“Fira, ayolahh! Kamu jangan ngambek! Aku memang kelewatan, kumohon ... maafin aku, ya!” Bumi meraih tangan Kienar dan menghentikan langkahnya. Perempuan itu membalikkan badan dan memandang lelaki di depannya dengan sorot mata marah. “Bapak sudah bikin saya malu. Nggak lihat apa, orang-orang pada merhatiin?” tanyanya sambil melihat ke sekeliling. Memang benar, orang-orang yang lalu lalang sedang memperhatikan mereka. Padahal ini jam kerja, tapi mall ini lumayan ramai. Saat ini mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kienar sedang merajuk dan Bumi berusaha membujuk. “Maafin aku, oke! Aku nggak bisa nahan diri tadi. Tapi, kan nggak ngapa-ngapain.” “Orang-orang ngeliat, Pak. Kalau ada yang kita kenal, gimana? Saya nggak mau menimbulkan gosip yang tidak-tida