15. Dia yang Membuat Aku Belajar

1054 Kata

Emansipasi sih, emansipasi. Tapi pada hakikatnya, perempuan itu tidak untuk mengejar laki-laki. ** “Baik, untuk perkuliahan Ulumul Hadis kita cukup sampai di sini. Bagi yang mau setoran hafalan hadis boleh mendatangi kantor saya. Wabilahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum, warrahmatullahi, wabarakatuh!” Dosen yang baru saja mengajar mereka pun keluar dari ruangan kelas. Begitu pula denganku yang langsung membereskan buku, karena perkuliahan sudah usai. “Shanum, aku penasaran sama suara kamu.” Nia menyenggol bahuku sebelum kami pergi. Aku hanya menggelengkan kepala. “Nggak sebagus yang kamu kira, kok! Jangan nyesel, ya, karena udah nyuruh aku jadi perwakilan kelas.” Kali ini dia malah menertawakanku. Ah, entah! Sudah lama aku tidak bernyanyi sambil memegang mikrofon. Apa a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN