TIGA PULUH DELAPAN

1493 Kata

Aku mematung mendengar penuturan Oma. Rasanya aku masih tidak bisa percaya jika kalimat itu keluar dari mulut Oma. “Kenapa kamu ngomong kayak gitu, Mir?!” Opa terdengar sangat marah. Ia menarik lengan Oma hingga Oma menghadap ke arahnya. “Kamu bener-bener enggak punya hati!” “Puas kamu?!” Oma tidak menjawab perkataan Opa. Ia malah balik menatapku dengan tatapan tajamnya. Aku benar-benar terluka. “Oma, maaf. Gee be—” “Keluar!” Oma berteriak. “Oma, Gee mohon. Gee cuma mau Oma anggap Gee ada.” Aku menundukan kepalaku yang tak berani menatap wajah menyeramkan Oma. “Saya bilang keluar! Kamu enggak ada tempat di rumah ini!” Aku sudah tidak tahan lagi. Oma yang tak ingin melihatku saja sudah begitu menyiksa. Apa lagi Oma yang menghina dan mengusirku seperti ini? “Gee permisi.” Aku bangkit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN