31. Ungkapan Dimas

1512 Kata

                “Shil, duduk aja, sini. Jangan terus mondar mandir.” Aku kembali menoleh ke arah Pak Dimas ketika malam itu untuk kesekian kalinya dia menyuruhku duduk. Memang, sejak tadi Qila masuk UGD, rasanya aku panik tidak karuan. Apalagi aku bisa melihat dengan jelas kalau sayatan di tangan Qila cukup lebar. Belum lagi aku juga melihat banyak darah berceceran di lantai kosan yang Qila tempati.     “Pak, Qila pasti selamat kan, ya?” tanyaku sambil terus meremas tangan, tanda kalau saat ini aku masih begitu panik.                 Bukannya menjawab, Pak Dimas malah berdiri lalu menarikku duduk di sebelahnya. “Berdoa aja yang terbaik buat Qila.” Satu usapan lembut mendarat di pucuk kepalaku.                 Aku mengangguk, lalu menunduk dan menutup wajahku dengan kedua telapak tanga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN