BAB : 25

1838 Kata

Mendapati dua orang sedang memandang aneh padanya dan Arland. Pertama, sobatnya sendiri. Kedua, malah dosennya. "Itu mulut bisa disaring dulu nggak, sih? Berbuat m***m ... dikira kita lagi ngapain,” umpat Kiran pada Dira yang memberikan tuduhan aneh. "Lo lagi pelukan," balas Dira cepat. "Memangnya pelukan itu berbuat m***m?" "Ya ... awalnya emang pelukan, tapi kita kan nggak tahu gimana endingnya." Kalau tak mengingat Dira adalah sahabatnya, mungkin saat ini ia sudah mencakar-cakar mulut rempong itu. Sementara Arland, dia malah santai menanggapi tuduhan itu. "Dasar! Otak mesum.” Leo hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah Dira. "Astaga! Ini lo kenapa, Ki? Habis kecelakaan atau habis dirampok?" Ia baru menyadari ada perban yang menempel di dahi Kiran. "Gue jatoh,” ungkap Kiran.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN