PROGRAM BAYI TABUNG
____________
Cahaya dan Erlando tengah menunggu giliran masuk ke ruangan dokter untuk konsultasi tentang program bayi tabung yang mereka inginkan, Erlando sangat peka terhadap perasaan istrinya, jika memang harus melakukan ini untuk membuat Cahaya bahagia, apa pun Erlando akan lakukan demi istrinya itu.
Terlihat beberapa pasangan yang tengah menunggu juga, ada juga beberapa pasangan yang baru datang, juga ada satu pasangan yang keluar dari ruangan tersebut.
Di ruangan tersebut sudah tertulis Dr. Anne Toros, Sp.OG. Mereka belum membuat janji apa pun untuk bertemu Anne.
"Tuan dan Nyonya Maxivell!" Salah satu perawat memanggil nama mereka, mereka pun segera bangkit dari duduk mereka.
"Tuan, Nyonya, silahkan duduk," kata Anne bangkit dari duduknya dan menghormati Erlando. "Mengapa Anda dan istri tidak bilang jika akan kemari? Saya sudah pasti tidak akan menerima pasien lain."
"Jangan begitu, Dr. Anne. Kami yang minta maaf karena tidak menghubungi dulu," kata Erlando.
"Lalu apa ada yang bisa saya bantu? Saya akan melakukan yang terbaik," tanya Anne.
Cahaya menoleh menatap suaminya.
"Begini, Dr. Anne, saya dan istri saya belum di karuniai seorang anak, sedangkan pernikahan kami sudah berusia hampir 3 tahun, kami sudah melakukan pemeriksaan pertama kali, kata dokter yang menangani kami, kami sehat-sehat saja. Namun, karena kami ingin segera memiliki anak, saya dan istri saya berniat ingin melakukan profram bayi tabung."
"Oh bayi tabung?" Anne menganggukkan kepala.
"Program bayi tabung dapat menjadi pilihan bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan buah hati, Tuan, Nyonya. Proses pembuahan di luar rahim ibu atau in vitro fertilization (IVF) ini memerlukan serangkaian tahapan agar membuahkan hasil yakni si jabang bayi," kata Anne mencoba menjelaskan.
"Apa yang harus kami siapkan pertama kali?" tanya Cahaya.
"Baiklah. Saya akan menjelaskannya dari awal," kata Anne. "Program bayi tabung merupakan pemanfaatan teknologi reproduksi berbantu dengan cara mengawinkan s****a dalam jumlah tertentu dengan sel telur yang dilakukan di luar tubuh manusia. untuk menjalani program IVF, pasangan harus memenuhi beberapa persyaratan administrasi. Mulai dari tidak boleh pada pasangan yang belum menikah, tidak menggunakan ibu pengganti, tidak boleh menggunakan bank s****a, hingga tidak boleh pada pasangan yang sudah meninggal dunia. Setelah melewati proses administrasi, pasangan suami istri bakal melalui beberapa pemeriksaan kesehatan, pengecekan s****a serta konseling untuk persiapan mental."
Cahaya dan Erlando mengangguk mendengarkan.
"Nanti akan ada tim konseling untuk pasien karena ini penting sekali untuk melalui proses yang naik turun selama program bayi tabung," sambung Anne. "Setelah pemeriksaan kesehatan dan kesiapan mental, Ivan menjelaskan tim dokter bakal menentukan tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi suami istri tersebut. Tindakan ini meliputi program masa subur, pembuahan alami dengan bantuan obat-obatan, inseminasi hingga bayi tabung. Program bayi tabung biasanya dipilih karena pasangan inferti atau kurang subur," tambahnya.
"Tahap apa yang akan kita lakukan pertama kali setelah pemeriksaan kesehatan, Dok?" tanya Cahaya.
"Pembuahan di luar rahim Nyonya dilakukan di dalam laboratorium berteknologi tinggi. Proses mengawinkan s****a dan sel telur itu terjadi dalam sebuah cawan yang berisi medium tertentu. Pertama kali, tim laboratorium di Madison IVF bakal meminta s****a Tuan. Di klinik itu tersedia ruangan khusus untuk untuk menyalurkan s****a langsung ke laboratorium. Saya dan tim laboratorium bakal memilih s****a yang terbaik." Anne menjelaskan. "Jadi ... saya akan memberikan jadwal untuk Tuan dan Nyonya melakukan tahapannya."
"Tahapan selanjutnya ... s****a yang sudah diambil lalu dicuci dan diperiksa di laboratorium. Jika memungkinkan, sebelum bayi tabung dilakukan inseminasi dengan memasukkan s****a tersebut ke rahim Nyonya. Metode inseminasi ini dicoba hingga dua atau tiga kali. Jika tak berhasil, program akan berlanjut ke bayi tabung. Saya lalu bakal mengambil beberapa sel telur Nyonya untuk dibuahi di laboratorium. Saya bakal melakukan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) atau bantuan menyuntikkan satu sel s****a ke dalam sel telur. Dalam tiga sampai lima hari setelah pengambilan sel telur, dokter akan melakukan inkubasi untuk memantau terjadinya pembuahan norma hingga membentuk embrio. Jika berhasil, embrio itu bakal kembali ditanam ke dalam rahim Nyonya. Nyonya akan menjalani proses hamil seperti perempuan pada umumnya."
"Sampai berapa lama kami melakukan tahapan itu?" tanya Cahaya.
"Program ini kurang lebih berlangsung selama dua pekan," ucap Anne. "Selama masa itu, calon mommy diberikan beberapa vitamin dan obat-obatan untuk menjaga kondisi badan. Kami juga menyampaikan bahwa kita tidak bisa menjanjikan kehamilan, tapi bisa meningkatkan peluang kehamilan 15 kali lipat lebih tinggi daripada berhubungan normal," tambah Anne membuat Cahaya dan Erlando menganggukkan kepala.
"Baik, Dr Anne. Saya berterima kasih atas waktu Anda dan kami juga akan melakukan sesuai jadwal yang Anda berikan kepada kami," ucap Erlando membuat Anne tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Baik, Tuan, Nyonya. Kalian bisa datang besok, kita akan melakukan tahap awal, setelah pertemuan kita besok, kita akan melihat kesehatan dan mental Nyonya Maxivel."
"Tentu, Dr Anne. Kami akan melakukan sesuai apa yang Anda katakan."
"Apa ada lagi yang mau ditanyakan?"
"Untuk sementara kami paham tahapan dan prosesnya," jawab Cahaya.
"Kalau begitu ... sampai ketemu besok."
Erlando dan Cahaya bangkit dari duduknya dan menyalami Anne, beberapa saat kemudian, mereka pun meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah.
Cahaya sejak tadi diam saja, sedangkan Erlando menerobos salju-salju yang mulai mengganggu kemudinya, saat ini Jerman memang sedang musim salju, bahkan semua orang akan mengenakan pakaian setebal mungkin.
Erlando mengambil tangan kiri istrinya dan menciuminya beberapa kali, mengecupnya dan tidak pernah melepaskannya. Cahaya menoleh dan melihat tingkah suaminya itu. Erlando terus mengecupnya di satu tangannya dan fokus memegang stir di tangan satunya. Erlando manja sekali membuat Cahaya tertawa dan menggelengkan kepala.
"Apa yang kamu pikirkan? Hem?" tanya Erlando sesaat menoleh menatap istrinya dan kembali fokus ke jalanan dengan satu tangan menggenggam tangan Cahaya.
"Aku hanya takut, Mas, kesehatan dan mentalku down," jawab Cahaya.
"Jangan putus asa gitu donk, aku ada di sini bersamamu, kita harus optimis dan kita harus berusaha."
Cahaya mengangguk dan berkata, "Aku khawatir aja."
"Nggak usah khawatir. Besok kita akan melakukan tes kesehatan dan mental, aku akan menemanimu dan kita akan bersama hingga semuanya selesai."
"Mas, bukankah program bayi tabung itu mahal terutama diluar negeri?"
"Lalu?"
"Apa nggak memberatkanmu?"
Erlando tertawa terbahak-bahak, terus saja tertawa karena pertanyaan istrinya itu.
"Apa sekarang kamu menganggapku miskin?" tanya Erlando.
"Bukan gitu, Mas."
"Lalu?"
"Aku hanya nggak mau memberatkanmu."
Erlando melepas genggaman tangannya satu dan mengacak rambut istrinya. Membuat Cahaya memperbaiki rambutnya cepat.
"Sayang, aku nggak akan miskin meski aku melakukan program bayi tabung 100x, aset kita banyak, perusahaan kita ada dimana-mana, bahkan gedung kita banyak sekali, vila banyak, mobil banyak, rumah banyak, gedung 70 lantai saja yang ada di Milan, Italia milikku. Jadi apa yang kamu khawatirkan? Aku nggak mungkin menyebut satu persatu harta yang kita punya."
Cahaya menggeleng dan berkata, "Sombong!"
Erlando terkekeh.
"Kita harus mendonasikannya sebagian."
"Hem. Aku sudah melakukannya setiap bulan."
"Setiap bulan?"
"Iya, Sayang. Kalau masalah sedekah dan donasi udah aku lakukan setiap bulannya. Bahkan panti asuhan di Indonesia."
.
.
Bersambung!