Berharap itu hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan kepada suami. Apalagi suami siri. Di-PHP terus, kan? ** “Canum ....” Suara manja Nia terdengar mendayu-dayu di luar pintu kamarku. Kubukakan pintu untuknya. “Kenapa?” tuturku sambil membiarkan dia masuk. “Bosan, aku bosan.” Nia langsung merebahkan di atas kasurku dan merentangkan tangannya. “Hari Minggu enggak ngapa-ngapain ternyata bosan juga, ya?” timpalku berbaring di atas lantai samping kasur. “Aku, kan, jomblo. Wajarlah! Kamu ... pacarnya mana?” ledeknya sambil berguling juga ke lantai karena kasur yang aku gunakan hanya merupakan kasur lantai biasa. “Pacar apaan?” tukasku sembari menggeleng. “Itu, yang kasi kamu hape. Katanya dia tunangan kamu? Kok nggak ngajak keluar, kek, jalan-jalan?” Nia menatap padaku sambil m