“Perasaan aku tiap ketemu kamu sekarang, kamu itu selalu cemberut melulu! Kenapa, sih? Kamu kesel sama siapa?” Nia tiba-tiba datang ke kamarku saat aku sedang menyalin sebuah catatan. “Aku mau lihat catatan kamu!” Dia pun duduk di sampingku. “Ini!” Aku memberinya catatan buram yang juga sedang kusalin. “Kok catatan yang ini, sih? Yang tulisannya bagus, dong!” protesnya padaku. “Yang tulisannya bagus, kan, masih dalam proses, Nia!” “Oh, ya udah! Aku tunggu kamu nyalin, nanti aku pinjam salinannya lagi.” Aku menggelengkan kepala. Katanya dia tidak bisa membaca catatan buram milikku karena memang tulisannya seperti ceker ayam. “Shanum, aku mau kasih tunjuk ini sama kamu. Kamu pasti belum melihat ini, kan?” Nia menyodorkan ponselnya. “Apa?” Karena penasaran, akhirnya aku ikut me