54. Dia yang Terpojok Karena Aku

1499 Kata

“Emmm ... jadi, Ustaz ....” Hanya itu kalimat yang bisa diucapkan oleh Rasya sejak tadi sampai makanan kami datang dan sudah dingin lagi. Apalagi dengan aku, orang yang kaku terhadap kenalan baru. Tak ada satu pun kalimat yang bisa dikeluarkan oleh mulutku. Mendadak kami berdua ini bak pasangan tuli dan bisu. “Pesan makan dulu, Mah. Abi mau bicara dulu sebentar dengan mereka!” titah Pak Ustaz pada sang istri yang duduk di sampingku ini. Agak aneh memang, panggilan sayang mereka adalah mamah dan abi, yang mungkin terdengar kurang serasi. Istri dari Pak Ustaz ini pun berdiri dan meninggalkan kami. Sementara itu, aku dan Rasya hanya bisa berdiam diri. “Sejak kapan pacaran?” Pak Ustaz memulai interogasi. Aku memandang ke arah Rasya, kira-kira dia akan menjawab apa? Lalu lalang or

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN