Di lorong rumah sakit yang sepi. Para dokter dan perawat berlari menuju ruang perawatan Cantika. Mereka berusaha se cepat mungkin untuk sampai dan memberikan pertolongan pada gadis itu. Melia, Liana, Demian dan Bryan merasa begitu lega saat dokter dan perawat datang ke dalam ruang perawatan Cantika. "Dok, tolong adik saya," ucap Liana menangisi adiknya. Sedangkan Cantika masih terus menikmati rasa sakit yang mendera kepalannya. Sungguh sangat menyiksa. Membuatnya merasa seperti berada di ambang pintu kematian. Cantika masih ingat betul rasa sakit seperti ini. Rasa sakit yang beberapa tahun lalu pernah dia derita. Rasa sakit yang menyiksa setiap kali Cantika berusaha mempekerjakan otaknya dengan begitu keras. "Ya Allah... Aaarggghhh... Ya Allah... Hiks..." Cantika terus meneteskan ai