A Track to Fight, A Path to Run! And A Chick to Hide From !?

2557 Kata
Dua pertama selain gue kerja kaya dikejer setan! Masih lancar, ga ada masalah besar. Ga ada omelan, bazooka masih di level normal, paling gue diingetin  biar cepet, makanya gue usahain ngerjain sesuatu sekarang pakai kecepatan kilat! Blazingggg .... Mungkin si boss ud juga bosen ganti-ganti assisten mulu hahaha , dan kerjaan gue sepertinya cukup cepet dan beres. Gue salut dengan boss, semua kerjaan dikerjakan dengan cepat, keputusan tidak lama keluar. Makanya dia gak mau stafnya kerja lelet. Datang on time terus, kecuali ada meeting diluar. Dan dia selalu notif gue sebagai assitennya sehingga seluruh kantor bisa update kalo perlu sesuatu boss kapan datang. Dan selama kerjaan kita beres dan cepet dia ga komplain apapun. Ternyata dia ga menakutkan sebagaimana dibayangkan sebelumnya. "Rena ... apa kabar?" Vitamin A , alias pak Andre tiba-tiba nonggol di meja gue. Gue terpesonah ampe lupa ngedip dua detik. "Pak Andre. Ohh baik pak... " untungnya gue cepet sadar dan gak ngiler. "Gimana kerjaan, lancar?" basa-basi manis dikit. "Masih lancar pak, ...." Gue bilang masih lho yaa, masa percobaan gue udah berkurang 6 minggu lagi at least. "Kok pakai masih, hahahaha ...Baguslah, sepertinya kamu cocok disini." Gue ngeringis, ya soalnya boss belum ngasih gue tugas aneh-aneh yang bikin gue protes. Atau mungkin karena gue masih baru  dua minggu si boss belum percaya gue. Tebakan gue sih begitu. "Bisa ketemu boss bentar? Coba call, bilang saya mau ketemu bentar." "Boss ada meeting di Hubert jam 11 pak, bentar yaaa..." gue mencet interkom, dalam deringan pertama diangkat. "Pak, ada pak Andre  izin mau ketemu bapak..." "Suruh masuk ... " gue ngangguk ke Pak Andre. "Bisa pak, disuruh masuk." gue kasih senyum manis ama cowo ganteng ini. "Makasih Ren ..." yess dia bales senyum! Manis banget, Omaigod. Itu pacarnya kalo jalan jealous-an mulu kali ya dipelototin satu mall. Tobat Ren ...Tobat! Pacar lo mau dikemanain. Gue lanjut ngerjain tugas gue yang perlu diselesaikan secepatnya. Pak Andre dan Pak Boss masih ngobrol ud hampir jam 11. Gue segera nyiapin dokumen yang harus gue bawa ke penandatanganan kontrak. Biasanya gue sama-sama bagian marketing tugas ginian, sekarang naik kelas 'tackle' project boss langsung karena gue assiten dia. "Ntar kamu ikut saya ke acara gatheringnya. Saya kenalin ke new prospek costumer yang bisa masuk." Boss keluar ama bawa tasnya. Gue cepet-cepet nelepon reception bawah minta sopir siap-siap. Dari yang  gue dengar Pak Andre megang kepala marketing semacam  perusahaan perawatan reparasi kapal-kapal wisata ukuran sedang sekarang istilah kerennya dok kapal. "Oke, makasih banget bro!" Wahh nih dua boss sudah kaya sohib beneran. Wajar sih, Pak Andre juga udah lama disini. Gue udah lima tahun disini. Dan dia udah ada sebelum gue ada. Yaa mereka udah kaya sohib jelas. "Ren?" "Mobil sudah siap dibawah pak" Gue ud punya indra keenam ngadepin bos sekarang. Cuma satu kata pertanyaannya, tapi gue ud tau maksudnya. "Gimana hasil training ku. Kerjanya bagus kan?" ihhh nihh pak Andre ngomongin gue gak liat orangnya ada dibelakang. "Haha... lumayanlah. Dia ga lemot, gampang connect." Dua orang didepan gue ketawa bedua kaya gue ga ada disitu. Sumpah kalo gak ngebayangin 20 juta gue udah tendang tuh b****g bahenol. Asem! Lu pikir gue soket data.  Ya iyalah, gue I-Core9 - 64bit new edition bukan pentium classic. "Ren, ketawa dong .... dipuji tuhh ama boss." Gue nyengir kuda. Nihh si k*****t Andre manfaatin gue sebagai bahan joke. Ntar gue sihir lu jadi kodok ilang kegantengan lu. Gue diem aja ampe turun. Muke gue datar polos kaya kertas HVS. Boss kayanya tahu gue gak seneng gara-gara dibecandain. "Ren, jangan tersinggung. Saya muji kamu. Kerjaan kamu beres semuanya seminggu ini. Andre pas ikut saya pertama ga selancar kamu." Gue senyum full contact sekarang, alias gigi keliatan semua. "Makasih pak. Saya akan berusaha lebih baik lagi." Nahhh gitu dong, kan enak didengernya. Yess, gue dipuji boss. 20 juta come to mama. "Ren, ada yang maksa naik keatas ketemu boss, cewek cakep! Pacarnya boss katanya, dia main naik-naik aja." Mba Rida reception bawah kasih peringatan ke aku. Langsung gue connect 'kalau ada yang ngaku pacarnya boss mau ketemu boss dikantor, lakukan apapun untuk ngalangin'. Tapi lebih baik bilang pak boss dulu ya. "Pak, reception bilang ada wanita yang ngaku pacar bapak mau ketemu." diem dua detik. " Bilang saya lagi meeting diluar. Kunci pintunya, bilang saya gak balik lagi ke kantor. " Nah, baiklah. Telepon langsung ditutup, gue lari ngunci pintu boss. No Entry Allowed. Beres. 30 detik kemudian. Suara sepatu high hells mengema dari depan. Nihh dia orangnya! Pasti. Gue otomatis liat ke depan. Buju buneng! Cewe mulus, kaya artis Korea berdiri depan gue. Lu bayangin artis korea yaa, rambutnya coklat panjang gelombang, mukanya mulus kaya porselen, bajunya model Korea rok A-Line sedikit diatas lutut, high heels 12 cm, tasnya Prada, jalannya kaya model. Caakeep mak. Gue ama dia bagaikan bumi dan langit. Terpuruknya nasip hue makkk.....! "Kamu sekertaris baru Kevin?" tapi sayang suaranya cempereng dan judes. Serius gua hampir nyembur ketawa ngedenger suaranya. Bayangan gua suaranya lembut mendayu. Ga cocok. "Pak Kevin lagi meeting dengan klien Bu. Mungkin gak akan balik kantor lagi sampai sore." Gua panggil Bu aja sekalian. "Ehh kamu! Emang saya tampang Ibu-Ibu, main panggil Ibu. Panggil Non kek miss kek." Uhhh judes! Kaya suaranya! "Ehh, maaf Non, kami diharuskan memanggil tamu Ibu biar sopan. Maaf jika Nona tidak berkenan." Gue pasang senyum formal. My manner is perfect. "Kamu gak bohong Kevin ga ada. Saya masuk sendiri!" Ga nunggu aba-aba beneran dia jalan sendiri dan coba buka pintu. Busyet nih cewe. "Kok dikunci?!" Langsung protes. Lahhh iya gua yang ngunciin. Ape lo! "Iya Bu...ehhh Non. Pak Kevin yang pegang kuncinya, tadi saya cuma dibilang masih banyak dokumen penting belum diperiksa." senyum gue masih dipasang dengan sabar. Cepetan pegi, gigi gue kering nih kena AC! "Kamu ga bohong kan!" Dia ngedeplok depan meja tinggi depan gue sambil nunjuk gue. Ihhh nih cewe mannernya jelek banget asli! Nunjuk-nunjuk orang ga sopan banget. "Maaf Non, saya cuma assisten Pak Kevin. Saya cuma menyampaikan pesan saja." Dosa kebohongan gue ditanggung Boss. Gue gak ikutan. Gue masih senyum-senyum. "Si Andre ganteng kemana. Kok sekarang kamu yang gantiin." Busyet udah judes maruk lagi. Semua cowo ganteng diembat. "Ga tau Non. Saya baru disini." "Kamu senyum-senyum mulu. Ada yang lucu dimuka saya."Gue langsung mesem-mesem. Ya udah, gue gak senyum lagi. Mingkem aja. "Maaf Non, ini bagian dari tatakrama kantor dan sikap ramah yang harus dipatuhi." "Ya udah, saya pergi. Bilang sama Kevin. Sisca datang." "Baik Non." and then she gone with the sound of 12cm heels like a Christmas Bell ringing . Selamet gue. Gimana kalo dia jadi bini boss yaaa, pasti karyawan gak ada yang berani deket-deket. Ihhh judes gitu. Gue buka kuncian pintu Boss sekalian laporan. "Pak, sudah pergi. Nona itu cuma bilang ke Bapak Sisca datang." "Ya sudah, lain kali dia datang bilangin sama, saya gak ada. Lagi meeting. Pokoknya jangan sampai ketemu saya. " Woow, baiklah kalau begitu. "Iya pak." Gue langsung siap-siap keluar karena Boss sudah ga ngomong apa-apa lagi. "Rena, malam ini ikut saya ke gathering di Pan Securities di Kuningan jam setengah delapan. Peluncuran produk baru mereka. Dress Code kamu busana pesta sopan hitam setiap ikut acara Informal dengan saya. With shoulder, and appropriate hells." Heeh, gathering? Makan-makan enak maksudnya. Yaah tapi ama boss, gak bisa makan sepuasnya dong. "Iya pak." "Kamu tinggal dimana?" "Summerset Apartment Pak." "Jakarta Utara, yang dibawahnya mall kan?" "Iya pak." "Oke, dekat dengan rumah saya. Saya jemput jam 6.30 di Lobby." "Iya pak. Saya harus bawa sesuatu atau tugas lain?" "Tidak, pastikan kamu bawa tambahan kartu nama saya. Acaranya cuma peluncuran produk. Kamu nanti kenalan sama orang-orang PAN, mereka akan jadi kreditur baru kita nanti." "Baik pak." "Oke dismiss. Jam 5 pas kamu bisa langsung pulang." "Baik pak." Well, heh tugas informal pertama gua sama boss. Deg-degan gue. Aduh gua pakai apa ya. Baju pesta hitam with shoulder. Ada sih. Cuma satu-satunya. Kalo gini gua perlu stok baju hitam lagi nihh. ========================== Tiga minggu gawe ama boss! Ini pertama kali ini gua nyebut dia kuya  karena dia kasih gue kerjaan ajaib. "Jalan samping saya, jangan dibelakang. Nanti kalau ada cewe ngedekati saya block saja, saya sedang gak mau diganggu malam ini, bilang saja kamu pacar saya. Saya kesini  cuma mau ngobrol sama yang lain." Gue cuma mingkem dan ngangguk. Shock! Kuya! Jadi ini tugas assisten pribadi? Jadi bodyguard terselubung. Ren! 20juta Ren! Pasrah... Oke, let's do it! Siapa berani deket-deket boss gue singkirin. Tunggu dulu, ini kan acara gathering resmi, emang ada yang berani? Gua diajak kemana sih?! Dan ternyata...gua baru tahu jawabannya saat masuk ke sebuah hotel bintang lima dibilangan Setiabudi Jakarta Selatan. Gua pikir ini akan jadi gathering biasa, makan-makan dan ngobrol ala boss. Tapi si pemilik event rupanya menjadikan ini lebih menarik, this is a rooftop Japan fine dining restaurant  with drinking bar plus hot woman gathering hosting. This social party is definetely accused  for male attendant. Cewe-cewe impor  jadi semacam penyambut tamu selain tuan rumah berkeliaran di gathering mewah ini, dari amoi ampe mulus ampe bule pirang semuanya punya dress code khusus "baju strapless ketat". Apa boss gak salah ngajak gue kesini. Hadeeeuhh! Ganguan pertama datang lebih cepat dari yang gue duga. Seorang amoi dengan baju merah menyala tiba-tiba nemplok di sofa sebelah boss gue yang sedang bicara sama kolega yang lain. "Laopan Kevin, ni hau..." ni hau ( baik-baik tidak)  itu diucapkan dengan tangan dan d**a langsung nempel, dan bibirnya langsung cium pipi bos gue. WTF, gue langsung melotot. "Hau lah, Zhang Yi, pu yau wen wo. Tha shi wo de nuren." Artinya baik, Zhang Yi, jangan cium saya. Ini ada pacar saya. Itu kata boss gue. Gue tambah melotot ke tuh cewe yang masih nempel sambil ngelus-ngelus lengan boss gue tanpa rasa bersalah. "Ai she she, tā de yī fú yǒu diǎn tǔ..." chǒu bā guài..." Ehhh cewe kurang ajar ini! Dia pikir gue ga ngerti apa yang dia omongin. Dia lagi ngeremehin gue. Terserahlah, baju dia keliatan kuno banget, norak.. , kita-kira gitu arti kalimat dia, karena gue emang pakai baju hitam sopan gak kaya dia ketat sana sini. Esmosi!Ehh Erosi! Cewe gatel! Gue langsung cerocosin balik. "Nǐ zhè ge huā xīn dà luó bo! Xià cì bù yìng gāi nà yàng biǎo xiàn, Qù nǐ de!" Artinya  kira-kira Lu tukang rebut sialan. Jangan sembarangan ngomong. Pergi sana!'  suara gue tinggiin, gua ngomong pake ekspresi melotot, cewe itu kaget, kayanya dia gak nyangka gue tahu apa yang dia omongin. Pak Kevin  dan dua orang koleganya yang duduk langsung ketawa ngakak. "Qu ni de Zhang Xi, .... " Boss gue setelah puas ketawa akhirnya minta dia pergi juga. "Tui pu chi, suan le ba mei mei... " Maafkan saya, kita lupakan saja adik. Akhirnya dia minta maaf dengan suara dilembut-lembutkan dan pergi juga. Cewe itu yang paling kurang ajar, yang lainnya tahu diri saat Pak Kevin bilang gue pacarnya, ga ada yang berani kurang ajar nemplok-nemplok sembarangan. "Saya gak tahu kamu bisa Mandarin juga..." Pak Kevin akhirnya penasaran karena gua ngomong Mandarin. Kasar lagi bahasanya! "Saya tahu dikit-dikit Pak. Bukan bahasa formal, lebih banyak umpatannya karena belajar  dari film." Gue ngeringis lebar. Ngerasa bersalah dikit karena pertama kali gua ngomong sekasar itu sama orang. Tapi cewe tadi emang ga sopan. "Hahaha ... bagus! Kamu bisa diandalkan. Nilai plus karena kamu mengerti Mandarin. Itu bagus. Mereka kadang memang sedikit seenaknya." Sebuah telepon masuk saat kami dalam perjalanan pulang. Pak Kevin ngerutin alisnya lihat siapa yang telepon. Menghela napas panjang dan gak diangkat. Tapi tetap bunyi. "Ren, buat cewe ini ga nelepon lagi. Bilang kamu partner saya. Saya cape ngadepin pengejar seperti ini." Di layar telepon tertulis nama Sisca, cewe yang ke kantor kemarin kah. Ini private matternya boss yang harus gue tanganin juga. "Halo, siapa ini... " "Ini siapa? Mana Kevin, saya ingin bicara sama Kevin?" "Kamu siapa, kenapa malam-malam telepon Kevin, saya pacarnya. Apa perlu apa?" "Pacar?! Emang Kevin punya pacar! Kamu pasti cewe ga bener, ngapain pegang handphone Kevin, saya mau bicara sama Kevin." Ehh ... ehh. Maen bilang gua cewe ga bener lagi. "Kamu yang ga bener, kamu Sisca kan, seenaknya saja ganggu pacar orang. Jangan telepon Kevin lagi, dia sudah pernah cerita kamu ga tahu malu kejar-kejar dia. Punya harga diri dong jadi cewe! Ga malu apa orang gak suka sama kamu tapi tetep kamu kegatelan." Woow! Mulut gue pedes banget yaaa. "Tutttt ..... " langsung putus. "Putus Pak..." Gue kembaliin handphonenya langsung. "Tugas seperti ini adalah bagian kamu juga karena kamu assisten saya. Untuk Sisca jelas, hindarkan dia dari saya. Tapi jangan terlalu kentara saya yang langsung menolak dia. Dia tipe gak kan nyerah sampai dapat undangan." Wow! Mengagumkan. "Siap pak." "Sisca Melia, Jessica Winata, Maria Zhang, blok semua telepon dan kehadiran mereka dari saya jika mereka datang atau telepon ke kantor." Boss gue yang tajir ini banyak penggemar. Ga heran sih. Ganteng, kaya. Siapa yang ga kelepek-kelepek. Tapi gue engga! Gue akan teguh pada iman gue. 20 JUTA! "Iya pak." Gue langsung nyatet nama-namanya di handphone. Abis ini, kayanya gue harus sedia hansaplast di tas gua. Takut dicakar "kucing garong". Hansaplast murah kok, ceban dapet 5. Ya oke lah, buat 20 juta. Hiks... nasibmu nak. "Dan satu lagi, ... " gue langsung noleh ke boss. "Jangan sebarkan masalah pribadi saya ke orang kantor. Tutup mulut kamu  jika saya mendengar kamu menyebarkan satu macam omongan tentang saya. Kita End." "Iya pak, saya bisa dipercaya." Langsung ngejawab saya. Mana berani gue. 200 juta itu pedih Jenderal... Bangkrut! Sejak itu, gue dikenal sebagai penghandle urusan pribadi boss. Dan gak jarang cewe-cewe itu nelepon atau muncul di kantor. Mba Dewi reception malah sudah hafal apa yang harus dilakukan kalo cewe-cewe itu dateng, disuruh ke atas dan biarin gue jadi bantal samsak. Pasang badan! Dari tipe preman, sampe tipe baek-baek,  suka bawa sogokan gue ladenin. Dan busyet mereka gigih dalam usaha mendapatkan boss gue. Dan gue tidak akan mengenal kata nyerah jadi samsak. "Gue males ketemu lu. Mana Kevin." Kedua kalinya Sisca dateng ke meja gue, kali ini sambil bawa anjing pom-pom, bikin gue ngeper digigit ama anjingnya,udeh suntuk rabies belum tuh dan sekarang ga pake basa-basi lagi karena udah sering gue kadalin di telepon. "Pak Kevin lagi ga ada dikantor Non... " Bos gue ada kok, nohhh ... lagi meeting di ruangan sebelah. "Lahh boss lu pergi kok assitennya disini." "Iya Non, saya gak disuruh ikut." "Gua tunggu disini aja, ampe dia balik." Ehhh busyet, nih cewe. Maen nemplok aja, di sofa depan gua. "Maksud saya, Pak Kevin sedang di Singapore Non. Besok malam baru balik. Coba Non telepon saja." "Ngomong dong dari tadi. Ihhh kamu... " gue nyengir sambil langsung ngetik ama bos update situasi ada Sisca. Uda kaya "partner in crime" maen kucing-kucingan ama cewe. Boss gue emang bad ass, bad boy, cold CEO kata novel-novel. Tapi dia pernah menikah lhoo, duda keren istilahnya. Tapi yah, you know namanya duda, gua ada sesuatu yang perlu dipertanyakan kenapa di bercerai. Tapi no, gue gak pernah bertanya secara lancang urusan pribadi dia sampai saat ini dan dia pun gak pernah terbuka soal personal sama gue selama tiga bulan sampai sekarang gua kerja sama dia. Gue lakuin secara penuh tugas-tugas gue, tapi gak melewati batas gua sebagai assisten. Dan selama tiga bulan ini gue berhasil melakukan semua dengan baik. Entah perkerjaan kantor atau personal dengan profesional. Dan sepertinya Boss gue cukup puas dengan kerjaan gue sampai saat ini. Dan ini bulan terakhir penilaian gue. Akhirnya 20 jutaaaaaa. Come to Mama!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN