mendengar ejekan Daniel segera mendongak menatap Daniel.
Syila berdehem pelan menetralkan degup jantung nya yang berdetak cepat ketika ditatap Daniel. "Kamu dari mana mas? Sudah 3 hari kamu gak pulang." tanya pelan Syila
Daniel terkekeh pelan. Kekehan pelan Daniel sontak membuat Syila menatap heran. Apa yang lucu?
Tak lama raut wajah Daniel berubah dingin amat dingin. "Lo siapa gue?" Tanya Daniel sartistik dengan senyum sinisnya.
"Aku istri kamu mas,tolong jangan seperti ini,aku tau pernikahan ini paksaan tapi seegaknya kamu hargai aku sebagai istri sah kamu"ucap pelan Syila tanpa ia cegah tetesan air bening itu keluar dari pelupuk matanya.
Melihat Syila yang mengeluarkan air mata membuat Daniel muak,ia berpaling untuk tidak menatap mata Syila. Jujur ia sangat terpesona dengan bola mata biru jernih milik Syila.
Ia menoleh menatap Syila kembali,ia memejamkan matanya sebentar dan berkata, "Gue udah peringatin lo jangan pernah ikut campur masalah pribadi gue dan lo jangan pernah berharap gue bakal nerima lo jadi istri gue. Dimata gue lo itu hanya sampah menjijikan." Daniel berbalik melangkah pergi tapi baru satu langkah ia berbalik menatap tajam mata merah Syila seraya mengacungkan jari telunjuk. "Air mata lo ga bakal buat gue iba." Setelah mengucapkan itu Daniel meninggalkan Syila yang terpaku mendengar ucapan Daniel.
Hati Syila merasa sakit,pedih,perih.
Dadanya sesak, air mata turun membasahi pipi. Ia memukul dadanya yang terasa sesak itu menggunakan tangan mungilnya. Ia terisak Isak pelan. Ya Tuhan, kenapa ini terjadi pada ku? Batin Syila ingin sekali menjerit keras.
Ia pergi dari dapur segera melangkah ke kamarnya untuk menenangkan dirinya. Bukan pernikahan ini yang ia inginkan,tapi ia sangat percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tak akan bisa dilalui oleh hambanya. Ia sangat percaya bahwa ia akan mudah melewati semua cobaan dengan mudah jika ia lebih berusaha dan bersabar.
Ia merebahkan tubuhnya di ranjang menatap kosong atap kamarnya. Tak lama kemudian ia tertidur pulas Karen banyak beban pikiran yang ia pikirkan.