Bab 9

851 Kata
Beberapa hari setelah dia mengirimkan berkasnya, telepon berdering. Saat Ari melihat nama penelepon, dari AmericanMate. "Halo?" Ari menjawab, mengangkatnya pada dering pertama. Rasanya seperti kupu-kupu menari dalam perutnya. Ini adalah panggilan yang ia nanti-nantikan. "Ya. Apakah ini Nona Ari Douglas?" terdengar suara wanita di ujung seberang. Ari menjaga suaranya tetap tenang. "Betul, ini Ari," ia menjawab, hatinya berdebar. "Halo. Nama saya Alba dan saya menelepon dari AmericanMate," wanita itu berkata. "Kami telah menerima berkas Anda dan pemilik akan berbicara dengan Anda secara langsung terkait dengan kesesuaian Anda. Anda punya waktu sebentar?" "Ya, tentu." Semua skenario berlarian di kepalanya, dari dicocokkan dengan seorang miliarder hingga ditolak ... dan semua yang ada di antaranya. "Tolong tunggu sebentar." Suara musik mendadak mulai mengalun di telinganya. Ari tidak keberatan. Dia mensyukuri momen tunggu tersebut. Ia beberapa kali menarik napas dalam dan menenangkan selagi menunggu. Vickie melihatnya dari belakang meja tempat dia sedang mengerjakan PR-nya dan menaikkan alisnya. Ari mengangguk mantap, memberitahu sahabatnya telepon itu dari AmericanMate tanpa suara. "Apakah kau bisa mengalihkannya ke Skype," Vickie berbisik, "Atau paling tidak nyalakan speaker-nya." Awalnya Ari tak mau melakukannya, kemudian dia sadar akan sangat bagus baginya jika ada orang lain yang mengawasi panggilan itu. Ia terlalu gugup dan bersemangat hingga takut mungkin akan melewatkan sesuatu. "Kalau aku melakukannya, kau harus berjanji tak akan bilang apa-apa." Vickie mengangguk, sementara mulutnya menganga tak percaya, seakan berkata, Bukannya aku selalu begitu? "Selamat siang," kata suara riang seorang pria di telepon . "Saya Hugh Franklin, pemilik AmericanMate. Apa kabar Anda hari ini?" "Baik, terima kasih," Ari menjawab. "Apakah Anda keberatan jika saya nyalakan speaker-nya?" "Tidak, tidak sama sekali," ucapnya. Ari segera memencet tombol hingga Vickie bisa mendengarnya juga. "Nona Douglas, saya ingin berterima kasih atas lamaran Anda di agensi kami dan secara pribadi saya ucapkan selamat datang di AmericanMate." "Terima kasih." Ari terkejut karena sang pemilik sendiri yang meneleponnya dan bertanya-tanya apakah ini memang prosedur standar. "Saya juga ingin memberitahu Anda bahwa saya tidak menampilkan Anda di situs, tapi menemukan pasangan yang sesuai untuk Anda, yang bersikeras untuk menjaga kerahasiaannya," lanjut pria itu. "Tentu saja, Anda akan disumpah untuk kerahasiaan mutlak." Ari memandang Vickie, yang sama bingungnya. "Ya, tentu saja." "Bagus," Tuan Franklin melanjutkan. "Selanjutnya, saya ingin Anda tahu bahwa kami baru saja menerima penawaran tertinggi yang pernah kami terima, tapi beliau ingin melakukan panggilan Skype dengan Anda sebelum transaksinya lengkap." "Ya, tentu saja," Ari setuju. "Boleh saya bertanya, berapa banyak tawarannya?" "Tiga juta dolar ... dan beliau akan membayar biaya perjalanan Anda, dan tentu saja termasuk biaya-biaya lain yang mungkin Anda keluarkan." Ari hampir saja menjatuhkan teleponnya. Di seberang ruangan, Vickie menari-nari bahagia dalam diam. Ari mengabaikannya. "Apakah Anda senggang besok ... katakanlah ... sekitar pukul dua belas siang?" tanya Tuan Franklin. "Dengan adanya perbedaan zona waktu, akan menjadi pukul lima sore di tempat beliau." "Ya. Baik." Itu akan memberinya waktu untuk bersiap-siap. "Boleh saya bertanya di mana beliau tinggal?" "Saya tak bisa memberi Anda terlalu banyak detail, namun beliau dari Estrea, suatu kedaulatan di wilayah Eropa," Tuan Franklin menjawab. "Beliau yang akan menceritakan detailnya, tapi jika Anda berdua setuju, Anda akan diminta untuk terbang ke Estrea untuk tinggal di sana. Apakah itu bisa diterima?" Ari menghela napas. Ia benci akan pikiran harus meninggalkan ibu dan adiknya, tapi ia akan bersedia melakukan apa saja jika itu berarti kesempatan untuk menyelamatkan adiknya. "Ya, tentu saja." "Bagus!" "Siapa namanya?" Ada sebuah jeda, dan akhirnya Tuan Franklin berkata, "Tentu saja, Anda sudah menandatangani perintah tutup mulut, jadi Anda disumpah untuk menjaga kerahasiaan mutlak." "Ya, tentu saja." Ari memandang Vickie. "Teman saya, Vickie, masih mendengarkan. Apakah tidak apa-apa?" Ada sedikit jeda sampai akhirnya ia menjawab. "Lebih baik secara rahasia. Silakan matikan speaker-nya." "Baik, Tuan." Ia melakukan apa yang diminta dan Vickie hanya bisa pasrah menjatuhkan diri secara dramatis ke ranjangnya, penasaran setengah mati siapa orang itu. "Oke. Saya siap." Jantung Ari berdegup penuh antisipasi. "Namanya Pangeran Grayson Pierce dari Estrea. Beliau adalah putra mahkota." Ari hampir jatuh ke ranjang. "Jadi, jika kami menikah, itu akan menjadikan saya seorang putri?" Bola mata Vickie seakan meloncat dari kepalanya. Ia seakan bisa mendengar senyum dalam suara Tuan Franklin. "Ya, benar. Dan jika semuanya berjalan dengan lancar, akan jadi calon ratu, saat waktunya tiba. Namun, itu lebih baik dibicarakan pada diskusi selanjutnya." "Oh begitu ...." "Jadi, apakah Anda setuju?" Tuan Franklin menunggu penuh harap. Ari menghela napas. Akan banyak yang harus dikorbankan, tetapi banyak juga yang akan dia dapatkan. Dan adiknya layak mendapatkan kesempatan sekecil apa pun ... sepenuhnya. "Ya, tentu saja." "Bagus!" Tuan Franklin terdengar sangat gembira seakan baru memenangkan lotre. "Saya akan menugaskan Alba mengirimkan tautan Skype sebentar lagi." Vickie kembali meloncat-loncat di ranjangnya. Ari memutar matanya. "Saya menunggu kesempatan itu." Setelah dia mematikan telepon, dia menatap Vickie. "Menurutmu aku melakukan hal yang benar?" Vickie menjatuhkan diri ke ranjang, menatapnya dengan mata lebar, mengingatkan Ari pada anak kecil. "Siapa dia?" tanyanya dengan suara pelan. Ari menghela napas. "Aku bersumpah jika kau memberi tahu orang-orang, aku tak akan pernah bicara padamu lagi." Vickie menyilangkan tangan di dadanya. "Pangeran Estrea ... di mana pun itu." Vickie berpikir sejenak lalu mengedikkan bahu. "Yah? Kau bisa saja dapat yang lebih buruk."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN