6. Keluarga Mcgrath

2410 Kata
AIMEE London, musim panas 1820 Aku bermimpi. Aku melihat Dad , Mom dan Ginger yang sedang tersenyum kepadaku. Mereka terlihat gembira. Ginger menarik lenganku yang berdiri diam di samping mobil. Aku ingat , kami sedang berpiknik. Ini piknik keluarga kami setahun yang lalu. Ayah mengajak kami berkemah dan tenda didirikan tidak jauh dari danau. Di seberang danau aku melihat seseorang yang sedang menatap tajam ke arah kami. Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya.Tidak ada yang menyadari keberadaan orang itu kecuali aku. Orang itu tetap berdiri di sana memperhatikan kami selama beberapa saat. Saat aku kembali melihat ke seberang danau, orang itu sudah tidak ada. Pemandangan berganti lagi. Sekarang aku berada di dalam hutan bersama dengan ayahku mencari kayu bakar. Aku berada jauh dari ayahku dan tumpukan kayu bakar sudah memenuhi kedua tanganku. Orang yang berpakaian hitam berkerudung yang aku lihat di seberang danau tiba-tiba muncul tepat dihadapanku. Wajahnya mengerikan. Kulit wajahnya terlihat sangat kasar berwarna kuning pucat. Ada beberapa benjolan kecil di wajahnya dan hidungnya sedikit mancung. Aku pun berteriak ketakutan. Aku terbangun. Kepalaku sakit. Samar-samar aku melihat dua orang wanita sedang menatapku dengan cemas. Saat aku sudah mulai tersadar sepenuhnya, aku melihat Lady Caterina dan wanita yang tidak aku kenal sedang menatapku cemas. Aku melihat ke sekelilingku ternyata aku berada di kamar yang bukan milikku, kemudian aku telah disadarkan sesuatu, kalau aku sekarang berada di abad kesembilan belas dan ini bukanlah mimpi. "Miss Aimee, Anda tidak apa-apa?’’tanya Lady Caterina dengan suara lembut namun begitu menenangkan. "Aku…aku baik-baik saja.’’ Aku berusaha bangun, tapi rasa sakit di kepalaku semakin menjadi. Aku memijat pelipisku dengan gerakan memutar. Akhirnya aku kembali tidur. "Sebaiknya istirahat saja,’’kata wanita di sebelah Lady Caterina. Aku mengangguk dan sekali lagi merasa terpesona oleh kecantikan wanita asing di sebelah lady Caterina. Meskipun umurnya sudah tidak muda lagi, tapi kecantikannya seperti tidak pernah di makan usia. Wanita itu mirip dengan Lady Caterina dari ujung kepala sampai ujung rambut. "Kenalkan ini ibuku. Countess Olivia Grace Mcgrath.’’ "Senang bertemu dengan Anda.’’ Wanita itu tersenyum lembut penuh keibuan dan aku merasakan perasaan hangat menjalari tubuhku. Dia adalah ibu dari nenek buyutku . Rasanya masih seperti mimpi aku dapat bertemu dengan para leluhurku. "Aku tidak tahu siapa kamu sebenarnya, tapi sepertinya kamu sedang dalam kesulitan. Di mana orang tuamu dan keluargamu?’’tanya Lady Olivia. Aku tidak tahu harus menjawab apa dan tidak mungkin aku katakan kalau orangtuaku dan keluargaku berada di abad 21, bukan? Dan aku juga tidak bisa mengatakan siapa diriku kepada mereka degan mengatakan,’’Hai, aku Aimee cucu kalian yang berasal dari masa depan.’’Bisa-bisa mereka akan mati berdiri dan menganggapku gila. ’’Aku tidak tahu di mana mereka berada,’’kataku . Itulah jawaban yang terlintas seketika dalam otakku.’’Aku terpisah dari mereka,’’kataku kemudian. Aku menatap mereka dan mudah-mudahan mereka mau mempercayaiku. Aku harus mengarang cerita agar mereka percaya kepadaku. "Kenapa bisa terpisah dari keluargamu?’’tanya Lady Caterina. "Hmm. Itu karena aku-Diculik.’’ "Diculik!’’seru mereka bersamaan. Aku mengangguk dengan cepat. Mereka menatapku dengan horor. "Ya diculik. Untungnya aku bisa melarikan diri dari mereka. Saat itu adalah masa-masa tersulit dalam hidupku.’’ Sebenarnya aku tidak tega membohongi mereka dan perutku terasa diaduk-aduk oleh kebohongan yang aku ciptakan, tapi aku terpaksa melakukannya tidak ada pilihan lain. "Kasihan sekali. Memang akhir-akhir ini banyak sekali kejahatan di luar sana. Lain kali kamu harus hati-hati,’’kata Lady Olivia. Mereka menatapku dengan wajah prihatin. "Sekarang ini aku tidak tahu harus pergi kemana,’’lanjutku lagi. Aku berharap mereka mau menerimaku tinggal di sini, karena aku tidak mempunyai tujuan untuk pergi. Terlebih lagi ini adalah abad kesembilan belas dimana tingkat kejahatan di jalanan sangat tinggi . Lagi pula aku sama sekali tidak tahu tentang kehidupan abad ini. "Sekarang ini aku tidak mempunyai siapa-siapa dan mungkin saja para penculikku itu akan menemukanku kembali, lalu mereka akan membunuhku,’’kataku sambil bergidik ngeri dan tidak lupa aku juga memasang wajah sedih dan memelas. Aku harap aktingku berhasil untuk menyakinkan mereka dan kulihat mereka berdua merasakan kengerian saat mendengarkan ceritaku. Selama sejenak tidak ada yang bicara diantara kami, lalu Lady Caterina meraih tanganku dan meremasnya dengan lembut. "Untuk sementara kamu boleh tinggal di sini.’’ Lady Caterina kemudian menatap ibunya untuk meminta persetujuan. "Bolehkan Miss Aimee tinggal di sini untuk sementara, Bu? Kasihan dia. Dia bisa menemaniku di sini dan aku tidak akan pernah merasa kesepian lagi, jika ibu dan ayah sedang tidak berada di rumah.’’ "Baiklah. Miss Aimee boleh tinggal di sini untuk sementara.’’ "Terima kasih, Bu.’’ Lady Caterina memeluk ibunya dan aku tidak percaya kalau mereka mau menerimaku tinggal di sini begitu saja dan percaya dengan semua kebohonganku. ’’Kamu dengar itu, ibu mengizinkanmu tinggal di sini,’’serunya senang. Aku mengangguk, lalu aku menatap Lady Olivia . "Terima kasih dan kenapa kalian mau menerimaku begitu saja di rumah kalian? Bisa saja aku ini adalah orang jahat.’’ "Aku rasa kamu bukan orang jahat, Miss Aimee,’’kata Lady Caterina. "Yang di katakan putriku benar. Jika Caterina mengatakan kamu bukan orang jahat itu artiya kamu bukan orang jahat. Caterina memiliki insting yang cukup tajam terhadap orang di sekelilingnya. Ia bisa mengetahui mana orang jahat dan mana yang bukan. Kemampuannya ini sudah di milikinya sejak masih kecil.Semoga kamu senang tinggal di sini.’’ "Tentu. Aku pasti akan senang tinggal di sini.’’ "Sebaiknya kita pergi. Biarkan Miss Aimee beristirahat kembali.’’ "Ibu benar. Kita sudah menganggu waktu istirahatnya.’’ Lady Caterina kembali menatapku dan berkata,’’Kita akan bertemu lagi saat makan malam.’’ Aku hanya mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju pintu dan sosok kedua wanita itu telah menghilang saat pintu terbanting di belakang mereka. Suasana di kamar terasa hening. Kamar ini hanya berisi sedikit perabot yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Lemari besar , meja rias, meja tulis dan tempat tidur berukuran king size. Kamar ini di d******i warna krem dan coklat. Aku melihat keluar jendela. Hari telah beranjak sore . Tiba-tiba dadaku terasa hampa dan rindu rumah. Ini pertama kalinya aku pergi jauh dari rumah pasti sekarang mereka sedang panik mencariku karena, aku menghilang begitu saja. Aku dapat membayangkan wajah sedih orangtuaku. Sebelumnya mereka sudah kehilangan seorang anak dan sekarang aku yang hilang sudah dapat dipastikan mereka akan sangat sedih . Kugigit bibirku keras-keras untuk menahan air mataku. Rasanya masih belum percaya aku telah terdampar di abad sembilan belas dan aku yakin aku bisa berada di sini gara-gara masuk ke dalam pintu rahasia itu. Mungkin pintu itu semacam portal waktu dan aku tidak percaya ini benar-benar terjadi kepadaku. Terjebak selamanya di abad sembilan belas membuatku takut. Aku tidak akan bisa bertemu dengan keluargaku lagi dan tentu saja di zaman ini tidak ada listrik, internet dan berbagai macam fasilitas modern seperti di abad 21. Secepat mungkin aku harus menemukan jalan keluar untuk kembali ke zamanku. Aku kemudian teringat dengan tas ransel yang aku bawa. Segera saja aku turun melompat dari tempat tidur tidak memperdulikan rasa sakit kepala yang berdenyut-denyut dan aku melihat diriku masih berpakaian dari abad 21. Dengan panik aku mencari tas ranselku. "Apa yang sedang Anda cari, Miss?’’kata seseorang dari belakangku. Seorang pelayan yang mengenakan gaun abu-abu polos dan rambut hitamnya yang disanggul rendah menatapku dengan terheran-heran dan tatapan matanya sama seperti tatapan Lady Caterina dan Olivia saat melihatku untuk pertama kali. Mungkin penampilanku dari abad 21 menurut mereka benar-benar sangat aneh. "Aku mencari tasku. Apa kamu melihatnya?’’ "Maksud Anda tas aneh berwarna hitam itu?’’ Aku mengerutkan dahiku merasa bingung.’’Iya yang itu.’’ "Tas itu ada di dalam lemari.’’ Aku membuka lemari besar panjang dan tasku berada di sana dan tidak ada tanda-tanda orang yang telah membuka tasku. Aku bernapas lega. "Aku membawakan sandwich untuk Anda. Pasti Anda lapar.’’ "Terima kasih. Oh ya, siapa namamu?’’ "Namaku Miranda.’’ "Nama yang bagus,’’kataku dengan tersenyum, kemudian pelayan itu pergi meninggalkanku sendirian lagi di kamar. Aku memang sangat lapar, karena sejak pagi aku sama sekali belum makan dan sandwich yang dibawa oleh pelayan itu membuat perutku berbunyi. Setelah pelayan itu pergi, aku segera saja melahap semua sandwich yang ada di meja. Ini adalah sandwich terlezat yang pernah aku cicipi. Angin sepoi-sepoi berhembus memasuki kamar. Aku berjalan menuju balkon dan melihat pemandangan di sekitar rumah keluarga Mcgrath. Sejauh mataku memandang hanya hamparan lapangan hijau terbuka dan bukit –bukit hijau. Jarak antara satu rumah ke rumah lainnya begitu jauh . Berbeda sekali dengan pemandangan di abad 21 sudah banyak rumah yang berdiri. Pantas saja aku tidak mengenali tempat ini. Rumah keluarga Mcgrath ini memang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan dulunya rumah ini milik seorang penyihir itulah yang dikatakan Alina kepadaku. Selain itu udara di sini masih sejuk dan segar dan aku dapat mencium aroma bunga dan pepohonan. Aku mengambil ponselku di saku celana dan tidak ada satu pun sinyal yang terdeteksi. Aku mendesah, lalu mematikan ponselku dan kembali memasukkannya lagi ke saku celana. Mataku menyipit saat melihat hutan dari kejauhan yang berada di sebelah timur . Hutan itu terlihat sangat menyeramkan dibandingkan hutan yang ada di sebelah barat. Tiba-tiba aku merasakan bulu romaku merinding. Aku kembali masuk saat udara sudah semakin dingin dan kamarku sudah mulai gelap. Tidak ada listrik untuk di jadikan penerangan di kamarku. Siapa yang akan menyangka kalau aku akan mengalami kehidupan di abad ke-19 dan sepertinya aku akan mempunyai petualangan yang seru di sini . Suara ketukan membuatku terkejut.’’Masuk!’’ Pelayan yang tadi memberikanku sandwich datang dengan membawa lilin dan beberapa gaun di tangannya. Di belakangnya muncul beberapa pelayan membawa ember-ember berisi air. "Sudah waktunya Anda untuk mandi dan mengganti pakaian aneh Anda,’’kata pelayan itu dengan senyuman lembutnya. Sejenak aku memperhatikan para pelayan menuangkan air-air itu kedalam sebuah bath tub. Aku menghela napas , sunggguh merepotkan orang-orang pada zaman ini harus membawa berember-ember air untuk mandi , sungguh tidak praktis. Itu karena pada zaman ini saluran pipa air masih belum di terapkan di rumah-rumah. ’’Apa yang kalian lakukan?’’kataku saat beberapa pelayan mencoba melepaskan pakaianku. "Kami akan memandikan Anda,’’kata salah seorang pelayan yang umurnya lebih muda dariku. "Apaaa?!’’seruku terkejut. Aku berjalan mundur menghindari para pelayan itu dan menatap mereka dengan pandangan horor. "Tidak. Terima kasih. Aku akan mandi sendiri." "Tapi Miss,’’kata salah seorang pelayan satunya. "Aku tidak terbiasa di mandikan oleh orang lain,’’jawabku.’’Aku akan mandi sendiri,’’kataku bersikeras. "Kami harus memandikan Anda, kalau tidak nyonya Olivia akan marah kepada kami. Ini perintah dari nyonya Olivia,’’kata pelayan muda itu lagi dengan wajah ketakutan dan perkataannya disetujui oleh pelayan lainnya. Aku memandang mereka satu persatu , menarik napas panjang, lalu berkata,’’baiklah, kalian boleh memandikanku,’’kataku menyerah. Para pelayan itu mulai tersenyum dan segera melepas semua pakaianku. Setelah selesai mandi, aku melihat Miranda tersenyum kepadaku dan di tempat tidurku telah berjejer berbagai macam gaun dengan berbagai macam warna. ’’Anda harus segera berpakaian, kalau tidak ingin datang terlambat pada acara makan malam.’’ Gaun-gaun di depanku sangat indah, tapi aku tidak begitu menyukai gaun. Tapi tidak ada pilihan lain, karena aku harus memakai gaun tidak mungkin aku memakai pakaian berasal abad 21 berkeliaran di sini. Aku menghela napas panjang. Akhirnya aku memilih gaun berwarna biru langit. Kain gaun itu terasa halus saat aku menyentuhnya. Gaun itu terlalu bagus untuk dipakai untukku. Andai saja bibi Adrienne melihatku memakai gaun pasti dia akan terkejut. Miranda memperlihatkan sebuah korset. Aku langsung tersentak mundur.’’Aku tidak akan memakai itu.’’ "Tapi semua wanita memakai ini.’’ "Tapi aku tidak mau memakainya. Itu akan membuatku susah bernapas. Lagi pula aku tidak perlu memakai itu karena seperti yang kau lihat tubuhku sudah kurus kalau aku memakai itu, tubuhku akan menjadi semakin kurus seperti batang korek api.’’ Miranda memperhatikanku sebentar.’’Mungkin Anda benar. Tubuh Anda memang sudah kurus. Baiklah.’’ Aku kembali bernapas lega harus terhindar dari tersiksanya memakai korset. Gaun berlengan panjang yang aku pakai sungguh pas di tubuhku . Kerah gaunnya berenda putih dan belahan kerahnya tidak terlalu lebar. Miranda kemudian mengikatkan tali pita di bawah dadaku membentuk garis pinggang empire. Miranda kemudian menarikku untuk duduk di meja rias dan mulai menyisiri rambutku. Tidak membutuhkan waktu lama , rambutku sudah tertata dengan rapi. Miranda mengelung rambutku ke atas dan wah aku terlihat sangat cantik. Aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri saat Miranda telah selesai mendandaniku. Saat aku keluar kamarku, koridor panjang yang diterangi oleh banyak lilin terlihat sangat menyeramkan untukku. Aku tidak menyangka kalau rumah ini akan begitu menyeramkan saat gelap. Di sini sangat sepi dan aku dapat mendengar gesekan gaun di bawah kakiku saat aku berjalan. Saat memasuki ruang makan, Lady Caterina, Lady Olivia dan seorang pria yang tidak aku kenal sudah berada di sana. Ruang makan itu dipenuhi oleh cahaya lilin. Aku duduk di sebelah Lady Caterina. "Miss Aimee, kamu terlihat sangat cantik,’’kata Lady Olivia. "Terima kasih." Wajahku bersemu merah. Lady Caterina tersenyum kepadaku. "Gaun itu sangat cocok untukmu,’’katanya. "Miss Aimee, kenalkan ini suamiku. Sebastian Wilsen Mcgrath, Earl of Wellstone.’’ "Halo miss Aimee. Istri dan putriku sudah menceritakan tentang dirimu. Semoga kamu senang tinggal di sini.’’ "Tentu. Terima kasih atas kebaikan Anda.’’ Aku melayangkan senyum kepada kakek buyutku yang tampan.Makan malam pun di mulai saat kakek buyutku memerintahkan pelayan untuk menghidangkan makan malam. "Miss Aimee, apakah Anda memiliki adik atau kakak?’’tanya Lady Olivia saat makan malam berlangsung. "Aku punya seorang kakak laki-laki dan adik perempuan.’’ "Pasti kamu sangat merindukan mereka karena kalian terpisah.’’ "Ya. Aku memang merindukan keluargaku.’’ Aku kembali melanjutkan makanku lagi saat kakekku buyutku bicara. ’’Tadi di kota aku mendengar berita telah terjadi perampokan di toko perhiasan.’’ "Itu benar-benar sangat mengerikan,’’komentar Lady Olivia.’’Akhir-akhir ini banyak sekali perampokkan. Kita harus hati-hati. Lalu apa yang terjadi setelah itu?’’ "Akhirnya para pencuri itu tertangkap oleh ksatria misterius bertopeng dan perhiasan yang mereka ambil sudah kembali kepada pemiliknya.’’ "Sepertinya ksatria misterius itu menjadi tenar sekarang. Semua orang membicarakannya.’’ "Siapa ksatria misterius bertopeng itu?’’tanyaku dengan rasa penuh ingin tahu. "Tidak ada yang tahu siapa dia, tapi dia akan selalu muncul jika ada tindak kejahatan. Menurut orang-orang yang melihatnya dia seorang pria tampan dan para gadis di kota ini begitu mengelu-elukannya,’’jawab Lady Caterina. "Kalian sudah bertemu dengannya?’’ "Tidak. Kami belum pernah melihatnya sama sekali,’’jawab Lady Olivia.’’Besok kalian berdua akan pergi ke kota. Kuharap kalian berhati-hati di sana.’’ "Ke kota?’’tanyaku. Aku menatap bergantian dari Lady Olivia , lalu ke Lady Caterina. "Ya, Miss Aimee, besok aku akan mengajakmu pergi ke kota untuk membeli beberapa kain dan menjahit gaun untukmu,’’jawab Lady Caterina. "Oh.’’ "Kalian harus tetap waspada selama ada di sana,’’kata kakek buyut dengan nada suara penuh peringatan. Aku dan Lady Caterina mengangguk dan kami kembali melanjutkan makan malam kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN