Chapter 3. Pergi Meninggalkan Luka

1018 Kata
Happy Reading. Keyla menutup mulutnya dengan sebelah tangan, matanya berkaca-kaca menatap benda yang baru saja dia gunakan itu. "Tidak!" kepalanya menggeleng keras, berusaha masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Namun, tetap saja tidak ada yang berubah malah terlihat semakin jelas yang tadinya samar. Benda itu pun langsung jatuh ke bawah menyentuh kakinya. Keyla shock dan terkejut. Sungguh dia tidak percaya ketika melihat tes pack itu bergaris merah dua, yang itu artinya dia positif hamil. Kenapa takdir hidupnya seperti ini, di perkosa dan harus hamil di luar nikah. Padahal selama hidupnya dia tidak pernah berbuat jahat pada orang lain, bahkan dia berusaha selalu baik karena Keyla tidak suka mencari musuh. Lalu, kenapa cobaan bertubi-tubi menghampirinya secara berurutan seakan ingin membuatnya hancur. "Tidak mungkin," lirih wanita itu masih berusaha menyadarkan dirinya jika dia hanya bermimpi. Keyla berjalan keluar dari dalam kamar mandi seperti orang linglung. Dia tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Rasanya masih terkejut dan tidak mau mempercayainya. Bayangan akan malam kelam itu teringat lagi di benak Keyla. Bagaimana Arsen memaksanya untuk memuaskan hasratnya dan bahkan tidak cukup hanya sekali. Tubuh Keyla tiba-tiba menggigil, dia benar-benar merasa ketakutan. "Tidak! Aku tidak mungkin hamil!" Keyla memukul perutnya yang masih rata itu. Air matanya mengalir deras dengan tubuhnya yang langsung meluruh ke lantai. Keyla tidak bisa membayangkan bagaimana dia harus menghadapi kehamilannya ini. Tentu dia tidak bisa menceritakan kepada keluarganya, pasti Rachel akan sangat membenci dan menuduhnya telah menjebak Arsen agar hamil anaknya. Padahal semua itu tidak benar, Keyla sama sekali tidak tahu dengan masalah penjebakan itu. "Apa aku cerita sama ayah saja? Ah, tidak-tidak! Ayah pasti akan mengusirku dan semakin membenciku," gumam Keyla mengusap wajahnya kasar. Namun, air matanya tidak bisa berhenti mengalir, perasaan gelisah luar biasa dia hadapi sekarang. "Aarrrgg!! Kenapa? Kenapa harus aku yang mendapatkan musibah ini! Aku nggak mau hamil anak dia, dia pasti sangat membenciku!" Keyla menjambak rambutnya kuat, kepalanya terasa pusing. Bahkan tiba-tiba pandangannya menjadi gelap. Keyla masih berusaha untuk kuat dan membuka matanya kembali, akhirnya dia bangkit dan berjalan ke arah ranjangnya. Keyla menjatuhkan tubuhnya dan menutup matanya dengan air yang masih mengalir di sudutnya. *** Keyla merasakan kepalanya terasa berat dan pusing. Wanita itu mencoba untuk berusaha bangun dan bersandar di head board. Sepertinya dia ketiduran lagi atau pingsan. Keyla tidak tahu, yang jelas dia merasa jika kepalanya terasa begitu berat dan tiba-tiba tertidur. "Ah, ternyata sudah lebih 5 jam aku tertidur, aku harus makan, perutku terasa sakit," gumam Keyla saat melihat jam di atas dinding dan sudah menunjukkan pukul 11 siang. Tadi dia melakukan tes itu pada jam 6 pagi. Keyla memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan dan mengguyur seluruh tubuhnya dengan shower. Keyla masih berharap jika tadi dia bermimpi, tetapi matanya tidak sengaja melihat tes pack itu di lantai kamar mandi dan dia pun hanya bisa menangis kembali. Setelah tiga puluh menit kemudian, Keyla memutuskan untuk menyudahi acara mandinya. Dia harus kuat dan tidak boleh lemah terus. Meskipun hidupnya entah akan bagaimana setelah ini, Keyla tetap akan kuat. Wanita itu memutuskan untuk keluar dari dalam kamar, tetapi langkahnya berhenti ketika mendengar suara yang sangat tidak asing berasal dari dalam kamar Rachel. Sepertinya pintu kamar Rachel tidak tertutup sempurna hingga membuat Keyla bisa mendengar suara yang ada di dalam meskipun tidak terlalu keras. "Aku sama sekali gak tau kalau itu Keyla, sayang, aku kira malam itu kamu." Keyla memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Itu adalah suara Arsen, bahkan Arsen mengira jika selama yang dia jamah adalah Rachel. "Ya sudah, aku maafin, asalkan kamu jangan muncul di hadapan cewek sialan itu. Tapi gimana kalau sampai dia hamil, bukankah ini sudah sebulan dan jika dia hamil pasti saat ini sudah ada janin di perutnya," ujar Rachel. Keyla langsung memegang perutnya, tetapi wanita itu masih belum beranjak dari tempat itu, tepatnya dia berdiri di depan pintu kamar Rachel yang memang bersebelahan dengan kamarnya. "Aku tidak akan pernah mengakui jika itu anakku, bahkan kalau perlu aku akan menyuruh dia menggugurkan kandungannya kalau dia datang padaku nanti, aku tidak sudi memiliki anak dari rahimnya!" Keyla merasa seakan hatinya dihantam palu besar, rasanya begitu sakit dan perasaannya hancur lebur saat ini ketika mendengar jawaban dari Arsenio. Keyla otomatis memundurkan langkahnya dan segera pergi dari tempat itu. Entah kenapa ucapan Arsen terus terngiang di kepalanya. Arsen benar-benar membencinya dan tidak mau dia hamil anaknya, tetapi kenyataannya Keyla saat ini tengah mengandung janin dari pria itu. "Arsen, kau sangat jahat! Aku tidak rela jika anakku mati di tanganmu, aku harus pergi agar kau tidak bisa membunuhnya," gumam Keyla. Saat ini di kepalanya dipenuhi oleh tekad kuat ingin pergi dari Indonesia, dia harus pergi sejauh mungkin agar tidak ada yang bisa menemukannya. Keyla masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya, dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Untung saja dia sudah memiliki paspor dan visa. Tidak ada ruginya ternyata saat itu dia ikut ke Singapura dan membuat paspor. Sekarang dia harus menggunakan benda itu untuk pergi meninggalkan kota dan negara ini. "Halo, Via. Aku ingin bantuanmu sekarang." *** Mexico city. Keyla berjalan dengan cepat saat melihat seorang wanita cantik tengah membawa kertas bertuliskan namanya. "Viara, akhirnya kita bertemu lagi," ujar Keyla. "Aarrkk Keyla!! Aku rindu!" wanita yang di panggil Viara itu langsung memeluk Keyla dan membuang kertas yang dia bawa tadi. "Maaf ya, aku jadi nagih janjimu padaku, keadaan ku mengharuskan untuk melakukan ini, aku sama sekali tidak bermaksud untuk mengungkitnya," ujar Keyla dengan wajah yang sendu. "Tidak apa-apa, bukankah aku sudah mengatakan padamu jika kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan senang hati membantumu" jawab Viara tersenyum lebar. Ya, Viara adalah sahabat Keyla semasa SMA sebelum Viara pindah ke Mexico karena ikut ayahnya yang bekerja di Negara itu. Keyla pernah menyelamatkan nyawa Viara ketika gadis itu dulu di culik seseorang. Waktu itu memang ayah Viara memiliki banyak musuh sehingga membuat mereka menargetkan putri satu-satunya. "Baiklah, aku ingin tinggal di Mexico selamanya dan aku sedang melarikan diri karena keluarga ku sangat membenciku, aku bahkan sekarang sedang hamil di luar nikah," ujar Keyla. "Oh, oke-oke aku paham sekarang, tenang saja, aku akan membantumu untuk tinggal di sini, yang penting sekarang aku senang bisa berkumpul bersamamu lagi," ujar Viara. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN