Prolog
"Lepaskan...!" pekik seorang gadis yang ditarik keluar dari mobil oleh dua orang pria bertubuh tegap dalam keadaan tangan terikat, gadis itu didorong untuk berjalan menuju rumah tingkat berpagar tinggi. Rumah itu berada di pinggir kota dan walau gadis itu berteriak dengan menggunakan sound sistem tidak akan ada yang akan mendengar teriakannya.
Dua pria itu membawa gadis itu masuk ke dalam rumah dan membawanya ke sebuah kamar di lantai dasar dan mengikatnya di sebuah kursi dan meninggalkannya disana, gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar. Kamar itu cukup mewah tak beda jauh dari kamar tidur yang ia miliki, bedanya ia kini sedang diculik dan ditahan oleh orang yang ia belum tahu.
Namun wajahnya tidak menampakkan rasa ketakutan sama sekali karena hal ini sering ia alami, tak terhitung berapa kali ia diculik seperti ini dan pasti tak lama lagi akan ada pihak berwenang yang akan menyelamatkan dirinya, selalu seperti ini dan berulang. Ini karena ia tak mau mengikuti keinginan ayahnya yang ingin menyewa seorang bodyguard freelance untuk menjaganya.
Gadis itu bernama Nathia, putri pertama seorang pengusaha terkenal, ia sendiri juga memegang Beberapa perusahaan ayahnya yang sedang berkembang pesat. Ia terbiasa berada dari tangan satu penculik ke penculik yang lain dengan banyak tujuan yang berbeda mulai dari saingan bisnis ayahnya sampai tujuan meminta tebusan. Kali ini ia tak tahu apa yang diinginkan penculiknya.
Pintu kamar terbuka dan menampakkan wajah yang ia kenal yang membuat Nathia terkejut.
"Arman..., kamu...?"
"Halo Nath, apa kabar?"
"Apa apaan ini? Kenapa kamu menculik aku?"
"Aku hanya ingin tahu seberapa sayang papamu padamu atau dia lebih sayang pada Alea," jawab pria bernama Arman itu.
"Kamu terlalu berlebihan melakukan ini, tentu saja dia lebih menyayangi aku yang bisa memegang perusahaannya dari pada Alea yang manja itu," jawab Nathia.
"Aku hanya ingin tahu seberapa besar calon mertuaku itu menyayangi calon istriku ini," jawab Arman kemudian melepaskan ikatan tangan Nathia.
"Papa pasti panik kalau tahu jika aku diculik, ia pasti berfikir jika ini ulah musuh bisnisnya," omel Nathia kemudian berdiri dan berhadapan dengan Arman.
"Biasanya baru aku duduk di kursi dan diikat anak buah papa sudah akan menyerbu kesini, ia pasti sudah tahu kalau kamu yang sedang bermain main, dasar."
Arman terkekeh, benar juga yang dikatakan Nathia, para penculik tidak akan bisa menculik putri putri dari Franco Wijaya lebih dari 1 jam karena tim bodyguard yang dimiliki oleh perusahaan Franco Wijaya memiliki tim tangguh, mereka melindungi tidak secara langsung dan tanpa ada yang tahu itu karena putri putrinya tidak suka jika diikuti oleh bodyguard membuat mereka menjadi pusat perhatian dan membuat mereka risih.
Ditempat lain, Franco Wijaya sedang duduk di kursi kebesarannya dengan bersandar, di depannya sedang berdiri pimpinan tim bodyguard yang ia panggil ke ruangan kerjanya di lantai teratas gedung Wijayanious miliknya yang terdiri dari 55 lantai.
"Kamu harus melakukan perekrutan bodyguard lagi, kita butuh lebih banyak, dan bisnis bodyguard sepertinya sangat menjanjikan, disamping untuk melindungi keluargaku dan pejabat penting perusahaan bisa untuk hire Bam," ucap pak Franco Wijaya.
"Siap pak, akan saya laksanakan,"
"Cari personil yang lebih tangguh karena salah satu akan aku tugaskan untuk menjaga Alea," tambah pak Franco.
"Non Alea? Non Alea akan pulang dari Inggris pak?"
"Iya, dia sudah menyelesaikan S3 nya dan harus mulai diberikan kepercayaan memegang salah satu perusahaanku seperti Nathia, bicara soal Nathia, aku dengar dia diculik?"
"Bapak jangan khawatir, ini hanya ulah mas Arman saja,"
"Dasar dia, sudah tahu Nathia sering jadi sasaran penculikan malah bercanda seperti ini."
"Mungkin hanya mau bertemu non Nathia saja karena kesibukan non Nathia yang sangat banyak sehingga mereka jarang bertemu, apalagi mereka juga akan menikah pak," jawab pimpinan tim bodyguard bernama Arsyad.
"Baiklah, kau boleh keluar."
Pak Arsyad mengangguk dan keluar dari ruangan pak Franco Wijaya.
Oooo----oooO
Seorang gadis keluar dari pintu kedatangan internasional menarik sebuah koper berwarna abu abu, ia keluar dari bandara dan akan menghentikan taksi bandara. Sebuah taksi berhenti didepannya, ia tersenyum karena tanpa memesan ia langsung mendapatkan taksi konvensional. Alea akan menarik kopernya menuju bagasi saat seorang pria masuk dalam taksi yang akan ia naiki, dengan wajah terkejut dan marah ia menghentikan pria yang akan menutup pintu taksi.
"Tunggu..., apa kamu tidak punya etika menyerobot taksi orang," omel Alea pada pria itu, pria itu menatap Alea bingung.
"Ini taksi saya," jawab pria itu singkat.
"Apa? Aku sudah berdiri disini dan taksi ini berhenti di depanku, otomatis aku berhak naik terlebih dahulu" jawab Alea.
"Tapi aku sudah memesan taksi ini."
"What?" Alea menatap pria itu bingung kemudian menatap pengemudi taksi.
"Maaf non, taksi saya sudah di pesan oleh mas ini," jawab pengemudi taksi itu membuat wajah Alea berubah, Alea melepaskan tangannya dari pintu taksi yang ia tahan membiarkan pria itu menutup pintu taksinya. Ia merasa konyol memarahi pria itu sedangkan ia yang akan menaiki taksi yang dipesan orang itu, Alea pun kemudian menunggu taksi lain.
~~~
~~~
Alea menggeliat saat ia merasa tubuhnya digoyang oleh seseorang, ia membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah wajah Nathia, kakaknya.
"Apaan sih kak, aku masih mengantuk," jawab Alea kembali memejamkan matanya.
"Al bangun, dasar tukang tidur dari dulu," omel Nathia.
"Aku jetlag kak, nanti saja," Jawab Alea memeluk gulingnya.
"Nih anak malah tidur lagi, kamu sudah tidur 12 jam Al."
Alea membuka matanya dan terduduk, ia lihat jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 8 malam.
"Sana mandi, kita ditunggu papa di ruang makan," ucap Nathia kemudian berjalan keluar kamar Alea.
Alea beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, ia melepas pakaiannya dan melemparkannya di keranjang cucian, ia kemudian menyalakan shower dan mandi. Kantuknya hilang saat air membasahi rambut panjangnya, setelah mandi ia kemudian berganti pakaian dengan pakaian casual hotpants dan tanktop kemudian turun dari kamarnya di lantai 3 menggunakan lift menuju ruang makan yang ada di lantai dasar.
Alea masuk ke ruang makan dan melihat kedua orang tuanya dan kedua kakak perempuannya sudah berada di sana menunggunya, Alea anak bungsu pak Franco Wijaya, ia memiliki 2 kakak perempuan, Nathia anak sulung dan Narnia anak kedua.
"Akhirnya datang juga putri tidur kita pa," ledek Nathia.
"Aku kan jetlag kak," jawab Alea dengan wajah cemberut.
"Nath, jangan kau goda adik kamu, dia baru pulang. Kalau kamu goda nanti dia balik ke London bagaimana?"
"Ish..., papa malah ikut goda Alea," Jawab Alea makin cemberut.
"Papa, Nathia sudah nanti saja bicaranya, ayo kita makan dulu," ajak bu Tania, mama Alea.
"Kak Narnia kenapa diam saja?" tanya Alea heran.
"Hah? Enggak kok Al, nggak apa apa."
Lynagabrielangga