EPILOG - My Prince

1570 Kata
Keesokan harinya, kemeriahan dari pernikahan Charlotte dengan Arga menghiasi istana Vanterlock, mereka berdua disandingkan dengan serasi dan dikunjungi oleh tamu-tamu dari berbagai kalangan, Raja William sangat bahagia memandang putri bungsunya telah menikah, hiruk pikuk dari halaman utama hingga ke dalam istana membuat suasana menjadi riuh, pernikahan itu dimulai dari pagi-pagi buta hingga tengah malam. William pun mengundang Ratu Camila, dan kebetulan, wanita itu rela datang untuk menghadiri pernikahan putrinya walaupun kondisinya masih tidak terlalu prima, dia juga mendapatkan sambutan hangat dari Charlotte dan Arga, membuat dirinya terkejut melihat gadis bungsunya berubah menjadi ramah. Emilia bersama murid-muridnya menampilkan beberapa tarian di hadapan para pengunjung, hasil dari latihan mereka berhari-hari telah membuat mata para pengunjung terpukau oleh gerakan lentur dari gadis-gadis balet tersebut. Alunan musik terus mengalun dari para orkestra, menghiasi pernikahan ini dengan lantunan-lantunan lagu pernikahan yang indah, cocok untuk suasana ramai seperti ini. Makanan maupun minuman tersajikan di meja-meja yang tersedia, para tamu pun dimanjakan dengan kemewahan dari pemandangan istana yang sangat memukau. Dengung obrolan bersama alunan musik menjadi satu, membuat situasi semakin menyenangkan. Agnes pun menyapa para teman-temannya yang diundang ke pesta ini, mereka semua memakai kostum penyihir gelap yang benar-benar mengerikan, di sana, gadis keriting itu tertawa ketika berbincang dengan kawan-kawannya, melupakan sedikit kesedihan yang melandanya. Banyak juga profesor-profesor yang diundang oleh Laila untuk menghadiri upacara pernikahan ini, mereka semua tengah berdiri bersama di depan pintu utama, menikmati kemeriahan ini. Bahkan, hari ini Victoria terlihat senang karena akhirnya dia bisa akrab dengan banyak lelaki, kini gadis itu sedang menyapa para pemuda yang merupakan teman masa kecilnya, senyuman terus terpasang diwajahnya, membuat para lelaki yang sebelumnya agak takut dengan Victoria menjadi lega oleh sikap gadis pirang tersebut. Bunyi lonceng istana terdengar, membuat para pengunjung mengheningkan suasana sejenak, perhatian mereka diarahkan ke Arga dan Charlotte, kebetulan, ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh mempelai pria, membuat semua tamu menunggu sesi tersebut. Arga naik ke atas panggung mungil, dia mengambil semua perhatian para tamu, ketika lelaki itu sudah berdiri tegak di hadapan orang banyak, dia langsung memulai perkataannya. "Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih pada kalian semua yang telah hadir di pernikahan ini dengan suka rela, saya merasa terhormat bisa bertemu dengan kalian, melihat kalian semua tersenyum dan tertawa membuat kami sangat senang. Saya sebagai seorang pengantin ingin menyuarakan kebahagiaan ini ke setiap manusia yang berada di sini," Kemudian, ketika Arga menghentikkan suaranya, sebuah kembang api meluncur dan meletus-letus di langit. "Untuk Putri Emilia, Putri Victoria, Putri Agnes dan Putri Laila, aku ucapkan terima kasih, tanpa bantuan kalian, pesta ini tidak akan bisa semeriah ini. Dan basa-basinya sampai di sini saja, sekarang mari berpesta!" Musik langsung dilantunkan kembali dengan lagu hip hop, membuat para pengunjung menari-nari bersama, meninggalkan obrolan mereka yang belum tuntas. Willy memandu para tamu untuk menari dengan gerakan konyol, gelak tawa menghebohkan pesta ketika lelaki pendek itu secara sengaja menarik Agnes untuk bergabung dalam tarian itu, kawan-kawan gadis keriting itu tergoda untuk terlibat dalam keriuhan itu. Laila langsung melemparkan sebuah bubuk warna-warni hasil percobaannya pada seluruh tamu, keadaan menjadi seru ketika pakaian para pengunjung tertimpa bubuk tersebut, membuat penampilan mereka menjadi penuh warna. Charlotte tersenyum melihat itu semua di samping Arga, lalu, dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide agar pesta ini semakin heboh. Charlotte menjentikkan jarinya dan seluruh binatang dari kebunnya berlarian ke pesta tersebut, awalnya para pengunjung menjerit-jerit ketakutan melihat kemunculan hewan-hewan liar itu, namun, ketika sadar kalau hewan-hewan itu tidak ganas, akhirnya para pengunjung membiarkan binatang-binatang itu bergabung dalam kemeriahan pesta. Emilia memeluk murid-muridnya, dia senang melihat penampilan mereka sukses membuat tamu terpukau. Victoria meloncat-loncat riang bersama lelaki-lelaki di sisinya, dia juga terkena bubuk warna-warni itu, membuat gaunnya ternodai, tapi gadis itu kelihatannya malah senang. Agnes dengan Willy menari bersama di hadapan para tamu, Raja William dan Ratu Camila bergandengan tangan, menyaksikan semua itu dengan mesra dari kursi tamu, tubuh mereka juga dipenuhi kelinci-kelinci imut yang bertengger di pundak raja dan ratu tersebut. Kupu-kupu beterbangan di atas kemeriahan itu, Charlotte tersenyum ketika Arga mengajaknya untuk ikut bergabung ke dalam keseruan para tamu, akhirnya, pengantin pun terlibat dalam kehebohan itu. Semuanya berbahagia, tidak memandang mereka berasal dari kalangan mana, semuanya bersatu, menari, tertawa, melupakan segala permasalahan. *** Sampai pada tengah malam, pesta itu sudah berakhir dan para tamu telah pulang, tiba-tiba sebuah komet menghantam seluruh rumah penduduk, membuat Arga dan Charlotte yang melihatnya terkejut. Para tamu yang tadi hadir di sini sudah hancur berkeping-keping di dalam rumah mereka karena jatuhnya komet itu. "Padahal tadi siang mereka tertawa di sini, tapi sekarang mereka telah ...." Charlotte meneteskan air mata, Arga memeluk istrinya, mereka sedang berdiri di balkon kamar, memandangi ratusan komet yang berjatuhan di sekeliling kerajaan Vanterlock. "Arga, sebelum mati, aku ingin bertemu dengan keluargaku." Mengerti, Arga dan Charlotte berjalan menuju ruang keluarga istana, di sana ada Victoria yang memeluk kakinya dengan ketakutan, Agnes menutup lubang telinganya, Laila dan Emilia yang saling berpelukan. Sepertinya, saudara-saudaranya pun sudah tahu akan ada bencana. Charlotte duduk di hadapan kakak-kakaknya, sementara Arga masih berdiri, mengawasi lima putri yang sedang ketakutan itu. "Jangan khawatir, percayalah, kita semua akan berakhir bahagia." ucap Charlotte berusaha menenangkan keempat kakaknya yang terlihat ketakutan. "Charlotte, aku tidak mau mati~ aku ingin tetap hidup." Victoria terisak mengucapkannya. "Aku belum siap menghadapi kematian." Agnes merenung. "Aku tidak percaya kiamat benar-benar terjadi malam ini." ucap Laila dengan sedih. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Emilia berharap. Suara petir yang menggelegar membuat kelima putri tersentak bersamaan, kedengarannya, di luar sedang ada badai, kemudian, tiba-tiba, sebuah gempa membuat keseimbangan mereka terguncang, Arga dan lima putri sampai terjatuh ketika lantai bergoyang-goyang dengan mendadak. Agnes sampai muntah karena pusing dengan suasana ini. "Di mana Willy!?" tanya Arga sedikit mengkhawatirkan keadaan sahabatnya. SWING! Mendadak, dengan kecepatan kilat, Willy langsung muncul di tengah-tengah mereka, tepat saat gempa itu berhenti. "Sepertinya ada yang memanggilku, ya?" Arga tersenyum. "Willy, kemarilah!" Mendengar dirinya dipanggil, Willy mendekat pada Arga. "Ada apa?" Saat Willy sudah ada di hadapannya, Arga langsung menekan sebuah tombol di perut sahabatnya dan dengan perlahan, tubuh lelaki pendek itu bertransformasi menjadi sebuah pesawat yang ukurannya tidak terlalu besar namun cukup untuk dihuni oleh beberapa orang. "Hey-hey-hey-hey! Mengapa tubuhku jadi seperti ini, Arga!?" Walau sudah menjadi sebuah kendaraan, Willy masih bisa bicara dengan lancar. "Sudah, diam saja kau," Lalu, perhatian Arga teralihkan ke para putri. Kelihatannya, lima putri juga terkejut melihat seorang manusia berubah menjadi sebuah kendaraan, bahkan, muka Charlotte membiru saking kagetnya. "Kalau kalian ingin tetap hidup, masuklah ke dalam Willy, kita akan pergi dari tempat ini." "E-EEEEEH!?" Victoria menjerit tak paham dengan ucapan Arga. "Pe-Pergi dari tempat ini menaiki Willy? Itu terdengar agak mesum." Laila langsung menarik Emilia dan Agnes untuk masuk ke dalam Willy tanpa banyak omong, sementara Charlotte bersama Victoria berjalan gemetar saat masuk ke dalam tubuh lelaki pendek itu yang sudah berubah menjadi sebuah pesawat. Arga tersenyum lega melihat para putri sudah duduk di dalam, dia langsung berlari ke ruang singgasana raja dan mengajak William untuk ikut pergi dari sini. Namun, dia kaget saat melihat tubuh Raja William sudah tak tersisa akibat hantaman sebuah komet yang masuk menghancurkan dinding ruangan itu. Dengan perasaan gelisah, Arga kembali ke ruang keluarga, berusaha untuk tidak mengingat kondisi Raja William yang mengenaskan. Sesaat sampai di sana, Charlotte bertanya, "Apa tadi kau ke ruangan Ayah? Bagaimana? Apa dia mau ikut?" Dengan ekspresi kaku, Arga menjawabnya. "Ayah kalian telah meninggal," Lalu, Arga langsung masuk ke dalam ruang kemudi, untuk mengendalikan Willy bergerak. "Sekarang, saatnya kita meluncur." Hening, kelima putri semuanya merenung, mengingat betapa serunya tumbuh besar di dalam istana bersama ayahnya. Jiwa mereka kelihatannya sedikit terguncang oleh kenyataan ini. Willy langsung digerakkan oleh Arga untuk menabrak tembok dan terbang meluncur ke langit, meninggalkan istana Vanterlock beserta seluruh kenangan selama berada di sana. Laila menoleh ke bangunan istana yang semakin mengecil dari jendela pesawat. Victoria melamun, mengenang ayah tercintanya. Charlotte menangis terisak-isak menyadari kalau harapan ayahnya sudah terkabulkan karena telah melihat salah satu putrinya menikah dan beliau sudah mati dengan tenang. Emilia meremas gaunnya dengan kencang, air mata bercucuran, membasahi wajahnya, dia juga rindu pada sosok ibunya. Agnes pun tak bisa menahan tangisnya. Hingga akhirnya, pecahlah suara tangis dari kelima putri secara bersamaan, Arga yang mendengarnya benar-benar tak bisa berbuat apa-apa, yang dia lakukan saat ini adalah mengantar mereka ke tempat yang paling aman agar bisa melanjutkan hidup. Namun, BUAR! Pesawat mereka terhantam oleh sebuah batu meteor yang jatuh, dan Willy yang tubuhnya sudah menjadi pesawat telah hancur dan jatuh meliuk-liuk ke tanah. Mereka semua meninggal secara bersamaan di dalam tubuh Willy. Kehidupan yang telah mereka lalui berakhir secara mengenaskan. TAMAT Yeayy! Akhirnya cerita ini telah tuntas kutulis! Maafkan daku yang membuat seluruh karakternya mati. :3 soalnya dari awal pun, aku memang berniat ingin melenyapkan mereka semua. Huahahaha. :V jahat sekali aku. Ending yang sangat tak terduga, ya? Pasti kalian berpikir endingnya bakal bahagia? Wkww mustahil :v Aku sengaja bikin awal part ini dengan pesta kemeriahan yang menggembirakan, dan setelah para pembaca terlena dengan semua itu, kukejutkan dengan bagian akhir yang mengerikan. Wkwkwk. Pokoknya, aku ucapkan terima kasih banyak buat kalian yang telah membaca cerita ini hingga tuntas! Maaf juga karena endingnya tidak sesuai dengan yang kalian inginkan. Hehe! Aku juga mau bikin cerita baru, lho~ semoga kalian tertarik untuk membacanya. Heheheh. Dan sampai jumpa di lain kesempatan! ^^ Salam, Cermin Pecah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN