“Lah, enggak, Ma! Ini saja baru selesai rapat. Memangnya di sekolah gak ada?” tanyaku. “Astaghfirulloh … kata security, Una dijemput Mamanya! ” ucap Bu Fera terdengar kaget. Aku tertegun sejenak dan hati mulai menebak. “Sepertinya aku tahu siapa orangnya, Ma. Mama di mana?” tanyaku. “Ini di rumah. Tadi sudah ngasih tahu juga ke Banyu kalau Una gak ada di sekolahannya.” “Oh, oke, Ma!” Panggilan pun berakhir setelah aku mengucapkan salam. Segera kucari nomor Bu Misye. Aku tekan tombol panggil. “Pulang, yuk!” Imelda yang baru saja menyusul ke ruangan menepuk pundakku. “Duluan, gih! Ini masih ada urusan.” Aku menjawab tanpa menoleh padanya. Fokusku pada layar. Berharap Bu Misye segera mengangkat teleponku. “Ehm! Ehm! Pak Huda pulang bareng, yuk!” Beruntung ada Pak Huda. Secepa