bab 41

1009 Kata

Zaman boleh saja berubah, tapi sebagian orang masih dinilai dari mana mereka berasal. Bibit, bebet, bobot tetap jadi acuan pertama. Apalagi untuk kaum menengah ke atas. Jangankan kaum elit, kaum sulit seperti Lana saja selalu bermimpi dan berkhayal dinikahi lelaki tampan dan kaya raya, bak cerita negeri dongeng. Tapi tidak semua nasib gadis miskin memiliki nasib seperti itu. Perbandingannya seribu banding satu, dan Lana termasuk satu yang beruntung itu. Jika dipikir kembali mengapa keluarga Dika begitu bersikeras meminta Lana untuk menikah, memang sedikit aneh. Tapi bukan hanya keluarga Dika saja yang terkesan memaksa, tapi Ibu juga. Lana sempat curiga, tapi kecurigaan itu sirna setelah beberapa penawaran menarik yang ditawarkan Dika saat itu. Dika memang sosok lelaki bertanggung ja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN