PART: 1
Seorang gadis remaja baru saja menuruni tangga di rumahnya untuk bergabung sarapan dengan kedua orangtuanya.
"Pagi mami dan papiku sayang" sapa Ara sambil mencium pipi papi dan maminya.
"Pagi sayang" kata orangtuanya kompak.
"Ara sayang ayo sarapan dulu, nanti sehabis makan ke ruang keluarga ya, ada yang ingin mami dan papi sampaikan" kata Irma, mami ara.
"Oke mi"
-Di ruang keluarga
"Ada apa sih mi? Ara jadi kepo tau" kata Ara terkikik dan duduk di samping Irma maminya
"Begini Ara, kamu kan sudah lulus sma, mami sama papi akan menjodohkan kamu dengan anak dari teman mami" jawab Irma memandang Ara
Ara yang mendengar itu shock bukan main, ayolaah dia baru 19 tahun dan akan dijodohkan dengan lelaki yang bahkan tidak tau seperti apa wujudnya, bagaimana kalau laki laki itu sudah ompong dan kriput??? Oh God mau ditaruh mana muka cantik Ara.
"Apaan sih mi, ga lucu ah bercandanya, pi apaan sih nih mami" jawab ara sambil terkekeh
"Ara, apa yang dikatakan mami kamu itu memang benar, karena papi sama mami akan ke luar negri untuk mengurus cabang perusahaan yang ada di sana, maka mami sama papi akan menikahkan kamu dengan lelaki tersebut agar kami tidak khawatir meninggalkan kamu dalam waktu yang lama" jawab Papi Ara saambil menggenggam tangan Ara
"Tapi kan Ara masih mau kuliah pi, Ara juga masih mau menikmati masa muda Ara pi. Ayolah Ara masih sangat muda untuk menikah" kata Ara sambil mengeluarkan puppy eyesnya.
"Kamu masih bisa melanjutkan kuliahmu sayang, tentu saja jika suamimu mengizinkan dan kamu masih bisa menikmati masa mudamu itu" kata Dimas, papi Ara.
"Mii" kata Ara memelas sambil memandang maminya dengan muka memelas.
Mami Ara hanya tersenyum dan menganguk. “Semua ini juga untuk kebaikanmu sayang, menikah tidak semengerikan itu. Mau ya?” kata Irma mengelus rambut panjang Ara
"Okelah terserah mami sama papi, ara ngikut aja" jawab Ara tersenyum
Kedua orangtua ara langsung berbinar dan memeluk ara, Ara mau menerimanya karena melihat mata mami dan papinya yang memancarkan kebahagiaan, karena menurut Ara kebahagiaan orangtuanya adalah segalanya.
"Yasudah nanti malam kita akan bertemu dengan keluarga calon suamimu. Kau nanti bersiaplah dan dandan yang cantik" kata Irma
"Oke mami, kalau gitu Ara mau ke kamar dulu" kata Ara sambil mencium pipi papi dan maminya dan diangguki oleh mereka.
“Mami lega pi, akhirnya Ara mau menerimanya. Mami jadi tenang saat jauh dari Ara” kata Irma sambil menyenderkan kepalanya di d**a bidang dimas.
“Iya mi. Papi yakin Raga bisa melindungi dan membahagiakan Ara. Oiya mi, kita belum bilang jika Raga seorang duda”
“Ah iya, mami sampai lupa. Yasudah biarkan saja, biar menjadi kejutan untuk Ara”
Sementara itu di kediaman keluarga Akalanka...
"Bun, masa Raga harus menikah dengan anak kecil sih bun, pasti dia kekanakan dan tidak bisa merawat Biru dengan baik" kata Raga menatap sang bunda.
"Belom dicoba mana tau, Biru sayang kamu mau punya mama baru?" Tanya Marta mengalihkan pandangannya kepada sang cucu yang sedang duduk dipangkuannya.
"Mama baru oma? Mau oma mau, teman-teman Biru semua punya mama oma, hanya Biru yang ga punya" kata Xabiru dengan muka sedihnya.
Marta menatap sang putra dengan puppy eyesnya, Ragapun menghela nafas dan mengangguk tak kuasa melihat kesedihan sang putra.
Marta tersenyum lebar dan memeluk sang cucu yang ada dipangkuanya "Nanti malam kita ketemu calon mama kamu yaa, oke biru" kata Marta pada sang cucu
"Yeeeee biruu punyaa mama" kata Xabiru dan langsung berlari kearah Raga.
"Terimakasih Daddy" kata Xabiru sambil memeluk Raga dan mengecup pipi Raga.
Ragapun membalas pelukan sang putra sabil mengelus rambut putra kecilnya. Sebenarnya Raga ragu untuk menikah lagi, karena pernikahan sebelumnya bersama Dita ibu dari Biru berakhir karena Dita berkhianat dengan pria lain.
Dari situ Raga sudah tidak percaya dengan adanya cinta karena orang yang sangat dicintainya berkhianat dan Raga bertekad tidak ingin menikah lagi. Raga berubah menjadi pria yang sangat dingin dan datar, dia hanya hangat kepada anak dan keluarganya. Tetapi mau bagaimana lagi, Raga tidak mau egois, karena Xabiru membutuhkan sosok seorang Ibu.
Raga hanya berharap jika pernikahan kali ini tidak akan kandas lagi, dia akan mencoba menerima wanita itu dalam hidupnya dan semoga wanita itu bisa menjadi sosok ibu yang baik untuk Xabiru. Karena saat ini kebahagiaan Biru lebih penting dari apapun.