"Keluarga? menurutku definisi dari keluarga adalah tempat di mana kita bisa berbagi cerita dengan nyaman, dan tempat mendapatkan kasih sayang."
-Airin Fernandan
Setelah menempuh perjalanan udara berjam-jam, seorang gadis cantik dengan pipi agak chubby dan wajah cantik kini sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Gaya busananya yang tampak trendy membuatnya mencolok di antara penumpang lainnya yang baru datang.
Gadis itu seperti sedang mencari seseorang yang akan menjemputnya, saat melihat tiga orang yang sedang berjalan-jalan sembari sesekali melihat penumpang yang baru saja kembali, sontak dia berlari ke arah mereka.
"ABANGGGG, MOMMYYY, DADDYYYY," teriak gadis bersurai hitam itu dengan sangat kencang. Ketiga anggota keluarganya pun segera menghampiri Airin.
"Haiii Princess, Abang. Abang kangen kamu, deh," ucap seorang pria dengan wajah cool, sembari memeluk Airin. Wajah tampan yang dimilikinya sedari tadi membuat para kaum hawa di bandara itu diam-diam mencuri pandang ke arahnya.
"Airin juga kangenn kangen kangen sama Abang," ujar Airin sambil membalas pelukan sang kakak.
"Mommy gak dikangenin nih, Dek?" tanya sang Bunda dengan wajah dan nada pura-pura sedih.
"Airin jugaaa kangen kangen Mommy dan Daddy," ucap Airin sambil beralih memeluk Mommy dan Daddynya.
"Mommy sama Daddy lebih kangen kamu, Princess. Gak ada kamu rumah jadi sepi tau," ucap Kenzie yang merupakan Daddy Airin sambil mencubit pipi putri bungsunya.
"Ihh Daddy sakit tau!" ucap Airin sambil cemberut dan menggembungkan pipinya. Hal itu justru membuatnya terlihat sangat imut dan menggemaskan.
"Biarin, lucu kalau Princess Daddy yang satu ini lagi ngambek," ledek Kenzie.
"Udah udahh. Kamu jangan gangguin anaknya mulu. Kita pulang yuk Airin juga pasti capek kan," ucap Sandra yang merupkan Mommy Airin sambil menengahi pertengkaran anak dan bapak itu.
"Yaudah ayoo," ucap Kenzie, sambil menggandeng tangan Sandra dan berjalan duluan meuju mobil.
Kini tinggal lah Airin dan Petra yang masih belum juga bergerak dari tempatnya, dan tiba-tiba terlintas sebuah ide jahil di otak Airin.
"Bang, Airin kan capek nih abis perjalanan jauh," ucap Airin basa-basi.
"Ya terus?" tanya Petra yang masih tak mengerti dengan arah pembicaraan Airin.
"Gendonggg dong," pinta Airin sambil memasang muka memelas dan mata berbinar penuh harap.
"Gak, gak, gak. Lu berat, Dek," tolak Petra.
Mendengar penolakan Petra, Airin pun memulai aktingnya untuk bepura-pura ingin menangis.
"Huh yaudah sini, jangan nangis tapi nanti gue dikroyok orang," ucap Petra sembari berjongkok di hadapan Airin.
Airin pun dengan senang hati naik ke punggung Petra dan menggalungkan tangannya di leher Petra agar tidak terjatuh.
Tanpa Petra sadari, Airin sudah tertidur lelap di gendongan Petra. mungkin karena lelah dengan perjalanannya. Sesampainya di mobil, Petra ingin menurunkan Airin tetapi merasakan Airin tidak merespon ia pun meminta bantuan sang Daddy.
"Daddy, bantuin turunin Airin. Kayaknya dia tidur deh," ucap Petra.
Kenzie yang mendengar penuturan sang anak pun keluar dari mobil dan menggendong Airin yang tertidur lelap di punggung Petra.
"Buset tuh bocah, baru digendong bentar ae udah tidur," decak Petra sambil menggelengkan kepalanya.
"Adek kamu kayaknya kecapekan banget itu, biarin aja tidur. kamu masuk mobil gih,"ucap Sandra kepada anak lelakinya itu.
Petra yang mendengar penuturan sang ibu pun masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Airin yang tertidur.
"Bobo yang nyenyak, Princess," ucap Petra lalu mencium dahi Airin dengan lembut.
Kenzie dan Sandra yang melihat interaksi kedua anaknya tersebut pun tersenyum bangga karena mempunyai anak seperti mereka yang saling menyayangi satu sama lain.
***
Hari pun sudah malam, dan saat ini saatnya makan malam. Airin pun terbangun dari tidurnya dan menyadari kalau dia sudah berada dikamarnya.
"Lah? perasaan gue tadi digendong Bang Petra deh, kok gue di kamar? Au ah mungkin Abang yang gendong ke kamar," ucap Airin pada dirinya sendiri.
Airin yang bingung pun tak ingin mengambil pusing dan memilih untuk bergegas mandi lalu turun makan malam. Setelah mandi Airin pun memakai baju santainya, dan turun ke ruang makan. Di sana sudah berkumpul Sandra, Kenzie dan Petra.
"Halooo Abangg," sapa Airin sambil tersenyum gembira.
"Halo juga. Princess kebo," ledek Petra sambil tertawa.
"Ihhhh Abanggg, nyebelin!!" ucap Airin sambil cemberut dan duduk di samping Petra.
"Nyebelin gini tapi sayang kan sama Abang?" goda Petra sambil menaik turunkan Alisnya.
"Gakkk!" pekik Airin sambil menjulurkan lidahnya ke Petra.
"Udah udah, makan dulu nanti baru lanjut debatnya," ucap Sandra menengahi pertengkaran anak-anaknya.
"Okeee, Mommy," ucap Airin dan Petra serempak.
Mereka pun memulai makan dengan diam, karena Kenzie selalu mengajari anaknya untuk tidak berbicara saat makan.
Seusai makan malam di ruang makan tadi, kini mereka berkumpul diruang keluarga untuk bercerita-cerita atau sekedar menonton televisi.
"Airin, Daddy mau minta tolong sesuatu sama kamu boleh?" tanya Kenzie dengan nada yang sedikit serius.
Airin yang awalnya menonton pun mengalihkan pandangannya ke arah Daddy-nya.
"Minta tolong apa, Dad? kalau Airin bisa pasti Airin bakal lakuin kok," ucap Airin.
"Kayaknya di kampus yang Daddy bangun, ada salah satu karyawan yang korupsi, kamu masuk ke kampus sebagai mahasiswa baru dan selidiki kasusnya, ya," ucap Kenzie serius.
"Kok bukan Petra aja, Dad? kan Petra kuliah di sana," tanya Petra heran dengan keputusan Daddynya.
"Kamu masih harus fokus dengan S2 kamu, sedangkan Airin kan udah lulus jadi gak bakal terganggu," jelas Kenzie.
Mendengar penuturan sang Daddy, Petra pun menganggukkan kepalanya mengerti dengan keputusan Kenzie.
"Jadi gimana, Rin?" tanya Kenzie kepada Airin.
"Yaudah, Airin mau. Tapi Airin masuk ke sana sebagai nerd ya, Dad. terus masuk jalur beasiswa," ucap Airin.
"Kok gitu? gue gak mau nanti lo dibully, Rin!" ucap Petra menentang keputusan Airin.
"Gak bakal Bang, percaya sama Airin. Boleh kan Daddy?" ucap Airin meyakinkan Petra.
"Yaudah kalau itu keputusan kamu Daddy gak bisa larang tapi hati-hati ya sayang," putus Kenzie sambil tersenyum kepada Anaknya.
Mereka pun kembali mengobrol ringan dan sesekali tertawa melihat adegan lucu yang ditampilkan di televisi.
***