PART 12 Mamah tergeletak pingsan di lantai. Penyakit jantung yang dideritanya, sepertinya kumat. Aku segera menelepon Toni yang menunggu di bawah untuk segera naik ke tempatku berada, guna membantu untuk meng-evakuasi Mamah. Kedua orang " penghianat" itu terlihat sibuk mencari-cari bajunya yang berserakan di lantai, dan terlihat terburu-buru saat memakainya. Si wanita, Maharani, yang terlihat dan berkelakuan seperti wanita lugu, baik, perduli, hanya menangis ketakutan. Sementara si pria yang setiap bertemu kupanggil Papah, sok-sokan terlihat panik. Aku benci dengan kedua manusia b***t tersebut. Sang pria selesai memakai baju secara asal lantas berniat ingin membantu, kucegah langkahnya. "Jangan coba-coba kau berani sentuh mamahku!" sentakku geram, sembari menunjuk ke wajah Papah. Pria