Dia Datang

1764 Kata

Kuakhiri percakapan teks dengan Arman tanpa basa-basi saat merasa pasokan oksigen di dalam dadaku kian menipis dan rasa perih ini semakin menggila. Kenapa? Kenapa rasanya sesakit ini? Kenapa mengetahui kenyataan kalau dia semakin kurus, membuatku terluka? Kenapa mengetahui dia rajin mencari tahu informasi tentang cara mengurus bayi, justru membuatku nelangsa? Kenapa? Apa yang salah? Apa yang terjadi denganku sebenarnya? Aku berjalan menuju kamar mandi dengan langkah gamang. Masih tak mengerti kenapa hati dan perasaanku mendadak jadi sensitif dan melankolis seperti ini sekarang. Teringat lagi akan sikap manis dan semangatnya saat memperjuangkan restu orang tuaku, membuatku merasakan sesuatu yang … entah. Benarkah aku merasa bersalah padanya? Air yang mengalir membasahi tubuh, berb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN