Mataku entah mengapa terasa seperti direkatkan oleh lem yang sangat kuat. Tapi aku berusaha membukanya karena sedari tadi ada tangan yang membuat tidurku yang nyenyak ini terganggu. Sebuah tangan sibuk bermain di atas dadaku. Seingatku kemarin malam aku sudah mengenakan pakaian kekurangan bahan yang bernama lingerie itu. Tapi, kemana sekarang kain kekurangan bahan itu? Aku mengerang kecil ketika ada dua jari memelintir puncak dadaku yang sudah tegang sedari tadi. Entah itu karena pemilik tangan ini atau angin dari pendingin ruangan yang menerpa sekujur tubuhku. Tentu saja pelakunya adalah opsi yang pertama. Siapa lagi kalau bukan suamiku? Kini bukan hanya tangannya saja yang bergerilya di tubuhku. Mulut dan lidahnya kini menggantikan peran tangannya tadi. Sedangkan tangannya sudah be