"Hei, mana janjimu?" berondong seorang gadis berambut Platinum yang bernama Norah sembari menghempaskan bokongnya pada kursi yang ada dihadapan sahabatnya, Skyla.
"Hmn ....” Bukannya langsung menjawab, Skyla malah berdeham sejenak kemudian bergeming di tempat dengan keningnya mengerut samar.
Apakah aku harus jujur pada Norah dan merelakan Hermès Himalayan Birkin milikku yang harganya selangit itu jatuh ke tangannya atau malah berbuat nekat untuk mendapatkan Rolls Royce Phantom miliknya, batin Skyla gamang di dalam hati.
"Cepat, Skyla! Waktuku nggak banyak. Aku masih harus menghadiri rapat dengan para jajaran direksi lagi setelah ini,” gerutu Norah sembari mengetukan jari-jarinya yang berkuku panjang dan terawat itu di atas meja kafe.
Sial, kenapa juga aku harus menerima tawaran Norah yang aneh ini? batin Skyla menggerutu di dalam hati. Tentu saja karena Rolls Royce Phantom itu, Skyla! lanjut gadis itu membatin pada dirinya sendiri.
Baiklah, setelah memberanikan diri untuk mengambil risiko, Skyla pun akhirnya membalas ucapan sahabatnya tadi. "Norah, please. Sabar sebentar. Jangan menerorku seperti aku sedang mengutang USD$100,000 padamu!" gerutu Skyla dengan ekspresi masamnya.
"Ayo, ikut aku. Orangnya udah menunggu di sana," ujar Skyla melanjutkan sambil menunjuk ke arah sebuah meja yang berada di sudut kafe ini.
Norah memincingkan matanya menatap Skyla. Bukan hanya itu saja, mata gadis itu pun melayangkan tatapan menyelidiknya pada sang sahabat. “Kenapa dia nggak duduk di meja yang sama denganmu? Kamu pasti mau menipuku, ‘kan, Rubah Kecil?” todong Norah dengan telunjuk yang mengarah di depan wajah Skyla.
Beruntung Skyla bukanlah orang yang gampang terimtimidasi, terlebih lagi oleh sahabat yang sudah dikenalnya hampir setengah dari hidup gadis itu sendiri sehingga dia memilih untuk melipat tangannya di depan d**a dan melayangkan tatapan berpura-pura santainya pada Norah.
“Pikiranmu itu negatif sekali, Norah,” decak Skyla. “Pasti hanya s**********n pria aja yang ada di dalam otakmu itu,” balas Skyla dengan nada gurau yang kentara pada kalimatnya untuk menutupi kegugupannya sendiri.
“Heh, Gadis Polos yang Masih Perawan! Aku beritahu satu hal. Meskipun aku dating dengan banyak pria, tapi aku nggak pernah membiarkan mereka melewati batasan yang aku buat. Jadi, dengan kata lain, aku masih suci sepertimu, Bocah Kecil!” balas Norah yang nggak terima dengan ledekan Skyla.
“Namun, setidaknya aku sudah pernah bertukar enzim dengan pria-pria yang aku kencani. Unlike you yang bahkan berpacaran aja nggak pernah, apalagi berciuman bibir,” lanjut Norah meledek sebelum menjulurkan lidahnya.
Sialan anak ini! batinku Skyla geram di dalam hati. Namun, apa yang baru saja dipaparkan oleh Norah beberapa detik yang lalu memang benar adanya. Jangankan berciuman bibir, berpacaran saja Skyla belum pernah, apalagi melakukan yang lebih seperti s*x misalnya.
Dengan tekad sekuat baja, terlebih lagi saat mengingat kendaraan roda empat Rolls Royce Phantom, Skyla pun akhirnya bangkit berdiri dari tempat duduk dan gerakan gadis itu diikuti oleh Norah setelahnya.
Meskipun ada kebimbingan untuk terus melangkah, tetapi Skyla memilih untuk tetap melanjutkan misinya dan menyemangati dirinya sendiri di dalam hati selama perjalanan dari mejanya menuju ke meja yang ditunjuknya pada Norah tadi.
Go, go, go, Sky! You can do it. For the sake’s of Rolls Royce Phantom!
Meja yang didatangi oleh Skyla dan Norah hanya ditempati oleh seorang pria. Namun, sayangnya kedua gadis itu hanya dapat melihat punggung milik pria tersebut karena posisi duduknya yang membelakangi mereka.
Kalau mau dinilai, aku akan memberikan nilai 9 dari 10 untuk tubuh atletis pria ini. Namun, belum tentu nilai setinggi itu berlaku untuk wajahnya yang masih belum sempat aku lihat itu, batin Skyla di dalam hati ketika mendapati siluet otot punggung pria berkemeja hitam yang kini terpampang di depan matanya.
Astaga, aku mempertaruhkan hidupku di sini—demi Rolls Royce Phantom milik Norah yang akan dibarter dengan tas Hermes Himalayan Birkin milikku. Tapi masalahnya adalah bagaimana kalau ternyata pria ini memiliki gigi yang tongos? Atau lebih parahnya lagi, dia adalah nerd dengan gigi dipagar dan berkedok dengan tubuhnya yang atletis dan memanjakan mata kaum hawa di ruangan ini hanya dengan melihat punggungnya saja?
Skyla bergidik ngeri ketika membayangkan deskripsi dari pria berkemeja hitam itu yang tiba-tiba terlintas di dalam benaknya. Skyla nggak ingin berekspetasi terlalu banyak lagi karena hal terpenting yang akan gadis itu lakukan adalah mengajak pria berkemeja hitam itu untuk turut menyukseskan misinya sehingga Rolls Royce Phantom milik Norah bisa jatuh ke tangannya.
Leave it or take it, Skyla! batin Skyla di dalam hati sebelum memberanikan diri untuk menepuk pelan pundak sebelah kanan pria yang akan dikenalkannya pada Norah itu.
Pria berkemeja hitam yang baru saja pundaknya ditepuk oleh Skyla itu lantas membalikkan tubuhnya sehingga kini tatapan mereka saling bersirobok. Namun, Skyla sendiri nggak yakin seratus persen dengan hal itu karena sang pria mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya.
Siapapun yang melihat pemilik wajah di hadapan Skyla dan Norah itu pasti akan berdecak kagum ketika menemukan bibir tipis dengan rahang tegas yang memperkuat kesan aristokrat pada si empunya. Ditambah dengan bulu-bulu halus yang membingkai di bagian pipih bawah pria itu, semakin membuat kaum hawa bernapas nggak beraturan ketika melihatnya.
Salah satu dari kaum hawa itu adalah Skyla Ramirez yang kini sedang menatap pada pria di hadapannya itu dengan mulut yang sedikit terbuka. Namun, untung saja air liur nggak sempat menetes dari mulutnya karena gadis itu segera tersadar dan merapatkan celah di antara kedua bibirnya.
Pria berkemeja hitam itu bangkit dari posisi duduknya dan berdiri di hadapan Skyla sebelum melepaskan kacamata hitam yang bertengger di batang hidungnya yang apik bak perosotan di taman bermain anak-anak itu.
"Si—" Belum sempat pria itu menyelesaikan kalimatnya, tangan Skyla tiba-tiba melingkar di lengannya dan membuat si pemilik mengumpat di dalam hati.
Gadis itu adalah pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa sepertinya, batin pria itu menerkan di dalam hatinya.
"Norah, kenalkan ini pacarku," ujar Skyla yang kini sudah menghadap ke arah Norah, begitu juga dengan pria adonis yang sedang berdiri di sisi gadis itu.
Skyla sengaja memotong ucapan pria itu sebelum rencana dan keberanian yang sudah dia pupuk sejak tadi menjadi hancur lebur dan sia-sia karena pria di sebelahnya itu salah berucap.
"Demi apa, Skyla? Kamu pasti bercanda, 'kan? Ini pasti pria random yang kamu pilih demi mendapatkan Rolls Royce-ku, 'kan?” tuduh Norah dengan kedua mata yang membulat sempurna setelah meneliti wajah pria yang baru saja dikenalkan oleh Skyla sebagai pacarnya.
Tentu saja Skyla menggeleng setelah mendengar tuduhan Norah yang sebenarnya memang benar itu. Namun, tekad untuk memiliki Rolls Royce Phantom milik sahabatnya itu terdengar lebih menggiurkan daripada dirinya yang harus mengorbankan tas Hermès Himalaya-nya. Terbukti dari gadis itu yang meghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk memaksa pria yang nggak dikenalnya ini untuk menjadi pacar gadungannya tanpa adanya script ada konfirmasi terlebih dahulu.
“Oh Tuhan, dosa apa yang telah aku perbuat sampai-sampai harus kehilangan Rolls Royce Phantom-ku dan batal mendapatkan Hermès Himalaya Sky," lanjut Norah dengan pekikan dramatis sambil menggelengkan kepalanya.
"But, wait a minute ... Ashton Hawks—pria terpanas dekade ini yang masuk dalam jajaran Forbes 30 under 30 tentu saja nggak mau mengencani gadis polos sepertimu, Sky,” ledek Norah. “Jadi, aku yakin seribu satu persen, kamu pasti berbohong padaku, Anak Kecil!” lanjut gadis itu berujar.
Iya, aku memang nggak punya hubungan dengan pria berwajah adonis di sebelahku ini, Norah! Namun, demi Rolls Royce Phantom-mu itu, aku rela melakukan apa aja. Termasuk memaksa pria bernama Ashton Hawks ini untuk ikut serta dalam skenarioku, batin Skyla di dalam hati. Gadis itu sebenarnya ingin sekali menyuarakan kalimat yang baru saja terlintas dalam benaknya itu pada Norah, tetapi balik lagi demi kesuksesan skenarionya, maka Skyla memilih untuk bungkam saja.
“Ngapain juga aku harus berbohong, Norah? Lihatlah, pria yang kamu bilang nggak mungkin akan mengencaniku, kini sedang melingkarkan lengannya di pinggangku, sementara tubuhnya mendempet tubuhku layaknya seekor cicak di dinding,” jelas Skyla pada Norah, meskipun gadis itu cukup terkejut dengan apa yang tertangkap oleh matanya saat ini.
Apa yang dijabarkan oleh Skyla tadi memang sepenuhnya benar. Ashton kini benar-benar melingkarkan lengannya dan mengelilingi tubuh kecil gadis itu, sementara tubuhnya sudah menempel dengan sempurna pada tubuh Skyla sehingga kini gadis itu tampak benar-benar tenggelam di dalam tubuh Ashton yang kekar dan besar.
"Lagi pula, kamu sendiri yang menawarkanku Rolls Royce-mu, Nona Norah. Jadi, terima saja kekalahanmu, Sister!" kekeh Skyla sebelum mematri senyum licik di bibirnya.
Ingatan Skyla tiba-tiba kembali pada kejadian dua minggu yang lalu. Saat gadis itu mendatangi apartemen Norah dan bercerita kalau beberapa hari terakhir sang ayah selalu mendesaknya untuk menikah atau setidaknya memiliki seorang pacar. Opsi lainnya, Skyla akan dijodohkan dengan orang yang sudah disiapkan oleh ayahnya. Tentu saja Skyla menolak mentah-mentah usulan sang ayah yang dianggapnya sangat konyol itu karena kini sudah abad ke-21 dan hal bernama perjodohan adalah sebuah lelucon yang patut untuk dihindari dan ditertawakan.
Setelah menceritakan masalahnya pada Norah, gadis itu pun memberikan solusi yang menurut Skyla adalah solusi yang cemerlang pada saat itu. Solusinya adalah Norah akan memberikan Rolls Royce Phantom miliknya yang sudah diidam-idamkan oleh Skyla sejak lama jika dalam waktu 2 minggu Skyla bisa mendapatkan seorang pacar. Begitu pun sebaliknya, aku akan memberikan Hermès Himalaya Birkin yang selalu sold sebelum gadis itu sempat membelinya jika Skyla gagal memiliki pacar dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Skyla ingat sekali apa yang Norah katakan padanya hari itu. Please, Skyla. Aku bahkan hampir nggak pernah melihatmu berinteraksi dengan pria dalam jangka waktu yang lama. Parahnya lagi, kamu sama sekali nggak memiliki pengalaman tentang lawan jenis juga. Astaga, apa yang ada dipikiranmu, Baby? Aku yakin, pasti aku yang akan mendapatkan Hermès Himalaya-mu itu.
Kira-kira kalimat seperti itulah yang dilontarkan oleh Norah untuk meledek Skyla. Awalnya Skyla sudah ingin menolak usulan Norah karena apa yang dikatakan oleh gadis itu ada benarnya. Skyla memang jarang sekali berinteraksi dengan lawan jenisnya. Entah dalam aspek pendidikan ataupun aspek sosial.
Namun, karena nggak ingin terus-terusan diledek dengan sebutan pengecut oleh Norah, Skyla pun akhirnya menyepakati permainan yang dibuat oleh sahabatnya itu. Toh, sebenarnya Skyla juga memang menginginkan Rolls Royce Phantom milik Norah, jadi gadis itu hanya berpikir ini adalah win-win solution yang ditawarkan oleh sahabatnya.
Ashton yang kini sedang berdiri di sebelah Skyla, hanya melayangkan tatapan datarnya. Baik pada Norah, maupun Skyla. Norah memicingkan matanya sambil meneliti Skyla dan pria yang berdiri di sebelah gadis itu. Namun, baru saja Norah hendak membuka mulutnya untuk berbicara, sebuah deringan ponsel tiba-tiba menginterupsinya gerakan gadis itu. Dengan gerakan tergesa-gesa, Norah meraih ponselnya dari dalam tas, sementara matanya langsung membola ketika membaca nama yang tertera di layar benda pipih di tangannya.
"s**t, aku harus pergi sekarang sebelum diiris menjadi setipis bacon oleh Dad,” gerutu Norah dengan nada panik tanpa menjawab panggilan masuk tadi.
“By the way, Mr. Hawks, perkenalkan namaku Norah Anniston. Senang bertemu denganmu. Tolong jaga baik-baik sahabat polosku ini jika kamu benar-benar adalah pacarnya. Aku pergi dulu,” ujar Norah panjang lebar hanya dengan satu tarikan napas sebelum berlalu dari hadapan Skyla dan Ashton.
"Jangan lupa Rolls Royce-ku, Norah! Kamu harus menepati janjimu. Jangan menjadi pembohong ulung!" Pekikan Skyla mengiringi langkah Norah yang tergesa-gesa berjalan menuju pintu kafe. Namun, bukannya membalas ucapan Skyla dengan benar, Norah malah mengacungkan jari tengahnya pada sahabatnya sebelum benar-benar hilang di balik pintu kafe.
Bukannya marah atau tersinggung, ulah Norah itu malah membuat sebuah kekehan kecil keluar dari mulut Skyla. Namun, kekehan gadis itu sontak terhenti ketika otaknya memberi signal bahwa masih ada satu lagi masalah saat ini, yaitu pria yang masih setia melingkarkan lengannya di pinggang Skyla.
"Bisa lepaskan tolong lepaskan tanganmu dari pinggangku, Mister ...?" cicit Skyla dengan ujung kalimat yang menggantung karena dirinya lupa dengan nama pria yang sempat diucapkan oleh Norah tadi.
"Ashton Hawks." Seakan mengerti dengan keterdiaman Skyla, Ashton pun menyebutkan nama lengkapnya kemudian menjauhkan lengannya dari pinggang gadis itu dan mundur dua langkah ke belakang.
"Anyway, terima kasih atas bantuanmu tadi, Mr. Hawks. It really means a lot for me,” gumam Skyla berterima kasih.
Ashton Hawks, ulang Skyla menyebut nama pria adonis itu di dalam hati.
Bahkan setelah Skyla sudah melontarkan kalimat-kalimat yang panjang dari mulutnya, Ashton belum sekali pun membalas ucapan gadis itu. Hal itu sukses membuat Skyla kesal, tetapi ketika mengingat Rolls Royce Phantom yang akan diberikan oleh Norah, maka kekesalan tadi pun sontak sirna dan terganti dengan rasa bahagia.
Oh, Rolls Royce Baby, come to Mama! sorak Skyla senang di dalam hati.
Skyla baru saja hendak berjalan untuk membayar bill makanan yang dipesan olehnya dan Norah tadi, tetapi lengan atas gadis itu sudah lebih dulu ditahan oleh tangan besar Ashton dan membuat gerakannya menjadi urung.
Skyla tersenak kecil ketika merasakan ada getaran aneh yang menjalar di bagian lengannya yang bersentuhan dengan telapak tangan Ashton. Rasanya seperti ada aliran listrik yang mengalir di sekujur tubuh Skyla dan membuatnya pening seketika.
Astaga, baru dipegang seperti ini aja udah membuatku merasa seperti disetrum oleh listrik ribuan volt. Bagaimana lagi kalau lebih ...? batin Skyla di dalam hati. Namun, gadis itu tersentak kecil ketika menyadari kalimat yang baru saja terlintas di dalam benaknya. Le—lebih? Apanya yang lebih, Skyla? lanjut gadis itu merutuk pada dirinya sendiri.
"Nggak ada yang gratis di dunia ini, Nona. There's no such thing as a free lunch, Baby Girl."
Lamunan Skyla buyar setelah otak gadis itu sudah mampu mencerna ucapan yang baru saja keluar dari mulut Ashton. Gadis itu hanya bisa melongo sembari menatap nggak percaya pada pria yang baru saja dikenalnya beberapa puluh menit yang lalu itu dan Skyla tahu kalau bencana akan segera menghampirinya cepat atau lambat.
Be prepared, Skyla, batin Skyla pada dirinya sendiri.