Bagian Keduapuluhsatu

1082 Kata
Chloe semakin bingung dengan keadaan ini. Mereka di perbolehkan melanjutkan perjalanan ke kota. Bahkan mereka menawarkan orang untuk mengantarnya yang di tolak keras oleh Seannu. Ayahnya June dan June sendiri sudah berjanji akan datang ke kota Clinton untuk membantu peperangan itu. "Apa yang kau diskusikan sebelum kita berangkat tadi bersama Ayahnya June ?" Tanya Chloe saat mereka sudah masuk ke dalam hutan yang menuju kota Beatrix. Kata orang  - orang tadi , kota itu tidak jauh. Hanya satu hari perjalanan . Chloe dan Seannu tentu saja tidak akan menyia - nyiakan waktunya lagi . Seannu menggeleng , "hanya aku yang bersedia melakukan perintahnya , Chloe." Chloe mengerutkan keningnya , "perintah apa? Kau bukan orang yang bisa di perintah, Sean. " Seannu berhenti melangkah saat Chloe juga sudah berhenti tadi . "Aku melakukannya untuk kau juga , Chloe ." Chloe mengangguk lalu kembali berjalan menyusul Seannu yang berhenti di depannya tadi . "Kalau itu untukku juga ,  bukankah aku juga berhak tau? " Chloe berjalan santai. Tas yang di bawanya sudah cukup ringan dari sebelumnya. Mungkin gara - gara orang dengan kebebasan yang sangat bebas tadi mengobrak - abrik tas nya sehingga mereka membawa beberapa barang dari tas Chloe. Atau bahkan membuangnya begitu saja. Chloe sedang malas untuk memeriksa tasnya. Dia tadi ingin sekali cepat - cepat pergi dari sana. Bahkan dia tidak tau dan malas sekali jika untuk memeriksa tas dan harus beradu mulut jika sesuatu yang hilang dari tasnya. Seannu menggeleng menanggapi pertanyaan Chloe sebelumnya. "Kenapa ? Bukankah ada hubungannya denganku ?" Seannu menggandeng erat tangan Chloe. "Aku hanya ingin kau hidup , Chloe. Kau tau , aku sungguh sangat mengkhawatirkanmu tadi." Chloe tersenyum lalu mengangguk , "apa kau juga tau , aku pun mengkhawatirkanmu. Aku kira aku tidak akan melihatmu lagi ." Seannu ikut tersenyum , "jika kau tidak bisa melihatku lagi , bagaimana perasaanmu ?" Chloe menatap Seannu , "apa harus di pertanyakan lagi , Sean?" Seannu mengangguk. Bahkan Seannu tidak tau harus berkata apa lagi ." "Biar aku perjelas. " Chloe berdeham. "Jika aku tidak bisa melihatmu lagi , untuk apa aku hidup ?" Seannu kaget dengan jawaban darii Chloe yang dia tidak sangka . Chloe sepertinya benar - benar yakin dengan ucapannya tadi. Di lihat dari ekspresi Chloe yang begitu serius. "Lagi pula , kau tidak akan kemana - mana bukan ?" "Chloe. " "Bukannya kau bilang aku ini prioritasmu? " Seannu mengangguk membenarkan. Dia pernah mengatakan itu pada Chloe beberapa waktu lalu. "Dan aku senang mendengarnya darimu. Tidak banyak orang yang selalu memperhatikanku, " Chloe menarik nafas lalu menggeleng, "bahkan tidak ada selain kau. Jadi apa lagi yang akan aku lakukan jika kau tidak ada? " "Chloe." "Bukankah kita harus fokus dulu pada sesuatu sekarang ini? " Lagi - lagi , Chloe memotong ucapan Seannu. "Kau benar. Urusan itu, nanti saja. " Seru Seannu pelan Seannu benar - benar harus memikirkan yang lebih baik dari ini. Dia tidak bisa membiarkan Chloe sendirian lagi. Dan tentu saja Seannu tidak mau meninggalkan Chloe dalam keadaan seperti ini. "Haruskah kita beristirahat dulu, Sean? Kau tampak lelah. " Chloe menatap Seannu yang berwajah pucat. "Aku - " Seannu meringis kecil ketika seseorang menepuk punggungnya. "Apa kabar kawan lama? " ----- Chloe sedang mengobati beberapa luka di wajah Seannu. Dia belum sempat mengobatinya setelah keluar dari sarang orang dengan kebebasan yang benar - benar bebas itu . "Kau yakin tidak punya luka selain ini, Sean? " Seannu tersenyum menatap Chloe dengan wajah khawatirnya. Tapi Seannu tidak bisa berkata apa - apa lagi. Dia tidak mau membuat Chloe lebih khawatir dari sekarang. "Aku yakin Seannu menyembunyikan luka yang lain , seperti waktu kita berjaga di depan benteng. " Chloe menatap Seannu setelah perkataan dari Gibran masuk ke gendang telinganya. Yang menyapa tadi adalah Gibran dan teman - temannya. Hanya saja, mereka tampak lelah juga. Katanya mereka sudah turun dan akan menyiapkan p*********n balik jika hari ini Seannu dan Chloe tidak keluar dari bangunan itu. Gibran sempat emosi ketika Chloe berkata bahwa jika menyerang mereka, Gibran dan satu prajurit lainnya tidak akan pernah menang. Malam ini mereka mendirikan tenda di hutan. Memasang jebakan di beberapa tempat. Dan tentu saja berjaga. "Kau terluka ? Di bagian mana ? Bolehkah aku melihatnya ?" Chloe bersemangat sekali bertanya pada Seannu. "Kau pernah melihatnya Chloe ." Gibran menyemburkan air minumnya. "Kau kenapa , Gibs ?" Kia yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia kini protes karena air semburan dari Gibran mengenai wajahnya. "Seannu terluka di daerah terlarang. Dan Chloe sudah pernah melihatnya ." Gibran bersungut - sungut menjelaskan apa yang ada di pikirannya kepada Kia yang terus menatapnya dengan tatapan penasaran "Area terlarang ?" Chloe sendiri masih bingung. "Sudahlah , sebaiknya kau beristirahat. Biar aku yang berjaga malam ini. " Seannu sudah beranjak dari tempat duduknya. Mengambil senjata yang tergeletak lalu meringis memegang bahunya. "Kau sedang tidak baik - baik saja , Sean. " Chloe ikut berdiri. Ikut memegangi bahu Sean. Lalu membuka sedikit bahu Sean yang tertutup baju. Chloe kaget lalu mundur seketika. "Ada apa ?" Kia yang meihat Chloe mundur sambil menutup mulutnya ikut berdiri dan melihat apa yang di lihat oleh Chloe. "Sean. Kau benar - benar pembohong ulung ," seri Gibran yang kini juga berdiri di samping Sean untuk melihat luka itu. "Kau mendapatkan luka ini, sejak kapan , Sean ?" Kia bertanya lantas memeriksa punggung Sean. "Sean , kau berbohong padaku ?" Chloe tentu saja kecewa. Bagaimana mungkin Sean berbohong tentang lukanya. Chloe bisa saja mengobatinya sejak tadi , jika saja Sean mengatakannya. Tapi Sean menyembunyikannya. Dan tentu saja menahan sakit itu selama ini . "Maaf , Chloe ." Seannu mendesah , "aku tidak bermaksud untuk membohongimu . Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir. " Chloe maju menangkup wajah Seannu dengan tangan kecilnya , "justru dengan begini , kau membuat aku khawatir. " "Chloe dia harus di obati. " Kia berinisiatif untuk mempersiapkan alat pengobatan yang ada. Dan segera membukakan pintu tenda. "Ini akan sembuh sendiri , teman - teman. " Seannu masih saja keras kepala. Lantas Chloe memukul lengannya. "Jika kau tidak ingin di obati , sebaiknya kau tidak usah kenal denganku lagi ." Chloe cemberut menyilangkan tangan di depan d**a. Seannu terkekeh , "baiklah , kau yang mengobati ." Chloe tersenyum kecil , "aku akan sangat kasar padamu. Lihat saja ." Chloe berjalan menuju tenda dan masuk bersama Kia untuk membantunya. Seannu terkekeh geli. Bisa - bisanya dia melihat Chloe manja seperti itu saat seperti ini. Seannu sangat jarang melihat Chloe merajuk seperti tadi. Tapi ya , nikmati saja. "Setelah di obati , ceritakan semuanya padaku . Tidak ada kebohongan dan penipuan ." Seannu tersenyum lalu menepuk lengan Gibran , "kau juga. Ceritakan semuanya padaku tidak ada kebohongan dan penipuan. " Gibran mengerutkan keningnya , "aku tidak punya rahasi - " Seannu terkekeh , "ah dan jangan lupa. Lupakan lukaku di area terlarang itu. Kau bisa merusak masa depanku. " "Seannu , dalam tiga detik atau kau mati. !" "Gadismu memang seperti itu, Sean ?" "Tidak sering. " "Menakutkan ."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN