Begitu mereka sampai di toko alat lukis, Jovanka langsung ngibrit ke rak kain kanvas. Tidak tanggung-tanggung, dia mengambil yang ukuran dua setengah kali satu meter. “Bukannya spanduk kita dua kali satu meter?” tanya Aziel keheranan. “Itu karena anggaran dari bendahara yang ngasih duitnya cukup buat segitu doang. Ini kan uang Kepsek. Mumpung dibayarin kan. Mwahahaha.” Jovanka mengambil gulungan kain lalu memasukannya ke keranjang. Tidak cukup. Ya iyalah. “Pegangin. Jangan jatuh, jangan kotor. Atau lo yang bayarin.” Aziel hanya bisa melongo melihat Jovanka yang lalu melenggang pergi setelah menjejalkan gulungan seberat hampir satu kilogram itu kepadanya. “Berat,” keluh cowok itu. “Jangan manja. Letoy bener jadi cowok.” “Sialan.” Aziel bersungut-sungut sambil mengekor di belakang
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari