"Dia begitu sempurna di mataku. Dia mempunyai sisi lembut dan juga sisi romantis bersamaan dibalik sikapnya yang cuek."
-Airin Fernandan
"Good morning, semua," sapa Airin yang turun dari tangga dan menghampiri Mommy, Daddy dan Kakaknya yang paling dia sayang.
"Morning too, Little girls," ucap Petra sambil mencium pipi Airin dengan lembut.
Airin pun membalas mencium pipi Petra, dan dilanjuti mencium pipi kedua orang tuanya. Lalu Airin duduk di kursi makan sebelah Petra.
"Airin, bagaimana perkembangan misi kamu?" tanya Kenzie sembari menampilkan senyum lembutnya.
"Airin, sudah dapat beberapa bukti, Dad." ucap Airin sambil memberikan sebuah CD berisi bukti rekaman yang ia kumpulkan.
"Oke. Jadi rencananya kapan kamu mau membongkar kasus ini?" tanya Kenzie lagi.
"Saat acara ulang tahun kampus, Dad." Airin mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai coklat kesukaannya.
Setelah acara sarapan dan bercakap-cakap tadi, Airin pun pergi ke kampus menggunakan mobil kesayangannya.
***
Sesampainya di kampus, Airin memarkirkan mobilnya di parkiran khusus agar penyamarannya tidak terbongkar.
Saat memasuki Lobi Airin melihat sahabat-sahabatnya sudah menunggunya dengan wajah hmmm--sedikit kesal.
"Hai, guys," sapa Airin kepada teman-temannya.
"Airinnnn!! Lo tuh dari mana aja sih lama banget gue pegal nih berdiri di sini trus dari tadi," oceh Natasha kesal sambil berbicara dengan kecepatan seperti orang yang ngerap.
Airin berjalan tak menghiraukan ocehan Natasha yang membuatnya pusing dan terus berjalan meninggalkannya.
"AIRINNNNN!! WOY GUE BELUM SELESAI BICARA AIRINNNNNNN!!”
Airin yang mendengar itu tetap tak menghiraukan teriakan Natasha. Ia terus melanjutkan langkahnya. Tiba-tiba, seseorang menubruk tubuh Airin, dan membuatnya terjatuh.
"BRUKKK!"
"AWW SAKITTTTT."
"SHITTTT!!"
"AW, LU KALAU JALAN HATI-HATI DONG KEPALA GUE JADI SAKIT NIH."
Airin tak sengaja menabrak seseorang dan itu membuat mereka berdua terjatuh bersamaan mencium lantai yang dingin.
"Sorry, sorry. Gue gak sengaja," permintaan maaf Airin sambil memegang jidatnya yang terkena benturan dengan lantai.
"Gak ada maaf. Gue bakal ngehukum lo," ucap orang yang ditabrak Airin dengan nada yang sangat dingin.
Airin mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa lawan bicaranya. Ternyata dia adalah....
ARSI FERNAN WIJAYA.
"Hm, sorry, Kak Arsi," ucap Airin.
"Lo harus dapat hukuman. Selesai kuliah lo tunggu gue di parkiran," titah Arsi dengan singkat.
Seusai mengatakan itu Arsi pun berlalu pergi ke kelasnya karena ia melihat dosen yang mempunyai jadwal di kelasnya sudah masuk.
***
Setelah selesai pembelajaran yang dibawakan dosennya hari ini, Airin pun buru-buru untuk keluar dari kelas buat berusaha menghindar dari Arsi.
TAPI....
Belum juga dia keluar dari kelas Arsi sudah berdiri di depan kelasnya dengan gaya cool-nya sehingga banyak mahasiswi yang lewat atau sengaja lewat untuk mendapatkan perhatiannya.
"Haii, K-akk?" sapa Airin dengan gugup.
Tanpa basa-basi Arsi langsung menarik Airin untuk ke parkiran mobilnya. Ia tak menghiraukan apakah tangan Airin akan sakit atau tidak.
"Eh, Kak. Pelan-pelan," ucap Airin sambil meringis karena Arsi terlalu kuat menarik tangannya.
"Ck, lelet lo," bentak Arsi dengan nada yang sedikit kasar.
Sesampainya di parkiran, Arsi terhenti sebentar dan menyuruh Airin untuk jangan masuk mobil terlebih dahulu. Arsi membukakan pintu mobil bagian depan untuk Airin dan menundukkan badannya.
"Masuk gih." Arsi memamerkan senyumannya yang terlihat sangat manis.
Airin hanya terdiam mematung mendengar perkataan itu keluar dari mulut Arsi. Ia juga terpesona dengan senyuman pria itu.
"Hey, masuk atau gue tinggal," ucap Arsi dengan nada yang dingin kembali.
Airin pun bergegas masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh Arsi yang juga masuk dan duduk di jok kemudi.
"Ck, nih orang kayak bunglon. Berubah-ubah nada bicaranya," batin Airin.
Di dalam mobil suasananya sangat canggung, dan Airin sangat tidak menyukai suasana yang seperti ini.
"Em, Kak. Kakak mau ajak aku ke mana?" tanya Airin dengan sedikit gugup.
"Diem aja, gue juga gak bakal macam-macamin lo kok. Gue gak nafsu sama badan tepos lo," ucap Arsi sambil tetap fokus menyetir mobil.
“Kalau lo tau asli gue gimana, bakal ngaceng juga lo,” batin Airin sebal.
Mobil Arsi pun berhenti di sebuah cafe yang sangat ramai pengunjung. Arsi pun turun dan diikuti oleh Airin yang berjalan di belakangnya.
"Lo bukan pembantu gue. Jalan samping gue sini," ucap Arsi sembari menarik tangan Airin untuk berjalan di sampingnya.
Airin yang ditarik hanya pasrah mengikuti Arsi yang masuk ke dalam cafe tersebut. Mereka pun duduk di tempat yang sangat indah dan romantis, yaitu tepat di depan Menara Effiel buatan cafe ini.
"Permisi, Mas, Mbak. Mau pesan apa?" tanya Pelayan yang menghampiri mereka berdua.
“Hm, gue pesan pancake strowberry dan milkshake coklat," ucap Arsi sambil melirik Airin yang duduk di depannya
"Lo mau apa?" sambung Arsi.
"Samain aja, Kak. Tapi Milkshake coklatnya diganti sama milkshake strowberry ya," ucap Airin.
"Saya ulangi pesanannya, ya. Milkshake coklat satu, Milkshake strowberry satu, pancake strowberry 2," ucap pelayan itu sambil tersenyum ramah.
"Iya, Mbak," jawab Arsi dan Airin bersamaan.
"Oke, Mbak, Mas. Tunggu ya lima belas menit pesanannya," ucap pelayan tersebut dan langsung meninggalkan mereka berdua.
Seusai kepergian pelayan itu, kini mereka dilanda suasana yang canggung. Arsi perlahan menyentuh wajah Airin, dan Airin hanya bisa menahan napas saja karena grogi.
Tanpa sadar, tangan Arsi melepas kacamata bulat di wajah Airin.
"Nah kalau gini kan cantik," ucap Arsi sambil tersenyum simpul.
"Em. Makasih, Kak," ucap Airin. "Tapi kalau kacamatanya di lepas aku gak bisa melihat."
Tak lama kemudian makanan pun datang dan mereka makan dengan diam dan tak banyak bicara lagi.
***