35. Dia yang Menjadi Sumber Dilema

1132 Kata

Malam ini, aku dan Nia sedang berkumpul di kamarnya. Nia mengeluarkan sejumlah camilan yang ia bawa sebagai oleh-oleh dari rumah. “Kamu banyak banget bawa ini? Ini apa saja Nia?” Aku melihat isi kulkas mini miliknya. Di sana ada berbagai macam makanan beku yang dibekalkan oleh ibunya. “Itu ... banyak! Ada gule tahu tempe, rendang yang paling banyak, terus ayam kalasan. Semua tinggal diangetin.” Nia menunjuk pada satu per satu makanan yang ia bawa. “Mamaku bilang dia lagi suka masak, jadi aku dibawain banyak.” Mendengar hal tersebut, aku cukup bahagia. Rasa haru memenuhi hati karena seumur hidup aku belum pernah mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Bagaimana rasanya, bangunkan pagi mendengar omelan ibu, berangkat sekolah dengan bekal masakan ibu atau pulang sekolah yang penuh deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN