Kekecewaan tercetak jelas di manik mata indah Jennifer. Ia menunduk mengambil sepatu hak tingginya yang patah. Kemudian, ia menatap sinis ke arah dokter itu dan berbalik pergi. Dengan langkah yang tertatih-tatih Jennifer terisak sambil merutuki dirinya sendiri. "Lagian gue kenapa, sih, pake tiba-tiba suka sama dia," desis Jennifer sambil menghapus air matanya dengan kasar. Hati seseorang siapa yang bisa menebak. Bahkan Jennifer sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia langsung jatuh hati pada dokter itu dipertemuan pertama mereka. Dan sekarang, tidak ada yang bisa disalahkan atas apa yang terjadi pada dirinya atas sikap kasar yang ditunjukkan oleh dokter itu. "Lo juga kenapa jantung? Jangan b**o-b**o amat apa kalo mau jedag-jedug. Liat-liat dulu orangnya baik apa ngga. Belom apa-apa udah bi