31. Gelap Mata

1572 Kata

Amran dan Samsiah kembali ke rumah mereka dengan berjalan kaki. Uang yang baru saja mereka pinjam dari lintah darat, habis semua dirampas begal. Langkah mereka terseok, kekalutan dan kebingungan melanda mereka berdua. Sepanjang jalan, Samsiah hanya terus menangis. Daster yang dipakainya sudah basah pada bagian bawah dan berbau pesing. Rasa ketakutan membuatnya mengompol. Sepanjang jalan yang dilewati, mereka berdua menjadi pusat perhatian warga yang melintas. Peluh sudah membasahi seluruh tubuh, baju yang mereka pakai terlihat lepek karena basah oleh keringat. Ela turun dari ojek yang dia tumpangi, tepat di saat Amran dan Samsiah sampai di depan rumah induk. Mereka duduk mengelosor di lantai teras rumah, dan Ela terlihat bingung melihat keadaan kedua saudaranya. "Kang Amran, Samsiah,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN