BAB 22

1840 Kata

"Apa kamu nggak bisa mengangkat telepon mama, Saima?" "Ini aku angkat, Ma." Terdengar helaan napas berat dari ujung panggilan. "Kamu bisa pulang ke rumah sore ini? Mama mau bicara." "Aku ada di Singapur, Ma." "Sama siapa?" "Janied." "Berdua? Jadi kalian benar-benar bertunangan?" "Kita bicara nanti ya, Ma." "No. Jangan seperti ini lagi, Saima." Saima mematikan panggilan. Tentu saja untuk menghindari ibunya. Empat tahun lalu Saima berhasil membereskan semuanya sendirian. Apa bedanya sekarang? Dua jam yang lalu Janied bernyanyi di dalam ballroom hotel mewah yang hanya dihadiri tamu eksekutif dan petinggi sampai pegawai hotelnya. Lelaki itu sekarang mengetuk pintu kamar hotel Saima sambil menunjukkan sebotol sampanye. "Mau minum? Ini Krug Clos D'Ambonnay 1995." Janied terdengar sang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN