Part 04

1232 Kata
Vote dan komen! Follow ig aku, @fhieariati_97 * * * * * Jelen memerhatikan apartemen yang sangat mewah, baru kali ini dirinya melihat apartemen sebesar ini. Atau, dirinya tidak pernah melihat bagaimana dalam apartemen. Selama ini dirinya hanya tidur di rumah tua yang dihuni oleh anak jalanan seperti dirinya. Revon menatap takjub apartemen tempat Jelen tinggal seterusnya. Ia tidak menyangka, nasibnya dan nasib Jelen akan berubah secepat ini. Mereka hanya bisa berkhayal dulunya, akan makan enak, tempat tinggal nyaman, dan yang pastinya mereka tidak kelaparan lagi. Kenzo memerhatikan dua orang itu dalam diam. Pria itu tahu kalau dua orang itu tidak pernah mendapatkan fasilitas mewah, mana ada anak jalanan mendapatkan fasilitas mewah. "Revon, kau akan tinggal di mansion orangtuaku. Karena kau akan menjadi supir ibuku," ucap Kenzo menatap pria yang katanya teman dekat calon istrinya. Calon istri? Kenzo ingin tertawa mengejek pada dirinya sendiri. Ia memilih seorang istri seperti dirinya memilih pakaian saja, dan merebut pakaian tersebut dari orang yang ingin membuangnya. Bukannya Kenzo ingin menyamakan Jelen seperti sampah, namun, penampilan Jelen di jalanan bagaimana orang yang tak terurus. Baju ditambal-tambal, sandal kuno, wajah yang tidak bermake-up, dan Jelen memang tampak seperti gadis yang tidak akan dilirik oleh pria manapun. Dan sekarang, Kenzo memilih gadis jalanan yang tak jelas asal-usulnya menjadi istrinya. Perasaan Kenzo mengatakan, kalau gadis itu adalah gadis yang baik. Dan cocok menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Kenzo tidak ingin yang menjadi ibu anak-anaknya kelak seperti wanita yang sering dijumpainya. Menelantarkan anak dan asik dengan dunia sosialita mereka. "Terus Jelen tinggal di sini sendirian? Tidak sebaiknya Jelen ikut tinggal dengan orangtuamu. Ayolah, Jelen itu penakut. Jelen tidak berani sendirian." Revon tidak berbohong mengatakan Jelen takut sendirian, gadis itu selalu terbangun tengah malam dan memanggil Revon untuk menemani. Kenzo menatap pada Jelen, gadis itu menunduk dan mendesah pelan. Kenzo tersenyum melihat gadis itu. "Aku akan tinggal di sini bersama dengannya. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan macam-macam. Revon memicingkan matanya, tak percaya dengan pria yang baru dikenalnya ini. Walau pria itu akan menikahi Jelen, tetap saja, Jelen tidak bisa dibiarkan tinggal berdua dengan pria asing ini. Mana tahu nanti, pria itu menghamili Jelen dan pergi begitu saja. "Tidak bisa. Jelen harus tinggal bersamaku di mansion orangtuamu!" Kenzo mendesah kasar dan mengangguk, percuma saja berdebat dengan pria ini tidak akan ada usainya. Lagian, tak ada salahnya mengenalkan Jelen pada ibunya dan melihat reaksi ibunya. Bukankah ibunya ingin segera memiliki menantu. Dan ibunya harus menerima Jelen sebagai istrinya. "Baiklah, kalian akan tinggal di mansion orangtuaku." Kenzo berjalan keluar dari dalam apartemen diikuti oleh Jelen dan Revon. Jelen menyingkut lengan Revon dan tersenyum. Awalnya Jelen takut akan tinggal berdua dengan pria itu. Pria yang akan menjadi suaminya, baru beberapa jam mengenal dan Jelen sudah memiliki calon suami saja. Jelen tidak percaya ini, akan menikah secara tiba-tiba dengan orang yang baru dikenalnya. Parahnya lagi, orang itu adalah orang Jelen rusak mobilnya. Nasib sial atau beruntung. Sial karena menikah dengan orang baru dikenal, dan beruntung bebas dari jalanan. "Kalian ingin makan dahulu, atau langsung ke mansion orangtuaku?" tanya Kenzo memerhatika dua orang itu. Dua orang yang terlihat kikuk. "Kami langsung ke mansion orangtuamu saja," jawab Revon. Kenzo mengangguk memasuki mobilnya diikuti oleh Jelen dan Revon. Revon kembali kagum melihat mobil Kenzo, pria itu benar-benar kaya. Memiliki mobil mewah dan harganya pasti jutaan dollar. *** Kenzo menatap rumah ibunya dengan mata nyalang. Ia mendesah kasar, menyuruh Revon dan Jelen mengikuti dirinya. Jelen meremas tangannya, merasa khawatir bertemu dengan ibu pria itu. Bagaimana kalau ibu Kenzo menghina dirinya seperti wanita-wanita kaya kebanyakan. Kenzo melirik pada gadis yang tampak gelisah itu. Kenzo menepuk pundak Jelen pelan. "Kau tidak perlu khawatir, ibuku bukanlah wanita jahat. Dia akan menerimamu." Kenzo berusaha menenangkan Jelen, walau Jelen tidak sepenuhnya tenang, tapi, Jelen berusaha percaya dengan perkataan Kenzo. Kenzo membuka pintu mansion, menatap ke seluruh penjuru arah yang tidak ada tanda-tanda kehadiran orantuanya. Sedangkan Revon dan Jelen, kagum melihat bagaimana mewah dan luasnya dalam mansion. Mereka tidak pernah melihat rumah, ah, mansion sebesar ini. Mereka dahulunya, hanya melihat rumah besar orang terkaya di daerah mereka. Dan mansion milik orangtua Kenzo ini, bak istana. "Mom! Mom! Dad! Dad!" Kenzo berteriak menanggil orangtuanya. Pasalnya pasangan suami istri itu tidak terlihat. Biasanya orangtuanya akan menonton televisi di ruang tengah dengan bermesraan. Namun, kali ini orangtuanya tidak terlihat dan tidak ada di ruang tengah. Ke mana mereka? "Kau melihat orangtuaku?" tanya Kenzo pada salah satu pelayan yang membersihkan lantai. Pelayan itu menunduk. "Mereka sedang ada di taman belakang mansion Tuan." Kenzo mengangguk dan berjalan menuju taman belakang mansion, masih diikuti oleh Revon dan Jelen. Kedua orang itu semakin khawatir bertemu dengan nyonya besar Karenlon. Mereka tidak yakin akan diterima di sini, melihat bagaimana kayanya keluarga Karenlon. Kenzo tersenyum melihat orangtuanya sedang tertawa. "Mom, Dad, aku mencari kalian. Ternyata kalian di sini." Rose dan Robert menoleh ke arah anaknya dan tersennyum. "Ah, kau sudah pulang." Rose berdiri dan mencium pipi anaknya. Kenzo membalas mencium pipi ibunya, wanita itu akan marah apabila anak-anaknya tidak membalas ciuman pipinya. Rose memang kekanakan, namun, Rose adalah ibu terbaik dan istri terbaik. Mudahan saja Jelen seperti ibunya. Rose menatap ke belakang Kenzo, menatap dua orang yang berpakaian yang sangat sederhana. Siapa mereka? Tanya Rose dalam hatinya. Rose tidak pernah melihat mereka sebelumnya. "Kenzo, siapa mereka?" tunjuk Rose pada Revon dan Jelen. Kenzo melihat pada Revon dan Jelen, lalu tersenyum. "Mom, Dad, perkenalkan ini Revon supir barumu, Mom. Dan ini Jelena Huston calon istriku." Rose dan Robert menatap tidak percaya ketika Kenzo mengatakan calon istri? Yang benar saja! Baru tadi siang Rose datang ke kantor pria itu untuk menyuruh putranya menikah. Sekarang, putranya membawa seorang gadis dan mengatakan gadis itu calon istrinya. "Kau dibayar berapa oleh pria tidak laku ini?! Sehingga kau mau mengaku menjadi calon istrinya." Jelen menatap terkejut pada ibu Kenzo. Apakah ia harus mengatakan hal sebenarnya, kalau Kenzo mengancam dirinya, kalau tidak mau menikah dengan pria itu. "Mom, aku tidak pernah menyewa seorang gadis untuk mengaku sebagai calon istriku." Rose memicing dan menatap anaknya curiga. Mana mungkin Rose percaya pada anaknya ini. Anaknya ini sangat alergi pada perempuan. Rose pernah berpikir kalau Kenzo mempunyai kelainan seksual. "Aku tidak percaya. Kau tidak mungkin tiba-tiba mendapat calon istri!" Rose kembali duduk di samping suaminya. Robert hanya terdiam. Tidak mau ikut campur, ia menerima semua keputusan Kenzo, anaknya itu sudah dewasa pasti sudah tahu apa yang baik dan buruk. Kalau Kenzo mengatakan gadis itu calon istrinya, maka Robert akan menerimanya. Melihat gadis itu tampak seperti gadis baik-baik. "Mom, aku serius ingin menikah. Jelen adalah pilihanku!" Rose menatap anaknya dan gadis bernama Jelen itu secara bergantian. Rose menatap Jelen lama dan tersenyum, gadis itu sangat gugup. "Kau serius ingin menikah dengan anakku?" tanya Rose pada Jelen. Jelen terkesiap, lalu mengangguk. Tidak mungkin Jelen menolak, sedangkan dirinya sudah menerima pria itu. Bagaimanapun Jelen tidak pernah mengingkari janjinya. Rose hanya bisa pasrah menerima keputusan anaknya. Lagian Rose sendiri yang ingin anaknya menikah dan tidak sendiri terus. "Baiklah, aku akan menyiapkan pernikahanmu." Kenzo senang mendengar ucapan ibunya. Kenzo memeluk ibunya dan mencium kembali pipi ibunya, ia tidak pernah menyangka akan segampang ini meyakinkan ibunya untuk menerima keputusan mendadaknya. Jelen yang mendengar ucapan Rose menatap tidak percaya. Bukankah harus ada drama penolakan dan mengatakan kalau Jelen tidak pantas untuk Kenzo. Tapi, mengapa Jelen malah menerima penerimaan yang sangat mudah seperti ini. Apakah orang kaya di depannya ini sedang sakit? * * * * * BERSAMBUNG
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN