Apa salahku

1101 Kata
Seperti tersangka yang tidak bisa memberikan alibi yang masuk akal, seperti itulah keadaan Rosemary saat ini. Dia tidak bisa menghindari tatapan Danur dan Anggoro yang seperti ingin melemparnya jauh-jauh keluar dari dunia yang sama dengan mereka. “Dana?” kernyitan di dahi Lev begitu dalam hingga membentuk garis yang sangat jelas. “Maksudku, dari penjelasan yang diberikan oleh Pak Anggoro, Anda adalah sponsor utama film ini, jadi aku yakin kalau Anda akan menanggung semua pendanaan pada prosuksi film ini,” kata Rosemary berusaha menjelaskan. “Dasar oo’n. Kenapa aku sampe ngomong gituan. Gimana kalau Pak Anggoro memecatku. Aku ini bukan pemeran utama yang bisa langsung di depak. Bisa jadi aku disuruh bayar kembali uang yang udah aku terima,” omel Rosemary dalam hati. Mata tajam Lev memperhatikan Rosemary sebelum bicara, “Mungkin. Tetapi aku juga menginginkan kerja sama dari seluruh pendukung film ini.” Rosemary tidak tahu apa yang diinginkan oleh Lev sebenarnya dan mengapa pria itu langsung pergi setelah dia berbicara. Dengan wajah yang sangat jelas menyiratkan kebingungannya, Rosemary menatap Anggoro yang mengangguk padanya seolah menyuruh Rosemary bergegas menyusul Lev. ‘Untuk apa?’ Adalah pertanyaan yang belum sempat keluar dari bibir Rosemary saat dia melihat Lev berhenti melangkah seolah menunggu seseorang menemaninya. “Cepat kau temani Tuan Grigory. Buat dia senang dan betah di kota ini. Kau akan mendapatkan peran yang lebih baik dari film ini kalau bisa menyenangkan hatinya,” perintah Anggoro dengan setengah menarik lengan Rosemary. Bingung bukan hanya dialami oleh Rosemary tapi juga oleh Alfa yang sejak tadi berdiri di sampingnya. Rosemary dapat melihat kilatan dugaan bermain di mata Alfa membuat tubuhnya merinding. “Benarkah Alfa mengirim peringatan untukku, tapi untuk apa?” Rosemary tidak mendapatkan jawaban karena pertanyaan tersebut hanya untuk dia sendiri. Berjalan menghampiri Lev seperti dia memberi pertunjukan pada sebagian besar tamu yang sejak tadi memperhatikan pria yang paling menarik perhatian di pesta tersebut. Tubuhnya gemetar tetapi Rosemary meyakini diri kalau tidak akan terjadi apa-apa selama mereka berada di tempat pesta tersebut. “Aku minta maaf kalau sudah membuat Anda tersinggung. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana sebagian orang bermain karena aku bukan salah satu dari mereka,” kata Rosemary saat dia berdiri di samping Lev. Tubuh pria itu begitu tinggi dan kekar dan dia seperti seorang kurcaci yang berhadapan dengan seorang pangeran. Pangeran? Senyum di bibir Rosemary mengembang saat kata tersebut tercetus di benaknya. “Apakah aku akan menjadi pelayan-nya kalau aku tidak salah mengartikan perintah yang diberikan oleh Pak Anggoro?” Pertanyaan di dalam hati Rosemary kembali timbul dan tanpa dia sadari dia menoleh ke tempat Alfa berdiri. Melihat Alfa yang tetap mengawasinya seolah dia berjaga-jaga menghadapi kemungkinan yang akan terjadi. Namun, Rosemary bukanlah orang yang istimewa bagi Alfa. Dia menduga perhatian Alfa hanya sebuah peringatan sementara yang akan terjadi adalah tanggung jawab Rosemary sendiri apakah dia bisa mengatasinya atau tidak. “Aku tidak butuh wanita labil sepertimu. Sebentar tersenyum dan sebentar kemudian ketakutan. Apakah aku lelaki yang sangat menakutkan bagimu?” Pertanyaan Lev tidak langsung dijawab oleh Rosemary karena pikirannya masih mendua antara melakukan tugas yang diperintahkan oleh Anggoro atau mengikuti kata hatinya untuk segera pergi. “Maafkan aku. Terus terang aku memang takut padamu. Aku takut bila ucapanku kembali membuat kesalahan yang akan disesali oleh banyak orang,” kata Rosemary. “Kenapa? Kau takut Anggoro akan melemparmu keluar dari produksi film dan membayar ganti rugi?” tanya Lev tajam. Tanpa sadar Rosemary mengangguk hingga suara tawa Lev terdengar pelan. Apakah wanita muda yang berdiri di sampingnya begitu polos hingga tidak menyadari apa yang sudah dijanjikan oleh Anggoro padanya? Sebelumnya Lev tidak berpikir akan menerima tawaran Anggoro tetapi begitu dia melihat Rosemary yang memilih berlindung darinya dengan berdiri di belakang Alfa menggugah penasarannya. Dia ingin tahu apa rasanya bercienta dengan seorang wanita yang terlihat begitu lugu dan malu-malu. Apakah gadis itu begitu lugu atau hanya berpura-pura saja? Lev harus bisa memastikannya tapi tidak sekarang karena malam ini akan menjadi luar biasa kalau dia nekad membawa gadis itu pergi bersamanya. “Pergilah dan katakan pada Anggoro kalau aku menerima tawarannya,” kata Lev kembali melanjutkan Lev pergi meninggalkan pesta Anggoro dan Rosemary menjadi satu-satunya tersangka yang harus mendapatkan hukuman. Setelah Lev tidak terlihat lagi, Rosemary bermaksud berbalik untuk menyampaikan pesan dari pria itu pada Anggoro, tetapi Anggoro ternyata sudah berdiri di belakangnya dengan wajah yang membuat Rosemary mundur beberapa langkah tanpa dia sadari. “Aku tidak tahu bahwa mulutmu sangat beracun. Pertama kau sudah membuat Tuan Grigory tersinggung dengan mengungkit masalah pendanaan dan sekarang kau sudah membuatnya pergi. Katakan padaku apakah kau adalah bencana bagi produksi filmku?” Rosemary yang sebelumnya terkejut karena Anggoro yang berdiri di belakangnya tanpa dia sadari semakin gugup dengan kalimat yang keluar dari mulutnya. Dia tidak percaya seorang Anggoro bisa mengucapkan kalimat yang sangat menyakitkan. “Kenapa harus menjadi bencana? Saya tidak mengerti mengapa kata tersebut harus keluar dari mulut bapak. Saya bukan siapa-siapa yang bisa membuat bapak rugi. Bahkan bayaran yang saya terima tidak sebanding dengan peran yang sudah saya lakukan sejak dimulainya film ini,” kata Rosemary berani. Dia terlalu marah hingga tidak menyadari arti ucapannya dan siapa dirinya. Siapa yang akan peduli dengan peran seorang figuran atau cameo? Tidak ada orang yang akan memperhatikan apakah dia ada di film tersebut atau tidak, tapi Rosemary bukanlah wanita pajangan biasa yang tidak punya otak. Dia adalah wanita yang sudah terbiasa menghadapi sikap kakak dan ibu tirinya yang selalu menekannya sehingga dia sudah terbiasa bertindak berani. Berani membela harga dirinya. “Kau benar bahwa kau bukan siapa-siapa dan tentu saja tidak menjadi penting kalau di media social akan ada berita cameo pembawa sial. Jangan khawatir nama-mu pasti langsung terkenal dan kau akan mendapatkan fans yang cukup banyak untuk membelamu.” Setiap kalimat yang keluar dari mulut Anggoro menandakan kalau penilaian Rosemary terhadap pria itu tidak salah. Sebelumnya dia sudah menolak tawarannya untuk ikut di dalam mobilnya dan kini, apakah Anggoro bermaksud membalas perbuatannya? “Tuan Lev mengatakan kalau dia menerima tawaran Bapak,” beritahu Rosemary. Kesalahan yang kesekian kali sepertinya sudah dilakukan oleh Rosemary dengan mengatakan pesan dari Lev pada Anggoro. Anggoro tiba-tiba berubah 360 derajat setelah Rosemary menyampaikan pesannya tersebut hingga kembali tubuh Rosemary bergidik ngeri. “Bagus. Aku sangat gembira dan akan menarik ucapanku tentang dirimu sebagai wanita pembawa bencana. Silahkan nikmati pesta ini, ingatlah bahwa besok kau harus kerja keras agar film ini tetap berjalan dan mencapai kejayaan,” kata Anggoro tertawa. “Mengapa aku merasa diriku yang akan dikorbankan untuk film ini. Apakah begitu sulit menjadi pemain peran yang tidak mendapat dukungan?” Pertanyaan di dalam benak Rosemary tetap ada tetapi dia berusaha untuk memendamnya dan menunggu sampai ayahnya datang untuk menjemputnya pulang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN