bc

Gadis Muda Untuk Tuan Darmawan

book_age18+
10.2K
IKUTI
69.6K
BACA
tragedy
sweet
serious
mystery
spiritual
like
intro-logo
Uraian

"Layani dan puaskan pelangganmu dengan baik? Akan kuberikan kau uang 10 juta dan Handphone Android terbaru buatmu."

Amira, seorang gadis belia yang sedari bayi telah dijual kepada seorang penyedia jasa layanan kepuasan bernama Mami Merry bersama beberapa anak wanita yang senasib dengannya dalam satu tempat penampungan di Utara Jakarta.

Tujuan utama sang Mami adalah mengeksploitasi anak-anak gadis tersebut dengan cara menjual kegadisannya setelah mereka mendapatkan haid untuk yang pertama kali.

Pertemuan Amira dengan seorang pria paruh baya bernama Darmawan, ternyata mampu merubah jalan hidupnya. Pria yang seharusnya mendapatkan kegadisannya justru malah menjadi dewa penolongnya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1
Gadis muda itu bernama Amira, usianya baru akan menjelang 14 tahun. Dia tidak pernah tahu asal-usul keluarganya. Menurut desas-desus yang Amira dengar, dia dijual saat masih bayi kepada Mami Merry, seorang m*******i penyedia khusus perempuan muda di bawah usia dua puluh dua tahun. Sama seperti Kawan-kawannya yang lain, yang tinggal sepenampungan dengannya. Amira terpenjara dalam asuhan Mami Merry. Diasuh untuk dijadikan pemuas nafsu lelaki berduit. Di bawah penguasaan Mami Merry, tidak ada tenaga yang terbuang percuma. Dari mulai Mencuci, memasak, dan segala pekerjaan rumah adalah tugas yang tak boleh dibantah. Mereka semua adalah b***k. Patuh pada perintah sang Mami adalah keharusan mutlak. Keperawanan mereka adalah harta berharganya. Puluhan juta, bahkan sampai di atas seratus juta, harga yang Mami Merry tawarkan kepada para pelanggannya, bos-bos penikmat maksiat. Berharap khasiat pada sebuah darah keperawanan. "Itu harga yang pantas untuk mengembalikan uang yang sudah aku keluarkan untuk merawat kalian." Begitu ucapnya kepada semua anak-anak asuhnya. Di usia dini, mereka sudah diajarkan cara merias diri. Memuaskan pria, mengenalkan titik-titik birahi pria, inti utamanya adalah memberikan servis yang terbaik kepada para tamu langganannya. ÷÷÷ Siang itu, Amira melihat Asmah yang bernasib sama dengannya, sedang menangis di pojok kamar mandi. Tubuhnya menyender di tembok dan tangannya memeluk lutut kaki. "Kamu kenapa, Asmah?" tanya Amira sambil ikut berjongkok di sampingnya Asmah. Tangan Amira menyentuh bahu Asmah. "Kamu kenapa?" tanyanya sekali lagi. Ragu-ragu Asmah menjawab pertanyaan, "A-aku dapat haid, Ra?" Asmah memeluk erat dan menangis dalam pelukan Amira. "Ya ... Allah ...," ucap Amira lirih. Haid pertama adalah azab bagi mereka semua, b***k-b***k Mami Merry. Seperti layaknya menunggu sebuah kematian yang pasti datang, tetapi tidak tahu kapan. Kedatangan haid adalah pertanda jika mereka siap untuk ditawarkan, dilelang dengan harga termahal. Mami Merry hanya tinggal menghubungi pelanggan kelas atasnya, dan mencari siapa penawar tertinggi. Lantas setelah masa haid Asmah berakhir, maka dia siap untuk dijual dan ditawarkan keperawanannya. Malam ini, Asmah dan Anita sudah di persiapkan. Diberikan pakaian bagus dan di dandani layaknya wanita dewasa. Tidak lupa, Tante Yusnia, lelaki yang berperilaku seperti perempuan, asisten dari Mami Merry mewanti-wanti dan mengingatkan mereka berdua untuk mempraktikkan ilmu maksiat yang sudah diajarkan. Agar dapat memberikan kepuasan kepada pemenang lelangnya. Hingga menjelang subuh, Amira tidak bisa tidur, atau mungkin memang tidak pingin tidur. Amira menunggu Asmah, ingin mencari tahu bagaimana keadaannya. Dia sangat mengkhawatirkan nasib kawan baiknya tersebut. Asmah dan Anita pulang dengan wajah yang lelah, seperti menahan rasa sakit. Langkah mereka tertatih-tatih, memegangi pangkal pahanya. Air mata berurai di pipi. Asmah terus menangis memeluk Amira. Dia tidak bercerita apa pun dan hanya menangis saja. Terus menangis. Menjelang siang, Mami Merry, si raksasa gendut datang dan langsung masuk ke kamar. Mengumpulkan mereka berlima di dalam kamar, dipanggilnya Asmah dan Anita. "Ini uang untuk kalian berdua. Lima juta untukmu Anita, dan lima juta untukmu Asmah." Sembari menyerahkan uang itu ke tangan Asmah dan Anita. Mami Merry menoleh ke arah Tante Yusnia. "Ini hape android termahal untuk kalian berdua," katanya lagi sambil menyerahkan gawai android terbaru untuk Anita dan Asmah. "Dan, kalian berdua, Anita dan Asmah, tidak perlu lagi bekerja untuk membersihkan rumah. Kalian hanya khusus menerima pelanggan." Licik memang Mami Merry. Mereka yang terbiasa tidak pernah memegang duit, diberikan duit sebesar itu dan handphone terbaru. Juga tidak perlu bekerja lagi. Itu cara licik Mami Merry untuk terus menjerat mereka semua. Beberapa bulan kemudian, Amira melihat Asmah dan Anita perilakunya sudah mulai berubah. Sepertinya mereka sudah mulai menikmati uang yang mudah untuk didapatkan. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka mau dan inginkan. Sesekali Asmah memberikan uang jajan kepada Amira dan banyak bercerita jika sering diberikan barang-barang mewah dari pelanggannya. Amira hanya diam saja. Dalam hatinya, dia tidak ingin seperti Asmah. ÷÷÷ Hari ini, Amira merasa lelah sekali. Kerjaan seakan tidak pernah habis buatnya. Di saat dia sedang menjemur pakaian, Amira terhenyak, ada darah mengalir perlahan dari pangkal pahanya turun ke arah kaki. Air matanya mengembang, mengalir perlahan. "Apakah ini memang takdirku?" keluhnya, air matanya mulai mengembang, lalu mengalir perlahan. Amira benar-benar dibuat Sedih, bingung, sekaligus panik dengan kedatangan haid pertamanya. Rasa ketakutan jika keperawanannya akan dijual dan harus melayani kepuasan sang pemenang tender atas tubuhnya, menimbulkan rasa ketakutan yang teramat sangat. Apa yang harus kulakukan? menyerah perlahan pada keadaan, atau menyembunyikan kehaid'anku secara diam-diam? Sebuah pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya. Amira menoleh ke kiri dan kanan. Memperhatikan sekitar tempatnya menjemur pakaian, di lantai paling atas tempat penyekapan. Sepi tidak ada siapapun. Cepat-cepat Amira membersihkan darah haid, menyembunyikan pakaian bekas dipakai membersihkan darah, dan mengambil sebuah kaus t-shirt, entah itu milik siapa, untuk menyembunyikan darah haidnya. Ijin keluar membeli pembalut, pasti tidak mungkin, melihat ketatnya pengawasan keluar masuk yang di jaga 24 jam oleh tukang pukul Mami Merry. Bahkan, untuk membeli camilan atau minuman ringan di warung dekat tempat mereka diasuh pun diawasi ketat. Satu-satunya cara adalah, jika di antara senior mereka ada yang sedang mendapatkan haid, lalu menyuruh Amira untuk membelikan pembalut. Selesai menjemur pakaian, Amira menemui Asmah. Mengajak Asmah untuk sedikit menjauh, ingin membicarakan tentang haid yang didapatnya kepada Asmah secara diam-diam. "Aku dapat haid, As," kata Amira pelan kepada Asmah, sembari matanya mengawasi sekitar. "Kapan?" setengah berbisik, Asmah menanyakan. "Tadi, di saat aku sedang menjemur pakaian." "Trus, buat nutupin haidmu, bagaimana?" Sembari Asmah menoleh ke kiri dan kanan. "Aku gunakan T-shirt untuk menutupinya," jawab Amira pada Asmah. "Mau berapa lama kau sanggup menyembunyikan haidmu, Ra?" tanya Asmah "Entahlah ... aku juga bingung," jawab Amira. Air matanya mulai mengembang, mengalir perlahan. "Aku tidak sanggup melakukannya, As." Amira mengusap air matanya. "Aku harus bagaimana sekarang?" "Kamu tunggu sebentar, sepertinya ... aku masih menyimpan beberapa pembalut, sisa haidku kemarin." Asmah segera bergegas menuju kamarnya, tidak lama Asmah kembali dan membawa pembalut sisa, agak sedikit di sembunyikan oleh Asmah. "Nanti, jika aku keluar menemani tamuku, akan aku belikan pembalut yang baru buatmu," kata Asmah. Amira hanya mengangguk. "Terimakasih yah As?" Asmah hanya tersenyum, lalu meninggalkan Amira. Bergegas Amira ke kamar mandi untuk memakai pembalut. Tapi, bagaimana caranya menyembunyikan t-shirt bekas yang dipakai menutupi haid. Amira lupa membawa kantong plastik. Amira menyembunyikan T-shirt bekas haidnya di sudut kamar mandi, di belakang ember rendaman cucian pakaian. Entah rendaman pakaian siapa?Sebentar ini pikirnya. Bergegas Amira segera mencari kantong plastik. Amira menemukan kantong plastik di sudut-sudut kamar mereka semua, junior-junior yang belum dijual Mami Merry, karena mereka disatukan di kamar yang sama, berbeda dengan yang senior. Saat Amira kembali menuju kamar mandi, terkejut dia, karena menyaksikan Mami Merry sudah berada di situ. Diikuti Tante Banci, bodyguard-nya, dan beberapa teman sepenampungan. segera Amira berbalik arah kembali. "Amira! Kembali ke sini!" Celaka Amira, Mami Merry melihatnya, dan berteriak memanggil namanya dengan keras. Takut-takut, Amira mendekati Mami Merry. "Apa itu yang kau pegang di tanganmu!" bentaknya. Ragu-ragu, Amira menunjukan kantong plastik yang tadi dia sembunyikan. Tidak banyak bicara, ditamparnya keras wajah Amira hingga jatuh terjerembab. Dijambaknya rambut Amira, dan kakinya yang besar itu menendang tubuh gadis muda yang sudah tidak berdaya itu. Amira merasakan kesakitan, karena Mami Merry masih memukulinya tanpa ampun. Amira hanya bisa menangis. Terlihat di sudut ruangan, Asmah ikut juga menangis, melihat sahabatnya itu disiksa Mami Merry. "Kurang ajar kamu, anak sialan ...! Berani-beraninya kau coba membohongi aku!" Kakinya sekali lagi menendang tubuh Amira. Tidak ... Amira tidak minta ampun atau pun meminta kepada Mami Merry tuk berhenti menyiksanya. Amira hanya diam dan menangis. "Sekali lagi kau coba membohongiku? Akan kubunuh kamu!" teriak keras Mami Merry mengancamnya. Mami Merry lantas meninggalkan Amira yang terkulai di lantai, diikuti oleh yang lainnya. Asmah segera menghampiri, dan memeluk Amira erat. Menangis Amira terisak-isak dipelukan Asmah, dan menangis mereka bersama. "Yang sabar ya, Ra?" ucap Asmah, sembari terus memeluk tubuh Amira. *** Malam ini, Amira didandani layaknya orang dewasa. Malam ini, Amira dipaksa untuk menjual keperawanannya kepada pemenang tender tertinggi yang Amira tidak tahu siapa "Cantiknya kamu, Neekk." Tante Banci memuji Amira, dalam hatinya Amira menangis. Terasa sakit sekali. Tiba-tiba Mami Merry masuk ke dalam ruangan tempat Amira didandani, tersenyum dia melihat Amira. "Kau, Amira! ... harga jual keperawananmu adalah tertinggi selama aku berbisnis ini. Kamu memang calon primadona baru di sini." Sambil tertawa terbahak Mami Merry. "Layani pemenang tendermu dengan baik, praktekkan yang selama ini sudah diajarkan padamu. Buat pelangganmu puas. akan aku berikan kau uang sepuluh juta dan hape android terbaru untukmu nanti." Berlalu keluar ruangan Mami Merry, sembari terus tertawa keras, bahagia sekali dia nampaknya. "Mungkin memang ini jalan takdirku." ucap pasrah Amira. Menangis dia, sakit sekali yang dirasakannya, membuat napasnya sesak. Sampai-sampai dia memegangi dadanya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
107.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook