Bagian Kedelapan

1017 Kata
Seannu tersenyum melihat Chloe yang serius menjahit luka diperut bawahnya. Chloe sudah sangat cekatan disiapkan luka. Sesekali Seannu meringis kecil, tapi itu tidak membuat Chloe teralihkan. "Kau terlalu serius, Chloe." Seannu buka suaranya pelan Chloe tidak membantah Seannu. Seannu menghela nafas. Dia lawan beberapa luka tembak dan tebasan pisau karena berlawanan dengan prajurit lain. Seannu semakin yakin jika musuhnya akan berhasil melewati gerbang pertahanan terakhir di gedung ini. Dan Seannu masih harus merencanakan strategi yang bagus untuk bisa terbebas. "Selesai." Chloe menatap jahitan yang diperut Seannu. "Terima kasih." "Kau harus istirahat. Jangan banyak bergerak dan makan yang banyak." Chloe bangkit tetapi Seannu memegangnya, mereka berdua duduk menghadap di atas ranjang Inspeksi. "Kau tahu aku tidak akan bisa beristirahat jika sedang perang seperti ini." Seannu menunduk menatap yang tengah mengusap tangan yang baru menyelesaikan beberapa jahitan di beberapa bagian ditubuhnya. "Aku harus menyelesaikan rapat untuk mencari solusi. Mencari pendapat dan menyelesaikan perang ini." Chloe memegang napas lalu menangkupkan memegang pada tangan Seannu yang memeganginya lembut. "Aku tahu. Tapi untuk sekarang kau harus lebih tenang, jika tidak lukamu akan lebih parah dari ini," kata Chloe pelan Seannu menggeleng pelan, "kalaupun aku tidur, aku akan selalu mempertimbangkan mu tentang, bagaimana caraku menyelamatkanmu dan bagaimana cara menyelamatkan kota ini." Seannu lagi-lagi menunduk lebih dalam Chloe hanya tidak mengerti. Meskipun Seannu tidak biasa beristirahat. Dia selalu dituntut untuk menyelamatkan benteng. Dan itu membuat Chloe khawatir. "Jika kau terluka lebih parah dari ini, aku tidak akan mau merawatmu, atau malah menengokmu," ucap Chloe dengan meyakinkan Chloe, bukannya membantah Seannu untuk memperbaikinya dari keprajuritannya, tetapi Chloe tidak akan memaafkan jika Seannu ingin mencari Chloe lagi. Sekali lagi dan tidak akan pernah memaafkan Seannu Jika dia pergi begitu saja tanpa memikirkan sebelumnya. Pilihlah hanya Seannu untuk tidur dalam 5 menit saja. "Aku harus rapat, Chloe. Kau paham kan?" Chloe mengangguk pelan. "Aku akan menunggumu di kamarmu. Boleh?" Chloe bertanya, karena lorong kamar Seannu benar-benar sepi. Prajurit yang lain Dan tentu saja tidak akan separah Seannu yang sudah bertatapan langsung dengan musuh. "Boleh. Kamu tidak sibuk dengan pekerjaanmu ini?" Kali ini Chloe menggeleng menjawab pertanyaan Seannu. "Tidak. Kau pasien terakhirku. Jika aku mendapat pasien, aku akan dihubungi. Lihat aku punya ini." Chloe menunjukkan walkie talkie yang dapat digunakan oleh petugas medis lain. Dia akan terpanggil jika dibutuhkan. "Sungguh." Seannu mengusap pelan kepala Chloe, "Aku akan rapat dan tidur di kamar. Aku akan meminta padamu apa saja yang bisa kudapatkan di ruang rapat." Chloe terkejut, "aku tidak memintamu melakukannya." Seannu tersenyum, "iya. Ku tidak memintaku. Tapi aku yang harus mengerti apa pun yang aku mengerti padamu." "Kenapa? Harus?" Seannu mengangguk, "hem. Harus. Karena kau prioritasku kali ini." "Bagaimana dengan keluargamu?" Seannu berdecak, "ada ayahku di sana. Adikku juga lumayan. Aku sudah tidak punya prioritas selain kau dan kota ini." Chloe tersenyum kecil, "kalau begitu, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Seannu mengangguk, "tanyakan sesukamu. Aku akan menjawab sebisaku. Apa yang membuatmu bingung?" Chloe diam. Dia bingung. Haruskah dia bertanya sekarang? "Ini sedikit sensitif mungkin untuk orang-orang sepertimu." Seannu mengerutkan keningnya, "seperti- aku? Kenapa?" Chloe melepaskan ikatan melepaskan dari genggaman Seannu. "Bolehkah aku bertanya, awal dan siapa yang memulai perang seperti ini?" ☘️☘️☘️ Chloe ada di dalam kamar milik Seannu kompilasi dia sudah selesai menginstal beberapa pasiennya. Membantu prajurit tetapi ada pasien dengan warga biasa. Chloe terus diam sejak Seannu menceritakan siapa dan apa yang sudah terjadi saat perang. Seannu berkata jika perang dimulai dimulai dengan satu kota yang mana pemimpinnya kalah istri dan kalah. Sejak saat itu kepemimpinannya menjadi sangat brutal. Sangat tidak bisa di sebut dengan pemimpin. Karena kejinya kepemimpinan itu, banyak warga yang meninggalkan kota ini dan membangun kota-kota kecil. Seperti kota ini. Chloe menarik nafas panjangnya, Seannu berkata lagi, jika satu pemimpin itu terus membangun kota itu agar menjadi kota yang maju. Baik dari segi teknologi atau bahkan segi ekonomi. Dan kota itu berhasil menjadi kota yang sangat maju. Persenjataan lengkap dan tentu saja ekonomi yang terus menerus meningkat. Seannu juga tidak tahu dari mana asal muasal yang naik itu. Tapi, Seannu yakin ekonomi yang maju di kota itu karena kota itu akan menambang emas dan berbagai jenisnya dan tentu saja berharga. Chloe bertanya sambil memotong pembicaraan Seannu kala itu, "lantas apa yang meminta dengan kota-kota kecil seperti kota kecil kita?" Seannu tersenyum saat itu, "aku akan menceritakannya. Dengar ya," kata Seannu lembut. Chloe terduduk menghadap jendela terbuka di sana. Melihat teropong dan tentu saja diarahkan pada Rumah Dahulu. Chloe teringat lagi cerita Seannu. Kota ini lebih mirip kota yang mirip dengan kota maju itu. "Sementara kemajuan di kota kita ini sangat kurang. Senjata pun di beli mahal dari sana." Chloe juga mengangguk setuju. Jika kota ini maju, semua warga akan hidup damai. Tanpa ada perbedaan antara kaya atau miskin. Anak-anak akan ada di sekolah yang bagus dan tidak perlu membayar. Tentunya akan selamat dan tentram. Bagaimana mengetuk pintunya. Jika itu Seannu, dia tidak akan mengetuk pintu lalu diam kemudian mengetuk lagi. Siap untuk siapa pun yang ada di depan pintu. Chloe Berjalan lalu Membuka pintu pelan. "Hai, kita ketemu lagi. Tapi berbeda keadaan." "Orva? Kamu di sini juga?" Chloe terkejut tentu saja. Orva dengan seragam prajurit yang mirip dengan Seannu terlihat berbeda dengan Orva yang tepat waktu datang ke sekolahan bersamanya "Iya. Dan seperti yang kau lihat. Aku prajurit sekarang." "Tapi, bagaimana kau menemukanku di sini? Aku bahkan tidak meminta siapa pun tentang kamar tidur milik Seannu atau tentang memenuhi ku." Ucap Chloe pelan Orva terkekeh geli melihat ekspresi Chloe yang cukup terkejut melihat nya ada di sini. "Kau lupa? Jika Ayahku salah satu prajurit di sini?" Kata Orva menjelaskan. Chloe menggeleng, "tentu saja aku ingat, tetapi apa pun, kau tahu aku di sini dengan meyakinkan ayahmu?" "Tentu saja sangat berhubungan, Chloe. Ayahku adalah prajurit yang menyetujui bagian CCTV." Orva menjeda, "dan itu pekerjaanku sekarang." Chloe terkejut lagi, hei. Siapa yang menyangka. Orva dengan persetujuan. " Chloe terkekeh. " Tentu saja tidak, Orva. Orva ikut terkekeh, "Aku belajar banyak dari buku dan film yang aku tonton. Dan aku mempraktikkan sedikit di kota yang dulu pernah aku tinggali." Ingin tahu tentang kota yang Orva pernah tinggali, Chloe penasaran. Dimana dan seperti apa. Belum sempat bertanya, Chloe bertanya dengan mengundang orang di sebelah Orva. "Ada tamu rupanya?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN