beban hidup

515 Kata
Setelah sedikit berbincang dengan Arini darsita penasaran menatap kertas di tangan arini yang sedari tadi mengganggu pandangannya, "itu apa mbak" tanya darsita pada Arini karena sangat penasaran, sambil tersenyum miris Arini menatap surat perceraiannya di genggamannya itu,"ini surat cerai buk saya dicerrai sama suami saya karena nggak cantik lagi katanya buk, suami saya mau nikahin selingkuhannya yang cantik dan modis itu" tanpa sadar Arini mengunggkapkan masalah yang dialaminya. "Eh... Maaf buk saya jadi curhat, ucap Arini sambil mengusap air mata di wajahnya dengan sedikit senyuman terluka, nggak papa maaf ya karena ibu kamu jadi teringat masalah kamu lagi ", ucap darsita merasa bersalah. "Ibu boleh minta nomor telpon Kamu nggak, " boleh sih buk bentar yah, Arini lalu mengeluarkan ponselnya yang masih menggunakan tombol dan layar kecil itu, di saat jaman sekarang sudah memakai smartfon dia masih memakai ponsel ketinggalan jaman itu, melihat itu darsita merasa kasihan dan jg perihatin pada wanita yang telah menyelamatkan hidup cucunya itu, setelah bertukar nomor telpon darsitapun pamit pada Arini," Yaudah kalo gitu ibu permisi dulu yah soalnya ibu mau kerumah sakit setelah anterin Vina pulang, " oh iya buk silahkan" jawab Arini sopan sambil tersenyum. saat darsita dan cucunya sudah berada di atas mobil mewah miliknya dia kembali menoleh menatap punggung arini yang telah melanjutkan perjan pulangnya, Hehh.... Astagfirullahaladzim... Ya tuhan ternyata setiap orang punya masalahnya sendiri, desah darsita "sayang kamu mau langsung pulang ato makan dulu, tanyanya pada cucu kesayangannya itu, pulang aja nek Vina capek,jawab cucunya itu, baik sayang, nenek Tante Arini baik ya andai Tante Arini bisa tinggal sama kita, sesaat darsita berfikir lalu , menjawab penyataan cucunya dengan singkat," tentu sayang,hah... Maksud Nenek kita bisa ajak Tante Arini tinggal sama kita begitu nek , tanya anak itu dengan perasaan senang menggebu gebuh, sabar sayang nenek akan usahakan apapun yang cucu nenek inginkan akan nenek usahakan, gadis kecil itu langsung bersorak gembira. Darsita lalu memiliki ide yang mengejutkan semua orang. Setiba di rumahnya Arini di sambut putra putrinya dengan gembira sambil berlari kearahnya memeluka mereka, menatap kedua anaknya dengan penuh kasi sayang dan kesedihan. "Gimana ndok? , Tanya sang ibu pada Arini dengan tatapan senduhnya, beliau sangat prihatin pada putri semata wayangnya, Arini menyuruh anak anaknya main kekamar mereka, "sayang kalian main di kamar dulu yah bunda mau ngomong sama Oma bentar,"iya bunda,setelah menjawab bundanya mereka beranjak kekamar . Aku dan mas rayyan cerai buk takkuasa menahan tangisnya Arini menangis di pangkuan ibunya, wanita paruhbaya itu mengusap rambut putrinya lembut hatinya remuk melihat anak semata wayangnya rapuh, dia masih ingat dengan jelas bagaimana rayyan datang melamar putrinya dengan sikap yang sangat sopan dan terlihat memuja putrinya itu, tp sekarang dia melihat betapa sakit yang di terima putrinya terlebih mereka punya 2 anak yang semua di serahkan pada Arini karena Vira si selingkuhan rayyan itu tidak mau mengurus anak mereka, tapi Arini bersyukur karena tidak perlu bepisah dengan anak anaknya, tapi di sisi lain Arini bingung bagaimana dirinya harus membiayai kehidupanya dan anak anaknya sebab dia tidak bekerja dan hanya memiliki sedikit tabungan terlebih lagi ibunya juga hanya hidup mengandalkan uang pensiunan ayahnya yang sudah meninggal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN