Penggoda

1618 Kata
sesaat kejadian itu aku pun merasa canggung dengan papi mertua ku, ku putuskan untuk resign dari kantor. Dia pun menerima keputusan ku, suasana di rumah pun semakin kacau, aku pun muak melihat Sera yang menggangu ketenangan keluarga ku. " Sayang, apa kita bisa pindah dari Rumah ini, toh aku sudah resign aku ingin fokus memiliki Baby! " rayu ku pada suamiku, dia hanya terdiam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun dan kami pun bergegas sarapan di bawah. *suasana pagi hari di meja makan* "Rey, hari ini bisa temani mami dan Sera k Mall, Sera mau beli perlengkapan kan sayang sekalian kita mau nyalon" ucap mami sambil melirik ke arah ku, aku pun membalas ucapannya " Ga bisa mah! hari ini kami mau ke Rumah Rey besok rencananya kami mau pindah" sontak papi tersedak atas ucapan ku, Mami dan Sera pun kaget mendengarnya. "Apa pindah? kenapa?" tanya mami " itu rencana Cia mih, aku belum menyetujuinya kok" jawab Rey dengan entengnya tanpa menghargai perasaan ku. "ih apaan sih Cia, main pindah pindah aja" sahut Sera sambil meledek. "Aku ingin fokus punya anak, dan selama disini aku juga ga tenang, apalagi kamu Sera, mau sampai kapan kamu menumpang dirumah ini? masa wanita berpendidikan seperti mu hanya diam di rumah orang yang bukan muhrim nya? " ucap ku dengan kesal, aku pun menyudahi sarapan ini dan beranjak ke kamar untuk mengambil tas dan kunci mobil, ketika aku mau mengeluarkan mobil dari garasi papi pun juga sedang memarkirkan mobilnya. aku langsung menancap gas dan pergi menuju rumah yang di berikan papi, hanya itu satu satunya tempat dimana suami ku tidak tahu. dan aku pun berharap papi mertua ku tidak mengetahui nya juga. hujan pun mengguyur pagi ini, suasana mendung dari langit seolah tahu isi hati ini, aku pun mampir ke supermarket terdekat untuk membeli stock makanan di rumah, sarapan tadi tidak membuat ku kenyang. hanya kepahitan yang aku terima, dan Rey pun samanya dengan mertua ku. Aku pun sampai di rumah pemberian papi, dan langsung merapihkan halaman dapur ruang tamu kamar, rumah yang nyaman cukup untuk menenangkan diri. aku pun berencana menghidupkan kembali bisnis online ku yang pernah tertunda, mungkin setelah lulus kuliah. aku pun menuju kamar dan berbaring sebentar mengistirahatkan pikiran pikiran suntuk yang dibawa dari rumah mertua *** "Tok Tok" terdengar suara ketukan dari balik ruangan kerja Rey yang berada di samping kamar nya, suasana sepi di lantai tiga membuat Sera memberanikan kan diri menemui Rey seorang diri, balutan handuk piyama menyelimuti tubuh Sera, "mas boleh aku masuk" ucap sera "iya masuk aja sera, loh kamu berenang masih pake handuk gitu" ucap Rey "iya mas aku tadi lihat ruang kerja mu terbuka jadi ngintip dulu deh" ucap Sera sambil menutup dan mengunci pintu ruang kerja Rey "mami pergi sama bi nyai, aku males ikut, jadi aku berenang aja deh hujan" ucap Sera sambil menghampiri meja kerja Rey. Rey pun hanya diam sambil menatap layar laptop kerja miliknya. " Mas, kamu ngapain sih, inget ga waktu kita kecil kamu paling ga tega lihat aku kedinginan, kamu langsung cari selimut dan langsung menyelimuti aku" sera pun berbicara dengan nada manjanya, sambil memegang pundak Rey, Rey pun menghentikan jemarinya yang sedang mengetik keyboard dan menyentuh tangan Sera yang ada di pundaknya. Sera langsung memanfaatkan momentum berdua dengan Rey "Mas aku mencintai mu lebih dari perasaan kakak adik mas, aku pun kecewa kenapa kamu menikahi Cia, padahal aku tau kamu menyukai ku juga kan" ucap sera sambil memeluk Rey dari belakang. Rey pun membalikan kursi nya dan menatap Cia, " Iya Sera, tapi perasaan ku hanya sebatas itu" ucap Rey sambil memegang kedua tangan Sera, "aku menganggap kamu hanya sebatas adikku" Sera yang tak terima dengan ucapan Rey yang menganggap sebagai adiknya, langsung mencium bibir Rey dengan sedikit paksaan, Sera yang ahli menggoda pun melakukan cara kotor agar Rey jatuh di pelukannya. "kamu tidak menolak ciuman ku" bisik Sera di kuping Rey, Rey yang tadinya menolak ciuman bibir Sera pun malah hanyut dalam godaan yang dibuat Sera, Sera pun semakin liar dia melepaskan piyama handuk nya dan menarik kedua tangan Rey dan menaruhnya di bukit kembar yang terlihat besar. "dret" suara handphone yang ki silent membangunkan ku, aku pun tersadar mimpi buruk tentang Rey dan Sera, " Astagfirullah, mimpi buruk, kok bisa bisanya dapat mimpi kaya gitu ya Rabb" gumam ku ku lihat ponsel dan ada beberapa panggilan tak terjawab dari suami ku ya salah satunya dari papi ku, k*****a beberapa pesan singkat yang masuk Rey [sayang kamu dimana? sudah jangan marah, janjian ya kita beli perlengkapan untuk rumah kita yang lama kosong] seketika aku pun terperanjat dari tempat tidur dan mengusap mataku, apakah ini mimpi, dan ku telepon suami ku yang kadang menyebalkan itu. kami pun janjian di satu mall, dengan semangat aku pun segera berangkat, akhirnya impian ku tinggal berdua dengan dia terkabul. ketika sampai di mall terbesar, aku pun segera mencari cafe yang dia maksud. setelah ketemu aku pun duduk dan melihat ada dua minuman yang tersaji di meja suamiku. "ini minuman ku?" tanya ku "bukan ini punya Sera, dia sekarang lagi ke toilet" jawab suami ku dengan polos. Sera benar benar menghancurkan mood ku untuk membeli perlengkapan rumah. "kamu ajak dia? oh dia mau tinggal bareng kita juga?" kesal ku pada Rey. rey pun merayu ku agar tidak marah karena sera mendamping dia. aku pun kesal dibuatnya, tapi aku berpikir lagi sebentar lagi juga aku pisah dengan w*************a itu. *** semua perlengkapan rumah pun sudah ku beli, design interior pun sudah ku hubungi aku berharap semua sesuai rencana ku. sebelum pulang aku pun membeli cemilan cemilan kesukaan mami, ya walaupun dia tidak menyukaiku, setidak nya aku berusaha aga dia bisa menerima ku. "heh percuma kamu beli makanan kesukaan mami toh dia akan membuang nya ketempat sampah di hadapanmu" bisik sera yang tah aku sedang memilih cake untuk mami, aku pun membalas ucapan sera dengan senyuman, aku hanya bisa menghela nafas sambil memilih cake untuk dibawa pulang. ucapan sera terngiang di kupingku, apa yang harus ku lakukan agar mami menerima ku dengan tulus. setelah sampai dirumah, aku pun mencari mami dan memberikan cake itu kepadanya, entah semalam aku mimpi apa, mami menerima apa yang telah ku berikan dan mengucapkan terima kasih, betapa senang nya hati ini, ucapan sera pun buyar. "mih, ini kue untuk mami dimakan ya, aku beli di bakery favorit mami loh!" ucapku sambil mengulurkan plastik yang berisi cake "makasih ya cia" ucap mami dengan singkat, "cia ke kamar dulu ya mami" aku pun beranjak meninggalkan mami menuju kamar, aku pun bilang kepada rey kalau kue yang ku belikan mami terima, rey pun senang mendengarnya. malam pun tiba, semua keluarga telah berkumpul di meja makan, aku pun dengan sigap membantu bi nyai menyiapkan hidangan untuk keluarga, ku lihat kantung plastik cake yang ku bawa untuk mami, tergeletak dibawah tempat penyimpanan bumbu, hati ku pun sedikit kecewa, tapi aku masih berpikir positif, ku tanya bibi agar penasaran ku terjawab "bi bungkusan apa itu dibawah bumbu?" tanya ku pada bi nyai sambil menunjuk bungkusan pink dengan huruf berwarna putih. "kue kue non, enak deh tadi nyonya bawa dari arisan katanya, bibi pikir buat cemilan malam ini, taunya buat bibi, katanya pemberian dari teman arisannya, nyonya ga mau makan katanya takut di racun" jawab bibi sambil terkekeh. aku pun hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan bibi. makan malam pun berlangsung, tak banyak ku berbicara kepada mereka yang duduk di meja, keluarga yang aneh beda dengan keluarga ku, walaupun kita hidup sederhana tapi hubungan kami bermakna, mungkin ini arti dari bersyukur, yang selama ini orang liat bergelimang harta, belum tentu mereka bergelimang kasih sayang. aku dan rey pun bergegas menuju kamar dan bercanda bersama, rey begitu ceria jika bersama ku, kami tertawa bersama, ngobrol, saling mengisi dan rey selalu manja ketika berdua dengan ku. "sayang kita honeymoon yuk" ucap rey sambil memanyunkan bibir nya dengan alay didepan ku, aku pun mengiyakan ajakannya, dan dia bertanya kepada ku ingin pergi kemana, aku memilih bali karena aku suka pantai, kita pun langsung mencari tiket serta hotel dan berangkat mingu depan. Rey dan aku pun sepakat tidak ada satu keluarga pun yang ikut, karena kami akan fokus berdua menikmati kebersamaan. "Rey terima kasih atas segala perhatian mu pada ku ya, aku harap kamu tidak berubah dan selalu menyayangiku dengan caramu, jangan menyakitiku, karena kamulah satu satunya yang ku miliki" tanpa sadar air mata ini pun menetes, rey pun langsung memelukku dan mencium keningku. "tentu sayang ku, kamu hanya satu satunya yang bisa membuat ku luluh, walaupun banyak wanita wanita yang memperebutkan ku termasuk sera" ucap rey sambil tertawa. aku pun memukul dadanya sambil menggerutu kesal. dalam hati kecil ku aku sangat tak menyukai Sera, dia seperti benalu. aku yakin sekali dia membawa pengaruh buruk untuk ke harmonisan keluarga ku, terutama hubungan aku dan Rey, feeling seorang wanita tak mungkinn salah kami pun saling bertatapan, mata rey begitu indah, wajah tampannya bisa meluluhkan wanita "rey kamu ku perhatikan tidak mirip papi ya" tanya ku yang baru sadar rey sama sekali tidak mirip dengan papi, dengan mami terlihat mirip walaupun sekilas. "iya mungkin aku boleh mungut di jalan kali makanya ga mirip, atau aku anak adopsi" ucap rey sambil tertawa aku pun hanya senyum dan melupakan ucapan ku "maaf kan aku ya sayang, jangan marah loh, kan aku cuma tanya" aku pun meminta maaf karena takut menyinggung perasaan Rey, " Gak apa apa cinta, hampir semua orang mengucap kan hal yang sama seperti mu, tapi aku kan dari bayi sudah bersama papi, nanti kita lihat album - album foto masa kecil ku ya sayang" stay tune tunggu update bab selanjutnya ya, jangan lupa komentar dan like nya dan follow juga BACA n****+ KU YANG LAIN BANTU TAP LOVE NYA KAKAK "ISTRI YANG TERJUAL" "TERJERAT HINAAN IPAR"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN