1. Kemarahan Momocha
Momochi menggoyang-goyang ayunan bayi menatap pada dua bayi kembar yang merupakan dua adik angkat manusianya. Ia sedang mendapat giliran menjadi pengasuh bayi. Keenam anaknya sudah besar dan tidak perlu diasuhnya lagi. Kedua bayi itu bukannya tertidur, tapi tertawa.
"Ayolah kalian kenapa belum tidur juga? Apa wajahku lucu dan tampan sehingga kalian tertawa seperti itu? Kuakui aku adalah angsa tertampan di dunia. Sekarang kalian harus tidur kalau tidak aku akan dimarahi oleh Neng Minur."
"Momochi, aku mendengarmu,"kata Minur dari atas tempat tidur.
Momochi terbang ke atas tempat tidur. Ia berkacak pinggang dan menatap kesal pada ibu manusianya yang terlihat santai sambil memainkan ponselnya.
"Seharusnya bukan tugasku menidurkan mereka, tapi kamu, Neng Minur."
"Aku sedang sibuk."
"Sibuk apanya?"
"Apa kamu tidak lihat aku sedang memeriksa beberapa pesan yang masuk?"
Momochi berjalan mendekati Minur dan melihat ke arah ponsel. Pupil matanya langsung melebar melihat chat gosip di grup emak-emak paling imut, lucu, dan cantik. Mereka sedang membahas resep angsa bebek panggang. Momochi menelan ludahnya dan menatap takut ke arah Minur.
"Apa Neng Minur akan menyembelih kita semua? Aku mohon jangan bunuh kami. Kami akan menjadi angsa bebek yang baik dan patuh asal jangan bunuh kami,"katanya dengan pandangan memohon
"Ya ampun Momochi. Aku tidak akan membunuhmu atau teman-temanmu yang lain di kebun."
"Syukurlah! Terima kasih Tuhan!"
Averill dan Mazarine, kedua bayi kembar Minur mulai menangis. Momochi terbang turun dan kembali menggoyangkan ayunan mereka.
"Kakak bulu datang!"
Momochi berusaha menenangkan kedua bayi itu dengan memasang berbagai gaya ekspresi wajah. Kedua bayi itu tertawa. Momochi kembali menyanyikan lagu nina bobo lagi. Ia sangat senang, karena berhasil menidurkan mereka setelah bernyanyi sampai tenggorokannya kering, lalu mulai membersihkan bulu-bulunya dengan paruhnya. Momochi berdiri di depan cermin memandangi dirinya dan melakukan berbagai macam gaya untuk memuaskan dirinya bahwa ia adalah angsa bebek yang tampan.
Setelah puas dengan penampilannya, Momochi keluar kamar, tapi pintunya di tutup.
"Neng Minur, buka pintunya!"
Minur yang sedang asik main ponsel tidak mengindahkan permintaan Momochi dan angsa itu menjadi kesal.
"NENG MINUR YANG BAIK, LUCU, DAN IMUT BUKA PINTUNYA!"teriak Momochi.
"Pelankan suaramu nanti mereka bangun lagi."
Momochi nampak kesal. "Itu salahmu kenapa tadi tidak mau bukakan pintu untukku."
Minur membukakan pintu dan Momochi langsung lari keluar. Ia pergi ke halaman belakang menemui para angsa lainnya. Kedatangan Momochi langsung disambut senang terutama oleh angsa-angsa betina yang mencoba menarik perhatian Momochi.
"Hallo semuanya! Apa kalian rindu padaku?"
"Momochi, akhirnya kamu datang. Seperti biasa kamu selalu terlihat tampan,"kata Desiree, angsa bebek perempuan yang selalu mencoba menggoda dan merayu Momochi.
"Kamu juga terlihat cantik hari ini dan kamu lebih terlihat gemoy dari kemarin."
Desiree mengedip-ngedipkan matanya. Para angsa betina lainnya mengelilingi Momochi berebut mendapat pujian darinya, sedangkan para angsa jantan terlihat iri melihat kepopuleran Momochi.
"Momochi adalah angsa yang beruntung. Dia diistimewakan oleh Neng Minur dan Cecep Gasendra. Dia juga terlihat tampan,"kata Arnold.
"Aku juga ingin seperti dia. Pahlawanku yang tampan,"kata Giru-giru.
Mereka memandang Momochi dengan tatapan memuja, karena Momochi sudah menyelamatkan mereka dari peternakan angsa dan hampir disembelih oleh pemilik peternakan. Di seberang kebun, Momicha, salah satu anak perempuan Momochi melihat ayahnya sedang menggoda banyak angsa betina. Ia segera lari mencari ibunya di kolam renang.
"Ibuuuuuu, gawaaattt,"teriaknya.
"Ada apa kamu berteriak-teriak?"tanya Momocha, istri sah Momochi.
"Ayah, Bu."
"Ada apa lagi dengannya?"
"Ayah sedang menggoda para angsa betina."
Momocha nampak kesal dan marah. "MO-MO-CHI,"teriaknya kesal.
"Cepat Bu! Bawa Ayah dari sana sebelum Ayah jatuh dalam pelukan para angsa betina itu. Terutama Desiree yang genit itu. Sepertinya dia berusaha ingin kawin dengan Ayah. Ini kan lagi musim kawin."
"Ibu tidak akan membiarka itu terjadi."
Momocha terbang keluar dari kolam renang dan mengibas-ngibaskan bulunya dan airnya muncrat kemana-mana. Ia berlari ke halaman belakang dan menemukan Momochi sedang dikelilingi oleh para angsa betina. Matanya membara penuh kemarahan. Api berkobar dikedua matanya. Para angsa jantan mundur ketakutan ketika Momocha lewat.
"Sebentar lagi akan terjadi perang,"kata Arnold.
Arnold dan teman-temannya cepat-cepat pergi menjauh dan masuk ke kandang.
"MOMOCHIIIII,"teriaknya.
Momochi terkejut dan pupil matanya melebar. Ekspresi wajahnya seperti yang ketahuan telah selingkuh. Para angsa betina pun jadi ketakutan dan memberi jalan untuk Momocha.
"Mo-momocha, a-aku bisa menjelaskan semuanya. Jangan marah dulu!"
Momocha melirik tajam pada Desiree yang berdiri menempel pada Momochi. Tamparan keras mendarat di wajahnya. Para angsa betina lari ketakutan melihat kemarahan Momocha.
"Dasar pelakor. Kamu mau coba-coba merebut Momochi dariku ya?"
"Momocha, tenangkan dirimu! Ini hanya salah paham saja."
"Salah paham apa? Aku melihatmu menggoda para betina angsa itu."
"Aku tidak menggoda hanya memuji mereka saja."
"Benarkah begitu?"
"Itu benar, jadi jangan marah-marah dulu ya."
Momochi sibuk berusaha menenangkan istrinya.
"Tapi para angsa betina itu mendekatimu, jika kamu tidak menggodanya,"kata Momocha dengan nada kesal sambil berkacak pinggang.
"Itu karena aku adalah angsa tampan, jadi wajar kalau banyak angsa betina yang mendekatiku."
Momochi berkata dengan nada sombong.
"Ini tidak hanya sekali saja, tapi sudah berkali-kali kamu menggoda mereka. Dan kamu, Desiree, jauhi suamiku kalau tidak aku akan mematukmu."
Desiree langsung lari pergi ketakutan dan masuk ke kandangnya.
"Sebaiknya kita sudahi pertengkaran ini. Malu dilihat oleh para angsa yang lain."
"Aku tidak peduli,"kata Momocha dan membuang wajahnya.
"Kita cerai."
Momocha berjalan pergi menjauhi halaman belakang dan Momochi mengikutinya dari belakang.
"Apa?! Aku tidak mau cerai darimu. Kamu adalah wanita yang aku cintai di dunia ini. Kamu adalah ibu dari anak-anakku."
"Aku sudah memaafkanmu berkali-kali ketika kamu menggoda para angsa betina itu."
"Kalau begitu maafkan aku kali ini."
"Aku akan memikirkannya dulu."
"Aku janji tidak akan menggoda mereka lagi. Aku bersumpah. Ini yang terakhir kalinya. Aku mohon maafkan aku, Momocha yang cantik dan gemoy."
Mereka sudah tiba di kandang mereka yang besar.
"Malam ini aku tidak mau tidur denganmu. Sana pergi!"
"Kamu mengusirku?"
"Iya."
Momocha menutup pintu kandang dengan keras di depan Momochi. Angsa itu pergi dengan tertunduk lemas. Ia pergi tak tentu arah di area rumah yang sangat besar dan luas. Di perjalanan ia bertemu dengan Momicha.
"Seharusnya Ayah tidak menggoda para angsa betina itu. Lihat Ibu jadi marah kan?"
"Apa kamu yang memberitahu Ibumu?"
"Iya."
Momochi kembali berjalan dengan lesu sampailah ia di depan rumah. Ia tidak mendengar suara klakson mobil dari arah belakangnya. Mobil itu mengerem mendadak dan Momochi sangat terkejut dan jatuh pingsan.