bc

Emergency Call Only

book_age16+
49
IKUTI
1K
BACA
reincarnation/transmigration
arrogant
drama
comedy
sweet
humorous
straight
genius
werewolves
male lead
like
intro-logo
Uraian

Cerita tentang seorang Makhluk Mulia yang disebut Nobsoul. Ze Shaoshen seorang Nobsoul berusia tiga ratus tujuh puluh tahun, terbangun dari tidur panjangnya oleh seorang manusia bernama Lady Qin. Karena Ze Shaoshen tak sengaja meminum darah Lady Qin, maka jiwa mereka menjadi terikat. Berdasarkan peraturan Dunia Cloudmalia tempat Nobsoul berasal, Ze Shaoshen harus melindungi Lady Qin dengan kontrak sepuluh tahun, Lady Qin bisa memanggil Ze Shaoshen kapan saja jika dia dalam keadaan darurat, dengan cara menyebut nama Ze Shaoshen tiga kali.

chap-preview
Pratinjau gratis
Peti Mati
Lady Qin, biasa dipanggil A Qin. Seorang manusia berusia dua puluh tiga tahun. Mahasiswa di sebuah kampus swasta. Penuh energi namun sangat ceroboh, sering putus cinta namun tak pernah jera. Kini manusia yang hobi makan ayam tersebut sedang berlari terengah-engah mengejar saudari kembarnya Lady Lin. Mengenai Lady Lin, dia juga manusia tentunya. Nama panggilannya A Lin. Dia adalah kembaran Lady Qin walau mereka bukan kembar identik. Wajah mereka sangat berbeda, meskipun sama-sama wanita dan bisa dikatakan sama-sama cantik. Lady Lin juga manusia yang penuh energi, dia sangat usil, terutama kepada Lady Qin. Tak seperti kembarannya yang selalu terluka karena cinta, Lady Lin adalah gadis yang sangat menikmati kesendiriannya. Dia menjuluki dirinya sendiri Lajang Elegan. Karena dia tak pernah punya pacar namun sangat memperhatikan penampilan. Saat ini Lady Lin berlari kencang kearah mobilnya yang terparkir di depan bangunan kampus. Melihat Lady Qin yang mengejarnya sekuat tenaga, Lady Lin menambah kecepatan kakinya, dia berhasil mencapai mobil mendahului Lady Qin. Dengan cepat dia masuk ke mobil tersebut, lalu segera mengunci pintu. Tok-tok-tok, Lady Qin mengetuk kaca mobil Lady Lin beberapa kali sambil terengah-engah, "A Lin, buka pintunya, A Lin!" Lady Qin berteriak. Dia terbatuk beberapa kali, tenggorokannnya protes efek teriakannya tersebut. "Kau mau apa?" ucap Lady Lin setelah menurunkan kaca mobil, dan menatap Lady Qin dengan wajah mengesalkan. "Kenapa aku ditinggal? buka pintunya, aku mau masuk," "Lady Qin. Kukatakan padamu, tubuhmu itu sudah sudah tidak enak dipandang. Kau, jalan kaki saja. Agar segera kurus," setelah mengatakan itu, Lady Lin menutup kaca mobilnya, dan segera berlalu meninggalkan Lady Qin yang belum sempat membalas perkataannya. "A Lin! kenapa meninggalkanku, dasar jelek! haaa Ma, A Lin begitu jahat!" *** Tiga puluh menit kemudian, Lady Lin akhirnya tiba di rumah. Begitu masuk, dia langsung duduk di ruang tamu sambil memotret dirinya dengan kamera ponsel. Lady Lin memang begitu, dia menyadari kecantikannya. Ponsel tak pernah lepas dari tangannya, bahkan setiap hari dia mengambil berpuluh-puluh foto, lalu mengunggah potret dirinya ke sosial media dengan pengikut yang lumayan banyak tersebut. "A Lin, kenapa sendiri? dimana A Qin?" seorang laki-laki berusia empat puluh sembilan tahun, dengan wajah teduh menghampiri Lady Lin. Dia adalah Lan Zixui ayah dari Lady Lin dan Lady Qin. "Ah, A Qin? sedang olahraga. Dia katakan bahwa dia memiliki banyak lemak untuk dibuang," ceklek! Lady Lin terus saja memotret dirinya, "Pa, Ma dimana?" tanya Lady Lin kemudian. "Ma, sedang di ..." Gubrak! suara pintu depan diterobos menghentikan Tuan Lan yang sedang berbicara. Dia langsung menatap kearah pintu depan rumahnya. Tampak Lady Qin, putri kembarnya masuk dengan berantakan dan wajah yang kesal. "Ma! Ma dimana!" teriak Lady Qin begitu memasuki ruangan. Tuan Lan menghela nafas. Dia tahu persis apa yang terjadi. Sementara itu Nyonya Lan yang merupakan ibu si kembar, keluar dari dapur dan langsung menuju ruang tamu begitu mendengar teriakan Lady Qin. "Lady Lin, kau apakan lagi adikmu?"ucap Nyonya Lan sambil menatap Lady Lin yang tak henti-hentinya bermain dengan kamera ponselnya. "Aku tak lakukan apapun. Dari tadi disini, Pa melihatnya," Lady Lin tersenyum, lalu memonyongkan bibirnya ke arah kamera. "Ma, A Lin pulang tanpa aku. Dia meninggalkanku di kampus. Bukankah mobil itu untuk kami berdua? tapi A Lin selalu menyuruhku berlari," Lady Qin merengek sambil menghentak-hentakkan kakinya. "A Lin, sudah Ma katakan jangan selalu mengusili adikmu," "Tapi dia memang butuh olahraga, Ma. Lihatlah berapa persen lemak perutnya." "Ma, lihatlah, A Lin selalu mengatakan aku gemuk!" Kejadian yang sama terus berulang. Tuan dan Nyonya Lan hanya menghela nafas melihat anak mereka yang terus saja bertengkar setiap harinya. Yang satu sangat usil dan yang lainnya sangat manja. "A Lin, kau ini benar-benar tidak bisa dimaafkan. Kenapa mengatai A Qin begitu?" Nyonya Lan mengangkat tangannya, lalu memukul pundak A Lin. A Lin segera berdiri dan bersembunyi di belakang ayahnya untuk mendapatkan perlindungan. "Pa, ibu selalu memukulku. Ini tidak adil, ayo pukul A Qin juga," "Kenapa Pa harus memukulku? aku tidak salah apa-apa!" mereka berdua saling adu pandang, dan saling ejek satu sama lain. "A Lin, A Qin, berhenti. Pa sedang sakit kepala. Jangan membuat keributan," Tuan Lan menggelengkan kepalanya lalu duduk di sofa sambil bernafas dalam. "Ow, gadis kecilku jadi berkeringat. Apakah lelah?" ucap Nyonya Lan, sambil mengusap wajah Lady Qin dengan dengan tangannya. Lady Qin mengangguk manja, "A Qin haus, Ma buatkan jus jeruk. Lalu ... A Qin juga mau ayam," "Tuan Putri ingin ayam, Ma akan siapkan. Sekarang masuk kamar dan ganti baju dulu," "Terimakasih, Ma," Lady Qin memeluk Nyonya Lan, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Lady Lin, "Wek, A Qin jelek," "Huh, dasar Manja." *** "Hari ini tepat pukul empat lewat dua puluh menit, sore hari. Sebuah meteor muncul dari langit. Kemungkinan meteor tersebut jatuh ke bumi. Saat ini penyelidik tengah mencari titik jatuh meteor tersebut ..." Klik, Lady Lin mematikan televisi. Dia berdiri lalu mondar-mandir sambil berpikir, "Bukannya tadi aku melihat cahaya yang jatuh di hutan belakang rumah? jangan-jangan ... A Qin!" Lady Lin segera berlari menuju kamar Lady Qin. Tampak Lady Qin tengah berguling di tempat tidurnya sambil memeluk boneka ayam yang dia sukai. "A Qin. Dengarkan aku. Ada meteor jatuh di hutan belakang rumah," Lady Lin duduk di tempat tidur sambil menarik tangan Lady Qin, "A Qin, kau dengar tidak?" "Hmm," jawab Lady Qin dengan nada tak peduli. "Apa-apaan nada bicaramu itu? aku sedang serius. Kau tahu, tadi aku melihat cahaya jatuh dari langit, dan baru saja televisi memberitakan tentang meteor yang jatuh ke bumi." "Lalu aku harus bagaimana?" Lady Qin berbalik membelakangi Lady Lin lalu menyamankan dirinya sambil memeluk boneka ayam. "Kau pikir harus bagaimana, tentu saja kita harus memeriksa." "Kau pergi saja sendiri. Aku tak mau lihat," "A Qin. Kau ini mengerti tidak? kita menyelidiki sesuatu yang seru. Tak mau tahu, kau harus ikut." "Tidak. Kau selalu meninggalkanku dimana saja. Kau pasti akan meninggalkanku di hutan juga." "Aku tak akan meninggalkanmu." "Siapa yang menjamin?" "A Qin. Ayolah, siapa tahu kita menemukan batu unik yang bisa dijual. Lalu kita akan dapat banyak uang, kau bisa beli apapun semaumu." Lady Qin berpikir sejenak, lalu berbalik, "Ada hal seperti itu disana?" "Tentu saja. Kita bisa menjual batu meteor pada kolektor," "Hmm, baik. Tapi harus janji. Jangan tinggalkan aku." "Aku janji." *** Malamnya, pada jam yang telah disepakati. Lady Qin dan Lady Lin berjalan menelusuri hutan yang gelap. Mereka hanya membawa ponsel sebagai penerang. Lady Qin menggenggam erat tangan Lady Lin karena ketakutan. "Kenapa kita harus pergi malam-malam begini? bukankah lebih baik memeriksa saat siang?" omel Lady Qin yang sejak tadi merasa ngeri melihat sekelilingnya yang gelap. "Jika menunggu besok sudah pasti orang lain akan menemukan tempat ini terlebih dahulu. Kita beruntung bahwa posisinya tak jauh dari rumah." "Tapi aku takut," "Dasar penakut. A Qin, tenang saja. Ada aku yang cantik ini, semua akan beres." Mereka terus berjalan semakin jauh ke dalam hutan. Tak berapa lama, tampak dari kejauhan asap keluar dari tanah yang agak sedikit berlubang. "A Qin, lihat. Itu pasti tempat meteornya jatuh," Lady Lin berlari menuju tempat tersebut diikuti Lady Qin dari belakang. Sesampainya di tempat yang dituju, Lady Lin langsung mengarahkan cahaya ponselnya ke lubang tersebut. "A Qin, ayo kita cari sesuatu yang bisa dijual," ucap Lady Lin kemudian. Lady Qin dengan ragu menatap ke arah lubang tersebut. Sesuatu di dalam lubang menarik perhatian Lady Qin. Ini tidak seperti meteor yang selalu dia lihat di televisi. Lady Qin yang penasaran, berusaha mendekati lubang tersebut. "A Lin, bukankah ini ... Aaa!" Lady Qin tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke dalam lubang tersebut, kakinya tertusuk kayu dan mengeluarkan darah yang banyak. Dia jatuh tepat di atas peti mati dengan tutupnya yang separuh terbuka. "A Qin, kau baik-baik saja!" teriak Lady Lin. "A-Alin! ini bukan meteor. Ini peti mati! tolong aku! Akh," Lady Qin panik. Dia meringis menahan sakit di kakinya, sementara Lady Lin mengulurkan tangannya membantu Lady Qin keluar dari lubang yang tak begitu dalam tersebut. "Jangan panik, ayo keluar," Lady Lin menarik Lady Qin dengan sekuat tenaga. Dua menit setelah Lady Qin keluar, tiba-tiba cahaya menyilaukan memancar dari peti mati yang dilihat Lady Qin. Mereka berdua berpandangan satu sama lain. "A-A Lin, bukankah akan keluar hantu dari dalam sana?" Lady Qin memucat. "A Qin, ayo kabur!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
10.5K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.4K
bc

Romantic Ghost

read
164.3K
bc

Time Travel Wedding

read
6.6K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
122.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
7.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
91.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook