Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Glek ... Sesuatu melewati kerongkongan Raina tanpa bisa ia cegah. "Kau!" Raina hanya bisa menatap Satya tajam sementara pria itu menyeringai penuh kemenangan. "Masih tersisa satu, bukankah sayang jika tidak digunakan?" ucap Satya enteng. Diusapnya saliva di sudut bibirnya dan kian menipiskan jarak antara mereka. "Bagaimana kau bisa tahu?!" Raina mencoba memuntahkan sesuatu yang sayangnya telah ia telan dan sekarang telah menuju lambung kemudian efeknya akan menyebar ke seluruh tubuh. Keringat dingin mulai mengucur di melewati pelipis Raina. "Sial sial sial!" geramnya dalam hati. Bagaimana bisa pria di hadapannya ini tahu? "Kau benar-benar wanita bodoh, dan aku adalah pria beruntung atas kebodohanmu." Dengan sekali gerak Satya mengangkat tubuh Raina ala bridal style dan membawanya masuk