penghakiman

1017 Kata

happy reading dears Teza mengusap wajahnya kasar. Mengumpat tiada henti dalam hati, dan merutuk, kenapa pikirannya selalu tertuju pada mimpi buruknya subuh tadi. Teza yang jalan mondar-mandir dalam ruang kerjanya, melempar tubuhnya di atas sofa. Duduk dengan bersandar sepenuhnya pada sandaran sofa, tangan kukuhnya, di letakkan pria itu di atas dahinya. Berharap mimpi sialan subuh tadi, bisa hilang dari benaknya. Tapi, sial. Hingga detik ini, mimpi itu masih menghantuinya. Dimana di dalam mimpi, dia melihat... Isani menikah. Ya, Isani menikah dengan pria lain. Pria yang tidak bisa Teza lihat wajahnya. Yang mengucap ijab dengan suara lantang dengan sekali tarikan panjang nafasnya. Dan Teza mengenal betul. Dalam mimpinya subuh tadi, pria yang menikah dengan Isani bukan lah dirinya. Tap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN