Bab 38

1562 Kata

Kumandang adzan maghrib terdengar ketika Pak Banyu masih bersitegang dengan Bara. Malas aku melihat mereka. Apalagi pandangan Bara, hanya mengingatkan aku tentang luka. Lekas aku keluar dan berjalan cepat menuju masjid di komplek ini. Biar saja Pak Banyu mencariku. Sesekali buat shock terapi agar tak semena-mena. Masjid itu masih sama … saksi penggalan kisah masa lalu. Kisah kasih yang berakhir pedih. Dulu, ketika beberapa kali aku ke rumah Bara, selalu menyempatkan diri shalat di masjid ini. Walaupun imanku masih setipis tissue, tapi untuk urusan shalat bagiku itu nomor satu. Ah, kadang … ketika kisah cinta ini berakhir aku menganggapnya sebagai teguran. Bukankah dalam Islam tak diperbolehkan berpacaran? Hanya saja, gejolak jiwa mudaku menentang. Aku dan Bara tetap menjalin kasih, meski

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN