Episode 17 : Firasat

1967 Kata

“Kesempatan itu ibarat nyawa tambahan. Namun semuanya akan berakhir, ketika kita gagal memanfaatkannya.” Episode 17 : Firasat **** Sekitar pukul lima pagi, Melia tengah menjalani rias, ketika Zean tiba-tiba pamit setelah keluar dari kamar mandi. Tampak sekitar wajah juga rambut pria itu yang masih cukup basah, selain kumis dan berewok tipis yang tak lagi menghiasi. Mengenakan hem putih dan celana pensil warna biru tua, penampilan Zean terlihat kasual. Kontras dari akhir-akhir ini yang menjadi berantakan dan membuatnya terlihat lebih tua dari usianya. “Zean, mau ke mana?” tanya Melia.  Melia menatap Zean melalui cermin rias berukuran besar yang ada di hadapannya. Zean yang nyaris meraih kop pintu dan terbilang buru-buru, langsung berhenti sebelum akhirnya balik badan. Ia menatap dala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN